Chapter 16.

94 41 2
                                    

-HAPPY READING-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-HAPPY READING-

-•••-

Sudah larut malam.

Tapi Raja masih terjaga sampai sekarang, bahkan pakaian rapih yang dua jam yang lalu ia kenakan masih terpasang di badannya. Tidak memikirkan besoknya senin, Raja tetap akan membuka matanya sampai kantuk menyerbu dirinya. Padahal Raja sudah diposisi nyaman saat ini, walaupun memakai pakaian yang lumayan ribet, tapi bagi Raja ini nyaman. Walaupun sudah berbaring, semuanya tetap sama seperti sebelum-sebelumnya.

Raja bukan tipe cowok yang kecanduan bermain game, begadang pun jarang. Entah kenapa, tiba-tiba malam ingin selalu bersama Raja, tidak membiarkan Raja memejamkan matanya barang semenitpun, Raja akan tetap membuka matanya.

Raja masih menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong. Mungkin memikirkan Allea adalah salah satu alasan kenapa Raja belum tidur sampai sekarang.

"Lo boong sama gue?" Percakapan Raja dan Allea di tengah-tengah pesta ulang tahun tadi dimulai oleh sang cowok setelah menenangkan si cewek yang sedang menangis.

Allea menengok menatap Raja yang bersender di tembok, "Boongin tentang apa?"

"Kenapa lo gak bilang kalo ternyata lo anak dari Angga Garleta?"

Allea terkekeh sebentar, kemudian wajahnya berubah seperti orang yang sedang mengingat sesuatu. "Harusnya kamu udah tau sejak pertama aku masuk ke kelas. Tapi inget ga? Apa yang jadi penghalang aku ngenalin diri secara lengkap?"

Raja menyerngitkan dahinya, "Hai, gue Allea lisse-..."

"SAHABAT GUE ITU!!" Teriak Alana sangat keras dan terdengar membanggakan, membuat Bu guru kesal.

"Alana! Diam kamu, ada yang mau memperkenalkan diri, ayo Allea lanjutkan, kamu pindahan darimana?"

"Pindahan dari Be-...."

"CANTIK KAN YA? DIA ITU KEL-...."

"ALANA!" bentak guru kepada Alana karena sedari tadi Alana terus memotong ucapan Allea sehingga perkenalannya membuang waktu belajar. Alana hanya mencibir kesal kepada guru yang di depan.

"Yasudah cukup perkenalananya, Allea kamu silahkan pilih, mau duduk dimana? Mau duduk sendiri di sebelah jendela, atau duduk bersama Alana di barisan tengah?"

Iya benar, Raja baru ingat. Bukan kesalahan Allea kalau asal usulnya tidak jelas dari awal, karena faktanya ini murni kesalahan Alana. Menyebalkan memang Alana itu.

Raja tersadar dari lamunanya, beralih menatap Allea yang saat ini sedang menatapnya dengan tatapan menunggu, "Apa?" Tanya Raja.

"Ya, apa?" Raja hanya menggeleng.

Tentang yang Melepas, Dilepas, dan Ikhlas. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang