Chapter 12.

116 55 5
                                    

Bimbang bolehTapi tumbang, janganGundah bolehTapi pindah, jangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bimbang boleh
Tapi tumbang, jangan
Gundah boleh
Tapi pindah, jangan

Saat cintamu belum disadari
Kamu hanya perlu berjuang
Saat perjuanganmu belum dilirik
Kamu hanya perlu keyakinan.

Yakin kalau, jalan lurus sedang menunggumu
Untuk dilalui, bersama dia suatu saat nanti.
Yakin kalau, dia bukan 'tidak' cinta
Tapi 'belum' cinta.
Mungkin kamu akan dicinta nanti?

Lebih yakinkan, ketika kamu memutar lalu mendengarkan lagu, scroll ke mulmed. Siapa tau? Kalau itu adalah isi hati dia, yang kamu cintai.

♪Kucinta nanti: oleh Ashira Zamita♪

-HAPPY READING-

-•••-

Hening menyelimuti kedua orang yang sedang duduk di halte. Sama-sama tidak melamun, hanya saja tidak tahu apa yang akan dilontarkan untuk memecah suasana. Yang satu ingin pulang, yang satu entah melakukan apa. Allea dan Raja masih di halte dekat lampu merah tempat kejadian dimana mobil Raja tidak sengaja menabrak bagian belakang sepeda milik Allea.

Raja beralih menatap Allea yang duduk sambil menatapi kakinya yang lurus sampai sepatunya, sudah bosan kali. Kini, Raja jadi menyesal kenapa harus mengajak Allea menepi ke halte untuk mengecek keadaannya. Kalau berakhir dengan kebosanan seperti ini, Raja tidak akan bersikap baik hanya untuk mengecek keadaan Allea setelah ditabrak dari belakang, walau faktanya memang Raja khawatir.

Sudah cukup berdiam-diamnya, waktu terus berlalu dan hari semakin sore, bisa-bisa malah sampai malam mereka disini. Baiklah, Raja akan membuka percakapan dimulai dari-- "Lo beneran gapapa?" Tanyanya untuk yang ke empat kali.

Allea menyelipkan rambutnya ke telinga kiri untuk leluasa menengok ke arah Raja, sambil tersenyum ia berkata "Iya, gapapa kok. Malahan harusnya pertanyaan itu bukan buat aku, tapi sepeda aku."

Raja menyengir merasa bersalah, diliriknya si sepeda yang terlihat baik-baik saja sih, hanya lecet saja sedikit. Mobil Raja pun tidak mengalami kerusakan sedikitpun, jadi harusnya memang tidak ada yang diperpanjang. "Ma--"

"Tapi sepedaku gapapa sih. Jadi, gak usah minta maaf lagi ya, mau nambah list minta maaf sampe berapa? Kalo tadi kamu lanjut ngomong, itu udah yang keenam loh." Kata Allea diiringi tawa pelannya, begitu juga dengan Raja.

"Besok-besok kalo naik mobil yang fokus ya, untung sepeda aku yang kena, kalau sepeda orang lain gimana? Sepeda aku mah sabar dan pemaaf."

Raja tertawa lagi, tak disangka-sangka. Mood Allea yang ia kira sedang jelek karena tadi pagi yang perihal Allea menjawab "Tanyanya apa, jawabnnya apa." Raja tidak menyukai jawaban seperti itu ketika mengajak Allea berbicara tentang topik yang asik, tapi Raja kira Allea sedang tidak mood, jadi lebih baik ia pergi saja. Tapi kini, Raja tahu dan merasakan apa yang selama ini teman-temannya rasakan juga tentang mood cewek yang suka berubah-ubah. Buktinya Raja kini tertawa bersama Allea.

Tentang yang Melepas, Dilepas, dan Ikhlas. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang