Zeva sempat terkejut saat mengetahui bahwa ternyata Ariel lah putra sulung dari pemilik yayasan Adhitama. Yang berarti dia kakak dari Arsen? Lantas Kila? Bukankah dia juga adiknya Ariel? Banyak pertanyaan menghantui Zeva.
Angin malam menerpa wajah Ariel dan Zeva. Kini keduanya sedang dalam perjalanan ke sebuah kafe dengan motor maticnya Ariel.
Tadinya Ariel berniat mengantarkan Zeva pulang, tapi ternyata cewek itu menolak dan malah minta diantarkan ke sebuah kafe saja.
Ariel membatin, Aneh banget. Kenapa tiba-tiba minta anter ke kafe? Dia bukan tipe orang yang suka nongkrong di kafe.
Melirik kaca spion, lantas Zeva menepuk pundak Ariel yang terlihat tidak fokus. "Woy! Ngelamunin apaan sih? Fokus napa. Kalo sampe kecelakaan kan ribet. Amit-amit."
"Abisnya gue heran aja gitu, lo ngapain sih minta dianter ke kafe? Mana gue juga jarang nongkrong di situ."
"Ada aja deh, lo liat aja nanti." Zeva tersenyum. "Eh, tapi lo sama Kila beneran adik kakak 'kan? Kok gue gak pernah liat Kila sama Arsen saling sapa gitu? Padahal gedung SMP juga sebelahan sama gedung SMA."
"Lo masih belum ngerti juga. Padahal dari tadi udah gue jelasin."
Zeva mengerucutkan bibirnya. "Gue perlu penjelasan yang detail, sedetail-detailnya. Jangan bikin gue bingung makanya."
"Ya udah nanti aja gue jelasin lagi."
Tak lama setelah itu, Ariel malah mengegas motornya menjadi lebih kencang. Hal itu membuat Zeva terlonjak kaget, dan sontak memeluk Ariel dengan erat.
"KEBIASAAN! JANGAN BIKIN ANAK ORANG JANTUNGAN YA!" serunya yang hanya mendapat balasan kehkehan kecil.
"Lagian lo berani-beraninya nggak pegangan. Giliran digas dikit aja langsung meluk," sindir Ariel, membuat Zeva sontak melepaskan pelukannya.
Namun, Ariel menarik tangan Zeva kembali. "Gak apa-apa. Gue ada di sini buat lo peluk kok."
Zeva mencubit pinggang Ariel kemudian. "Modusnya udah mendarah daging!"
»»««
Sesampainya di kafe yang Zeva maksud, gadis itu pun turun dari motor Ariel. Tak lupa untuk melepas helmnya.
"Awas aja kalo susah dibuka lagi!" Zeva mendelik pada Ariel.
"Santuy, udah gue benerin helmnya." Dan benar saja, kini helm itu terlepas tanpa ada hambatan seperti kemarin-kemarin.
Ariel mengagkat sebelah alisnya. "Gue ikut ke dalem jangan nih? Atau langsung balik lagi aja?"
"Lo belum nganterin gue pulang ke rumah ya. Lo harus tunggu gue sebentar." Zeva menarik lengan Ariel agar ikut masuk ke dalam kafe yang terlihat ramai pengunjung itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEVARIEL
Teen Fiction"Mampus, putus. Makanya kalo pacaran tuh jangan bucin!" ledek Ariel. "Oke, mulai hari ini lo jadi pacar gue." -Zeva "Hah? Ngaco lo!" "Pacar boongan, woy! Jangan kegeeran." Ini adalah kisah tentang sang Scorpio dan Virgo yang sifat dan kehidupann...