Zevariel | 29

162 22 2
                                    

Menarik napasnya sejenak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menarik napasnya sejenak. Langsung saja cowok dengan hoodie hitam, celana jeans abu-abu, serta sepatu vansnya itu pun mengetuk pintu dengan cat putih di hadapannya.

"Assalamualaikum," ucapnya seraya sesekali mengetuk pintu.

Masih belum mendapat sahutan dari sang pemilik rumah, Ariel menggigit bibir bawahnya ragu. Dia berniat untuk meminta maaf pada pacarnya karena kejadian di sekolah, sampai Zeva pun mencuekinya hingga bel pulang dan menolak ajakannya untuk pulang bersama. Itu tidak bisa membuat Ariel merasa tenang sama sekali.

Melirik arlojinya yang menunjukkan angka 7, ia yakin Zeva sedang berada di rumah, tidak bekerja. Ariel sudah menanyakan sendiri pada mamanya dan ternyata hari ini bukan jadwal Zeva bekerja.

Tok.. Tok.. Tok..

Ceklek.

Akhirnya pintu pun terbuka. Menampilkan Zeva dengan balutan dasternya, berhasil membuat Ariel terdiam.

"Lo mau ngapain ke sini?" tanyanya dengan nada jutek.

"Masyaa Allah. Cewek gue kalo lagi dasteran gini damage nya bukan maen." Ariel menggelengkan kepalanya takjub. Dia sampai kehabisan kata. Bahkan saking takjubnya, ia tidak mengedipkan matanya sejenak.

Zeva mengerutkan keningnya heran. "Damage kata lo? Lo mau bilang gue kaya babu kan? Bilang aja sih, ga usah sok muji gitu."

Ariel mengerjapkan matanya dua kali. "Serius deh. Kapan sih gue boong?"

Cewek dihadapannya lantas tertawa. "Lo nggak inget? Kemaren lo jelas boong ke gue. Bilangnya mau sibuk nugas, eh ternyata ketemu Naura. Mana kayak mau tunangan aja pakeannya."

Ariel menggelengkan kepalanya cepat. Ia tidak berniat memberi tahu perihal perjodohan itu pada Zeva. Ia jelas akan memperjuangkan hubungannya dengan Zeva bagaimana pun juga. Mengenai perjodohan itu, biarlah ia akan berusaha mencari jalan keluar.

"Itu bukan apa-apa, Ze. Cuma pertemuan keluarga aja. Gue sebenernya males buat ke sana, tapi gue gak bisa nolak perintah bokap gue," katanya.

"Zeva, siapa yang datang?" Ayah Zeva pun datang menghampiri mereka.

Zeva mendelik pada Ariel. "Gorila nyasar, Yah."

Lantas Ariel mengusap dadanya sambil tersenyum ke depan cewek di hadapannya. "Untung gue sabar. Dikatain gorila nyasar sama cewek sendiri pun senyumin aja."

Ariel pun menyalimi tangan Serga yang ternyata sedang ada di rumah. "Selamat malam, om. Maaf malam-malam mengganggu hehe."

Melirik pada kantong kresek yang dijinjing oleh cowok jangkung itu, ayah Zeva sudah menebak itu isinya apa. "Kamu bawa martabak ya?"

"Eh, iya nih om. Saya sengaja beli buat nyogok calon ayah mertua." Ariel berkata sejujur-jujurnya seraya memberikan martabak yang ia bawa.

"Gak usah diterima, Yah. Lagian Zeva udah gak ada urusan apa-apa lagi sama dia." Ariel sontak membulatkan matanya terkejut.

ZEVARIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang