Chapter 28.

55 22 6
                                    

Lawakan, oh lawakan, datanglah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lawakan, oh lawakan, datanglah.
cerita ini terlalu garing...
kalau gini terus, ingin rasanya unpublish.
but, sayang juga karna udah sampe sejauh ini.

-HAPPY READING-

-•••-

Bulan sama malunya dengan Allea. Tidak mau menampakkan diri untuk bersanding dengan bintang. Terlihat jelas, jumlah bintang sama sedikitnya dengan kebahagiaan yang ia dapat. Karena sedih, bulan tidak lagi disisinya. Allea menghembuskan nafasnya panjang... murung karena Bulan malu bersanding, dan bintang yang bersembunyi, sedih.

Lalu, angin malam berhembus...
Menggiring surai hitam milik Allea kesana kemari mengikuti udara dingin. Allea melipat kedua tangannya didepan dada, menyembunyikan kedinginan yang menerpa tangan halus miliknya. Lalu hembusan nafas ia arahkan ke poni di dahinya, menandakan Allea sedang dilanda bosan.

Tatapan Allea tak lagi kosong, ketika ia menatap ke arah pintu rumah Raja, terlihat Raja sedang bersender di pintu sambil memegang kotak makanan berisi puding. Allea jadi teringat kejadian saat makan malam tadi, sungguh memalukan untuk seseorang yang baru pertama kali dinner bersama keluarga pacarnya.

Walau begitu, Allea tetap tersenyum tanpa menampakkan wajah gugupnya. Ia mengayunkan tangannya di udara, "Sinih ikut duduk." Ajak Allea yang langsung dituruti oleh Raja.

Raja duduk di kursi sebelah Allea, sambil meletakkan puding di meja yang ditengah-tengah antara dirinya dan Allea. "Kok sama kamu? 'Kan buat yang lain juga." Ucap Allea sambil menunjuk kotak makanan berwarna ungu, mengingat kotak tersebut adalah yang dibawanya tadi menggunakan kantong plastik.

Sebelum menjawab pertanyaan Allea, Raja membuka kotak makanan tersebut, "Buat aku aja deh" Ia menusuk pudingnya menggunakan garpu lalu ia berikan kepada Allea.

Allea sudah membuka mulutnya, hendak melahap puding yang disondorkan oleh Raja, tapi tiba-tiba tangan Raja menjauh dari jangkauan mulut Allea. Melihat itu, Allea kembali menutup mulutnya dengan wajah bertanya-tanya.

"Bukan buat kamu." Kata Raja.

Dahi Allea mengkerut, "Lah terus?"

"Ga peka banget sih. Aku minta disuapin, Lea." Bibir Allea membentuk huruf O begitu saja, sambil cengengesan ia mengambil garpunya dari tangan Raja. Lalu dengan senyuman lebarnya, Allea menyondorkan pudingnya secara perlahan.

"Awas pesawat tempur warna pink mau turun ke jurang tenggorokannya Raja, Aaaaa~aem." Tangan Allea melayang di udara layaknya sedang menyuapi anak TK, seolah-olah puding warna pink yang di garpu adalah pesawat tempur berwarna pink.

Raja mengunyah pudingnya sambil cekikikan, "Mendarat di lidah dulu kali, kasian udah jatoh duluan ke tenggorokan." Allea hanya tertawa menanggapinya.

Tentang yang Melepas, Dilepas, dan Ikhlas. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang