Chapter 5.

150 75 9
                                    

-HAPPY READING-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-HAPPY READING-

-•••-

Dua jam Allea mengikuti pelajaran pertama di hari pertama ia memasuki sekolah baru nya, dan ia lewati semuanya dengan lancar tanpa hambatan, karena materi di Indonesia tidak sesulit seperti ekspetasi nya, semuanya sudah pernah ia pelajari di Belanda, bahkan semuanya sangat mudah untuk dikerjakan oleh Allea dengan cepat. Hari pertama mendapat pujian pertama pula dari Bu Novi tadi. Allea senang dengan usaha nya sendiri.

Dan kini waktu nya istirahat pertama, tapi Allea harus apa? Dan kemana? Allea bahkan tidak mengenal sekolah ini, keseluruhan sekolah ini, jalan menuju kelas nya pun ia lupa tadi. Lalu dimana kantin nya? Dimana Alana saat ini? Tadi Pak cholis membawa Alana dan Genta kemana? Ya ampun Allea bingung, dirinya saat ini sedang duduk di kursi kelas nya, dengan seseorang di depannya yang tak lain adalah cowok tadi pagi, tapi ralat, berdua tapi serasa sendiri, bahkan sang cowok hanya diam tak berkutik di tempat nya, pikir Allea sih sang cowok terlalu sibuk dengan earphone nya.

Allea hanya menghembuskan nafasnya gusar, ia menyerah kalau harus minta tolong kepada seseorang, mungkin memang ia harus sendiri mencari dimana letak kantin di sekolah baru nya, tapi apa Allea yakin? SMA gold pancasila bahkan terlalu besar untuk diarungi sendirian. Yasudahlah mau bagaimana lagi?. Kemudian Allea berdiri dari tempat nya, namun pergerakannya terhenti ketika tiba-tiba Genta memasuki kelas dengan terburu-buru.

"RAJA!!!"

Mata Allea langsung terpaku pada cowok yang duduk di bangku depannya, walaupun membelakangi, tapi tak apa, yang membuat Allea bungkam adalah nama Raja yang terlontarkan, jadi dia Raja? Allea tertegun, cowok tadi pagi? Dia Raja? Sebentar... wajahnya, seperti yang dikatakan Alana kemarin, jadi Raja kali ini adalah Raja kemarin sore di cafe? Jadi cowok tadi pagi adalah Raja kemarin sore dan Raja kali ini? Ah dunia memang sempit ya, kenapa Allea baru ngeh sekarang ya. Allea salah menyebutnya cowok tadi pagi, karena yang lebih tepat adalah cowok kemarin, kenapa Allea tidak mengingat wajah nya? Ah payah.

Raja berdiri dari tempat nya sambil mencopot earphone dari telinga nya, "Apa?"

Suaranya, berat dan tegas.

"PUTRI!" Genta belum melanjutkan ucapannya, dirinya masih mengatur nafas setelag berlari dari lapangan ke kelas 11 IPA 1.

Mendengar nama adik tersayang nya, Raja langsung khawatir apa yang sedang terjadi, "Kenapa? Putri kenapa?"

"ADEK LO!.... I-ITU! ANU... LIZA! BUR-...." Belum sempat Genta menyelesaikan ucapannya, Raja sudah berlari mendahului Genta. Mau tak mau Genta mengejar langkah Raja.

"Udah Raja, Putri pula." Gumam Allea kemudian ia ikut berlari menuju kemana Raja dan Genta pergi, daripada tidak sama sekali? Masa iya di kelas mulu, diam saja gitu?.

Sesampainya di lapangan...

Karena tepat berlari di belakang Raja dan Genta, Allea jadi tahu dimana letak lapangan yang dimaksud Genta tadi. Ramai sekali... Allea sedikit ragu untuk mengikuti langkah Raja dan Genta kali ini, karena memang benar-benar ramai lapangannya, membentuk lingkaran membuat Allea sulit melihat apa yang terjadi di dalam lingkaran tersebut.

Tentang yang Melepas, Dilepas, dan Ikhlas. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang