Chapter 33.

46 19 2
                                    

Melepas itu harus ikhlasLalu, kalau yang dilepas?Paksakan ikhlas!Daripada harus berteriak kerasBerkata sarkas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melepas itu harus ikhlas
Lalu, kalau yang dilepas?
Paksakan ikhlas!
Daripada harus berteriak keras
Berkata sarkas

-HAPPY READING-

-•••-

Kooridor sekolah yang sepi melancarkan jalan Allea menuju salah satu kelas tujuannya. Allea masih terheran-heran, sekolah tempatnya menuntut ilmu kali ini seperti tidak disiplin. Contohnya seperti saat ini, sudah jam setengah tujuh lebih tapi sekolah belum banyak diisi.

Allea dengan hoodie hitam bertuliskan 'Ratunya Raja' di bagian dada, kedua tangannya dimasukan ke dalam saku hoodie, dan kepalanya tertutup tudung hoodie tersebut. Niat Allea ingin menuju kelas Putri, mengembalikan totebag milik gadis itu. Kenapa tidak kepada Raja saja? bukan apa-apa, hanya saja Allea ingin berbicara sedikit dengan Putri.

Senyuman Allea tak pernah luntur, menyapa para siswa siswi yang berlalu lalang, tentunya balik menyapa dirinya juga. Tak banyak juga ada yang berbisik-bisik entah membicarakan hal apa, yang pasti Allea tau itu menyangkut dirinya. Tentu saja itu membuat senyuman Allea sedikit memudar karena sedih, tapi kembali merekah ketika ada yang menyapanya lagi.

Tak mau pedulikan itu, Allea terus berjalan tanpa sadar kalau tali sepatunya lepas yang membuat dirinya hampir saja tersungkur ke depan kalau tidak ada tangan yang menghadangnya. Semua orang tercengang melihat siapa yang sedang menyentuh Allea saat ini, pasalnya mereka tau kalo seseorang itu tidak disukai Raja. Lalu bagaimana kalau Raja sampai melihat ini?

Allea menetralkan nafasnya sebentar, lalu ia kembali berdiri tegak bersamaan dengan tangan orang itu yang tidak lagi di bahu Allea. Ketika Allea mendongak ke depan, ia melihat Kenzo sedang tersenyum ke arahnya. "Kalo jalan ati-ati, ya." Ucapnya sambil menunjuk tali sepatu Allea.

Tapi Allea hanya diam menatap manik mata Kenzo, tanpa mempedulikan tali sepatunya.

Melihat Allea tak bergeming dengan ekspresi wajah yang tak bisa ditebak, senyuman Kenzo perlahan tergantikan dengan senyuman getir. Mengingat fakta bahwa ia pernah membuat cewek selugu Allea menangis, itu membuatnya merasa bersalah.

Kenzo berjongkok ketika Allea masih diam tanpa mau mengikat tali sepatunya, ia berniat untuk mengikatkannya. Tapi Allea menjauhkan kakinya dari jangkuan Kenzo. Membuat tangan Kenzo yang hendak menyentuh sepatu Allea itu berhenti di udara begitu saja.

"Gak perlu." Ucap Allea lirih.

Kenzo hanya manggut-manggut disana, kemudian ia kembali berdiri sambil memasang senyuman yang terlihat sangat dipaksakan. Kenzo tau, Allea masih marah kepadanya. Tapi yang Kenzo tidak tau, kenapa Allea begitu marah dan kepadanya hanya tentang foto itu? Bukankah itu bagus bagi Allea, karena akan mendapatkan jawaban yang selama ini ia cari-cari.

Tentang yang Melepas, Dilepas, dan Ikhlas. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang