Chapter 14.

95 48 14
                                    

-HAPPY READING-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-HAPPY READING-

-•••-

Raja dibangunkan oleh alam di waktu yang tidak biasa Raja dapatkan ketika bangun pagi di hari minggu. Masih terlalu pagi untuk bangun, pikirnya di pukul setengah enam pagi. Sudah Raja coba untuk kembali tidur, tapi tetap saja... mungkin memang Raja harus melakukan aktivitas lain di pagi-pagi seperti ini. Jadi apa? Tentu saja olahraga.

Minggu ini Raja lebih memilih jogging sebagai olahraganya. Dan tujuannya, rumah Bu Fitri dan Pak Abhu yang ia kira adalah rumah Allea. Rumah mereka sebenarnya tidak terlalu jauh jaraknya, ya lumayan lah untuk jogging, yang nantinya Raja akan mendapat dua manfaat sekaligus. Apa? Sehat karena jogging, bertemu Allea pua. Tapi, "Sepi banget." Gumam Raja dengan mata yang masih lurus mengamati rumah sederhana di hadapannya saat ini. Ia langkahkan kakinya melewati pagar kayu yang terbuka untuk menuju teras rumah Bu Fitri. Sesampainya disana, Raja kembali memastikan di lingkungan sekitarnya, benar-benar terlihat sepi, kemudian ia ketuk pintunya sebanyak tiga kali sambil berucap, "Assalamualaikum, permisi..." Hanya sunyi dan sepi. Tidak ada jawaban dari dalam.

Sampai di percobaan ketukan dan panggilan ketiga, Raja menghembuskan nafasnya pasrah. Pasalnya, di setiap panggilannya Raja menunggu empat menit untuk mendapatkan jawaban dari dalam, tapi tetap saja tidak ada jawaban yang ia dapat sampai dua belas menit terakhir. Baiklah, Raja yakin pasti memang benar sedang tidak ada orang di rumah ini. Untuk kesekian kalinya, Raja menghela nafas...

"Tapi, kenapa juga gue kesini ya? Tapi, gue juga pengen ketemu Allea. Tapi, kalo udah ketemu ngapain juga? Tapi, pengen liat muka dia, pengen denger suara dia, pengen liat tingkah polosnya, tingkah lugunya... Tapi--" Cepat-cepat Raja menggelengkan kepalanya sebelum pikirannya meluas ke dimensi halunya.

"Alana. Dia mungkin tau dimana Allea sekarang." Gumamnya kemudian langsung merogoh benda pipih di sakunya, dan langsung menghubungi Alana.

Ia hentakkan kakinya berkali-kali di lantai teras rumah Bu Fitri sambil menunggu deringan di Handphonennya berubah menjadi suara seorang cewek. Dan, sampai akhirnya... "APAAN?!" Hampir saja gendang telinga Raja pecah kalau dirinya tidak cepat-cepat menjauhkan telinganya dari Handphone.

Ingin marah, tapi yasudahlah.
Alana memang begitu, dan Raja tidak ingin begitu juga. Jadi Raja akan begini, ia pencet tombol lospeaker, baru menjawab "Allea dimana?" Tanyanya to the point.

Alana di sebrang sana...
Diliriknya si topik nyata percakapannya dengan Raja yang saat ini sedang duduk di sofa sebelahnya, "DI RUMAH LAH. MASA DI HONGKONG."

"Santai aja ngomongnya bisa ga?"

"GA! NAPA? GA TRIMA LO?! PROTES SAMA NYOKAP BOKAP GUE SANAH!"

Tentang yang Melepas, Dilepas, dan Ikhlas. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang