Zevariel | 21

184 22 2
                                    

Vote duluu dong sebelum baca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote duluu dong sebelum baca.
HAPPY READING!

Mendengar itu, lantas Ariel melepas tangannya. Padahal Ariel sendiri berniat ingin mengungkapkan perasaan yang sebenarnya pada Zeva meski masih ragu. Namun, sepertinya dia harus mengubur dalam-dalam perasaan itu mulai detik ini.

Dilihatnya Zeva dan Arsen yang semakin menjauh dari pandangannya.

Gue tau lo punya alasan, Riel. Dan gue juga punya alasan lain kenapa gue pengen akhirin ini semua sekarang.

Lebih baik gue simpen perasaan ini sendiri aja. Dan gue gak mau selama seminggu terakhir ini, gue malah makin jatuh cinta sama lo, Riel. Gue gak pantas deket sama lo.

»»««

Setelah kejadian di kafe beberapa hari yang lalu, kini Zeva terlihat semakin dekat dengan Arsen. Dan hubungannya dengan Ariel? Kini mereka malah seperti orang asing bila bertemu. Bahkan mungkin tidak ada perdebatan kecil lagi.

Tak sedikit ada yang merasa heran, ada apa dengan mereka berdua? Dan teman sekelasnya merasa suasana di kelas pun menjadi sepi bila tak ada perdebatan antara sang ketua dan bendahara kelas tersebut.

Seminggu telah berlalu. Tepat pada hari ini seharusnya hubungan kepura-puraan Ariel dan Zeva berakhir. Namun, nyatanya itu sudah berakhir sebelum waktunya.

Dari sudut kantin, tak bisa dipungkiri bahwa tatapan Ariel terus tertuju pada Zeva yang sedang bersama Olif. Yang tak lama kemudian, geng Arsen datang menghampiri Zeva. Tentunya disambut dengan ramah.

"Kenapa gak ngomong dari dulu sih kalo lo suka sama si Zeva? Keburu diembat kan tuh sama adek lo," celetuk Naufal dengan fokus tak teralihkan dari ponsel.

Ariel mendelik. "Kenapa juga lo bahas itu?"

"Ya gue barusan ngeliat si Arsen nyamperin si Zeva." Naufal hanya mengangkat sebelah alisnya.

Lantas Ariel menarik paksa ponsel milik Naufal. Membuat cowok itu merasa kesal. "Lo kalo lagi maen game fokus banget dah. Sampe mata batin lo juga jalan. Heran gue," gerutu Ariel.

"Ribet amat lo, Riel. Ya udah lo perhatiin aja gebetan lo yang suka nagih uang kas itu, sampe bosen telinga gue dengernya. Ngapain pake ngambil HP gue segala?" Naufal menghela napasnya kasar. Siapa yang tidak kesal coba, orang lagi push rank juga, eh malah diganggu. Bisa-bisa ranknya nanti akan turun. Jelas Naufal tidak bisa menerima hal itu.

Ariel mendengus sebal. Kemudian cowok itu memicingkan matanya. "Gue curiga nih lo ada apa-apanya sama si Olif 'kan? Diem-diem lo kayaknya perhatiin dia terus."

Naufal yang mendengar itu lantas melotot tajam pada Ariel. Yang kemudian mengambil ponselnya dengan cepat. "Ganggu aja lo."

"Baperan," ejek Ariel.

ZEVARIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang