Chapter 4.

182 77 7
                                    

-HAPPY READING-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-HAPPY READING-

-•••-

"Dah lah, mending lo balik aja deh gue mau tidur, capek ngehadepin lo seharian ini." Yang diajak bicara menengok dengan wajah garang nya.

"Kok lo gitu sama gue Ja?"

"Bebas lah, ini rumah siapa?"

"Lo."

"Yaudah, gue ngusir lo sekarang, pulang sanah!"

"Abang gue belum balik, masa iya di rumah sendirian."

"Lo cowok apa cewek sih? Seorang GENTA PANDU ATMAJA takut di rumah sendirian?"

Yang dikatai penakut tidak terima, "heh Raja anggara widhibrata, gue tuh bukannya takut tapi males aja kalo di rumah sendirian, ga ada kerjaan."

"Ya ngapain kek, gitu amat hidup lo."

"Ya makanya, gue harus ngapain? Cuma lo sahabat yang ngertiin gue." Genta memeluk Raja erat, membuat sang empu bergidik geli.

"Anjing lepas!"

"Sembarangan kalo ngomong, gini-gini gue lebih cakep daripada lo kali, jangan panggil gue anjing!" Kata Genta melepaskan pelukannya.

"Lo alay! Balik lah, gue mau istirahat goblok!"

"Istirahat apaan coba? Dari tadi juga kerjaan lo cuma nongkrong bareng gue, kerja kelompok aja lo serahin ke gue semua sampe laptop gue rusak tadi gara-gara cewek gak BECUS tadi."

Raja terdiam sebentar, mengingat kejadian satu jam lalu yang terjadi kepada dirinya dan Genta. Dimana Raja bertemu Allea yang disini posisi nya Raja masih tidak mengetahui siapa sebenarnya nama Allea. Yang Raja pikirkan saat ini adalah...

"Dia... Matanya cewek tadi, persis sama mata yang gue liat tadi pagi. Cantik. Tapi sayang, gue gatau dia siapa, yang gue denger cuma tadi, Alana panggil cewek tadi pake LEA, tapi siapa dia? Kenapa pertama kali gue liat matanya, sama kayak pemilik mata yang tadi pagi, sayang cuma keliatan sampe bawah mata aja." Batin Raja terus bertanya-tanya siapa cewek yang tadi di cafe ia temui, dan apa benar dialah cewek yang berhasil membuat Raja jatuh ke dalam pesonanya hanya lewat mata?. Entahlah... Raja pun masih bingung.

"Yee ni anak malah bengong, cuy! Ngapain bengong heh!" Genta mengguncang tubuh Raja, membuat lamunan Raja buyar.

"Apa sih?!"

"Gapapa."

"Ta, pulang!"

"Gak!"

"Pulang!"

"Gak!"

"Anjing lo! Pulang kaga?! Mau gue panggilin satpam?!"

"Ja, kok lo tega banget sih, beneran gue gak ada temen di rumah."

Tentang yang Melepas, Dilepas, dan Ikhlas. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang