Chapter 11.

98 54 5
                                    

-HAPPY READING-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-HAPPY READING-

-•••-

"Alana!" Raja menghentikkan mobilnya dan menurunkam kaca mobil ketika melihat Alana yang dikira menunggu bus di halte. Yang pertama Raja dapatkan dari panggilan yang dilontarkannya adalah wajah judes Alana yang sukes membuat Raja menghembuskan nafasnya malas.

"Apa?" Tanya Alana berdiri dari tempat duduk halte.

"Allea mana?"

"Napa lo nanyain sahabat gue?"

"Gue nanya napa lo balik nanya?"

"Gue nanya, tinggal jawab aja. Apa susahnya sih?"

"Ya gue juga nanya, tinggal jawab aja apa susahnya sih? Lagian gue duluan yang tanya."

Alana berdecak kesal. "Udah pulang."

"Rumahnya dimana?"

"Mau apa lo? Jangan macem-macem ya." Alana langsung berdiri dari tempatnya, sedikit maju menghampiri Raja dengan jari telunjuk yang lurus siap mencolok mata Raja.

"Paan sih lo. Santai aja kali, gue cuma nanya alamat rumah doang."

"Gue gak percaya sama lo. Secara, lo kan bergaulnya sama tikus got."

"Yee sembarangan kalo ngomong. Siapa tuh tikus got?"

"GENTA LAH! SIAPA LAGI YANG PALING SETIA SAMA LO SELAIN TUH TIKUS GOT!"

Raja menghembuskan nafasnya pasrah, berdebat dengan Alana tidak akan mendapat apapun. Waktunya akan terbuang sia-sia, dirinya terlalu ingin mengetahui dimana alamat rumah Allea, entah untuk apa. "Jadi, lo gak mau ngasih tau gue dimana rumah Allea?"

Alana memutar bola matanya malas, tepat saat itu juga mobil jemputannya datang, keberuntungan Alana kalau gitu. Lebih baik menghindar dari pertanyaan-pertantaan tidak jelas dari Raja, daripada harus menjawab, yang nantinya malah Raja akan membawa dampak buruk bagi Allea. Alana tahu, Raja memang bukan orang yang menyebalkan, hanya sahabatnya saja yang menyebalkan. Tapi, Alana tetap tidak akan membiarkan Allea dekat dengan Raja entah itu untuk status teman, sahabat, atau lebih, kalau Raja belum meluruskan masalahnya dengan Liza.

"Bodoamat! Gue mau pulang." Setelah berucap seperti itu, Alana langsung berlari memasuki mobilnya, meninggalkan Raja yang masih ditemani rasa penasaran.

Hanya decakan yang mampu Raja keluarkan saat ini. "Terus gue harus gimana?" Tanyanya bermonolog.

Lima detik ia bengong di dalam mobil, seseorang yang tidak diundang datang langsung masuk mobil dan menduduki bangku penumpang di sebelah Raja. Siapa lagi yang bisa lancang kepada Raja, selain Liza. Lamunan Raja langsung buyar dan menatap datar seseorang di sebelahnya, "Lo gak punya sopan santun ya? Gak pernah diajarin sama orang tua lo?"

Tentang yang Melepas, Dilepas, dan Ikhlas. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang