"Mampus, putus. Makanya kalo pacaran tuh jangan bucin!" ledek Ariel.
"Oke, mulai hari ini lo jadi pacar gue." -Zeva
"Hah? Ngaco lo!"
"Pacar boongan, woy! Jangan kegeeran."
Ini adalah kisah tentang sang Scorpio dan Virgo yang sifat dan kehidupann...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Deg. Gadis itu mematung dengan detak jantung yang dua kali lebih cepat dari sebelumnya. Maksudnya apa? Kalah? Jadi, selama ini...
"Maksud lo?"
Kedua bahu cowok itu terangkat. Dan berkata, "Gue kalah, Ze. Lo tau maksud gue apa, jangan pura-pura gak tau."
Zeva menelan ludahnya yang terasa kelu. "Gue---" Belum saja selesai berbicara, Ariel malah membekap mulutnya tiba-tiba.
"Mulai hari ini lo jadi cewek gue. Cewek be-ne-ran gue." Ariel menekankan kata terakhirnya. "Gak terima penolakan. Karena ya gue tau lo bakal nolak, ya udah gue sumpel dulu mulut lo yang pedes itu," lanjutnya dengan nada santai sekaligis dengan nada memaksa, yang tentunya membuat Zeva terkejut bukan main. Apa-apaan ini?
Langsung saja gadis itu melepas tangan Ariel dari mulutnya. "Hah? Gila ya lo." Memang Zeva juga mengaku kalah. Kalah dalam artian, bahwa dia juga mencintai Ariel. Tapi belum saja dia mengungkapkannya, sudah diserobot duluan oleh sang Scorpio, dengan nada memaksa pula.
"Iya. Gue udah gila, karena bisa-bisanya kalah dari cewek yang nyebelin kayak lo." Ariel memangku kedua tangannya di depan dada.
Hal itu membuat Zeva semakin membulatkan matanya. Gak ngerti sumpah gue sama ni cowok. Nggak ada romantis-romantisnya sama sekali anjir. Emang kayaknya dia nyebelin dari orok deh.
"Lo lebih nyebelin, Pio! Udahlah nyebelin, ngeselin pula. Pantesan jomblo dari zaman embrio." Zeva mendelik sembari bergidik.
"Kan sekarang udah gak jomblo lagi." Ariel mengedipkan sebelah matanya sok menggoda. Tapi malah bikin Zeva ingin muntah saja rasanya.
Mengangkat tangan kanannya, Zeva lantas membolak-balikan salah satu anggota tumuhnya itu di hadapan Ariel. "Tangan gue gatel banget nih tumben. Udah lama nggak nampar orang soalnya."
Ariel hanya mengangkat sebelah alisnya menantang, dua orang ini sepertinya memang suka keributan. Kalau kata Olif sih 'Ariel Zeva gak ribut, gak asik'.
"Tunggu dulu, gue lupa bilang ini. Lo gak berhak mutusin gue sepihak sebelum gue iyain. Kalo gue belum iyain, lo masih tetep cewek gue."
Zeva menghela napasnya. Apa lagi ini?? Tidak habis pikir dia dengan jalan pikiran si Pio.
"PADAHAL GUE SENDIRI BELUM IYAIN AJAKAN LO, BEGO. BERARTI LO JUGA MINTA GUE JADI CEWEK LO ITU SEPIHAK!!"
Ariel sampai menutup matanya mendengar teriakan Zeva yang begitu menggelegar, tepat di hadapannya.
"Lo bisa gak, gak usah ngegas? Bukan apa-apa sih, itu gue jadi kecipratan ujan. Padahal di apartemen gue gak pernah bocor."
"Gak terima penolakan dalam bentuk apa pun. Atau lo harus jadi babu gue. Iya, gue maksa." Ariel mengambil susu kotak dari dalam laci, kemudian meminumnya santai.