Zevariel | 17

182 32 14
                                    

Double update ni gaes!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Double update ni gaes!

Ayokk budayakan tinggalkan jejak~

"Gue ada kabar baik. Bu Livia gak bisa hadir. Katanya sih baca-baca aja buku paket halaman seratus tiga puluh." Ariel sebagai ketua kelas memberikan pengumuman membahagiakan. Seisi kelas langsung bersorak ria. Tiada hal yang membahagiakan selain mendapat jamkos. Tak jauh beda seperti menang give away sih. Apalagi jika tidak diberi tugas seperti ini.

"Yash, gue jadi punya banyak waktu sama my baby Naufal." Natasya berteriak girang. Dia semakin gencar mendekati Naufal. Meski sebenarnya Naufal sangat-sangat risih dengan kehadiran cewek itu. Seperti sebuah bencana memang dia bisa disukai cewek bising semacam Natasya.

Bara mengacungkan kedua jempolnya pada Ariel. "Nah ini baru ketua kelas gue."

"Biasa aja. Lo belum denger aja kabar buruknya," ujarnya seraya berjalan menuju kursinya.

"Kapan buruknya apaan? Jangan ngadi-ngadi lo?"

"Nanti juga lo tau sendiri."

Bara hanya mengangkat kedua bahunya dan ikut bersorak bersama teman-teman yang lain. Gabut sekali rasanya jika sudah jomblo. Tidak ada yang menemaninya di saat seperti jamkos sekarang ini.

Ngomong-ngomong setelah kejadian di kantin tempo hari, Bara dan Salsa kandas. Bara tidak suka dengan keposesifan Salsa yang tidak mendasar. Bisa-bisanya cewek itu menyangkutpautkan hubungan mereka dengan Zeva dan Ariel. Tapi sekarang sepertinya Bara belum menemukan cewek penggantinya Salsa. 

Ariel kemudian menghampiri Zeva dan Olif yang asyik bercengkrama. Setelah kembalinya Olif, Zeva jadi tidak sebangku dengannya lagi. Cewek itu pindah duduk menjadi bersama Olif.

Cowok itu tiba-tiba melempar dasinya pada Zeva begitu saja, membuat gadis itu mengerutkan keningnya heran. "Apaan? Gue gak betah pake dasi." Bukannya apa-apa, Zeva tidak nyaman saat memakai dasi. Paling kalau ada razia dadakan pun ia akan meminjam dasi pada yang punya jadwal olahraga.

"Pake aja," ujarnya santai sembari melangkah pergi ke tempat asal.

"Apaan ni, Lif?" Zeva berbisik pada Olif.

Olif mengangkat kedua bahunya tak tahu. "Ya udah pake aja, Ze. Dia itu pacar boongan lo, tapi kok perhatian banget sih. Jadi iri gue."

"Shutt. Jangan kenceng-kenceng. Bentar lagi juga bakal abis kontraknya, gak usah dibahas. Nanti ada yang denger kan barabe." Olif hanya menyengir seraya mengangkat kedua jarinya membentuk huruf V. Hanya Olif, Bara, dan Naufal sih sepertinya yang mengetahui hubungan Zeva dan Ariel yang sebenarnya.

Diam-diam Zeva melirik pada Citra yang duduk tak jauh darinya. Gadis itu seperti tidak bersemangat, dan hanya menelungkupkan kepala di atas meja. Ingin sekali Zeva menghampirinya, namun pasti akan terasa canggung. Kini mereka tidak sedekat dulu. Dan Zeva tidak bisa menyangkal dengan fakta bahwa bagaimana Citra menusuknya dari belakang, masih begitu membekas di hatinya.

ZEVARIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang