"Kak Janu!!"
"Anjirlrlr itu suami masa depan gue!"
"Ngayal lo cadel!"
"Sirik aja lo janda bolong."
"Itu tanaman!"
Pesona seorang the most wanted boy memang tidak bisa teralihkan dengan hal apapun. Di sekolah elit Cakrawala ini siapa yang tidak mengenal Janu? Pria tampan, putih, dan tinggi. Tidak hanya itu, ia adalah pria paling popular di Cakrawala. Wajar, setiap kakinya melangkah masuk ke sekolah, semua cewek berteriak histeris.
Semua melirik Ari. Ya, Ari Gwent Arsita. Perempuan dengan rambut yang terikat dan poni di depannya. Banyak yang bilang, kalau rambut Ari itu di warnai, padahal warna itu alami karena kepanasan. Janu yang membuatnya selalu kepanasan setiap hari.
Piya. Dia sahabat Ari. Kini membeku di tempat karena Janu meliriknya tajam. Memberi isyarat untuk diam. Bahkan Piya tahu, bahwa ia harus segera pergi dari sana.
Ari diam saja dengan tenang. Tapi Janu, justru memukul pundaknya dengan keras, sampai Ari hendak tersungkur tetapi berhasil ia tahan. Piya hanya menutup mulutnya dan mengunci rapat agar tidak teriak.
Janu menatap Ari sinis, kini mereka bertatapan satu sama lain.
"Kenapa Kak? Ari cantik ya?" ucap Ari dengan tenang.
Janu terkekeh sinis pelan, "Cantik? Lo lupa kalau di kamar lo, udah ada kaca besar yang bisa di pake buat ngaca?"
"Bukannya Kak Janu yang bilang, kalau Ari pake ngaca, yang ada kaca di istana itu retak. Sepertinya Kak Janu yang lupa."
Janu tersenyum sinis. Mentang-mentang popular di sekolah, jadi Janu merasa ia adalah raja di sana. Ketua osis bukan tapi serasa sekolah milik sendiri. Ya meskipun keluarga Ardithama memang penanam saham terbesar di antara yang lainnya.
"Lo kayanya kurang paham gue siapa ya, Ri?"
"Paham, Kak. Kak Juna itu, the most wanted boy kawe kan?"
Ingin Janu menghajar Ari saat itu juga. Tapi Janu, selalu munafik, ingin terlihat baik di mata seorang tapi nyatanya tidak seperti yang kebanyakan orang lihat.
"Gue nggak akan pernah lepasin lo, Ari Gwent Arsita," ucap Janu penuh penekanan dengan berbisik di telinga Ari. Tapi Ari diam saja. Meski ada rasa takut.
Kaki Janu melangkah di depan Ari yang hanya diam saja menatap kepergian lelaki menyebalkan seperti Janu. Ingin rasanya Ari mencabik Janu saat itu juga. Tapi, ia pasti akan di habisi lebih dulu oleh para fans fanatiknya Janu.
"Ari! Eum ..."
Janu menoleh ke belakang ke arah Piya. Membuat sahabat Ari itu langsung terdiam dan menutup kembali mulutnya. Kali ini Piya berjanji tidak akan bicara sebelum Janu berhenti menatapnya dengan sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
JanuAri [COMPLETE]✔
RomanceBagaimana jika kamu mendapatkan seorang pacar, yang tidak benar-benar menyayangimu? Sakit bukan? Itulah yang dirasakan Ari Gwent Arsita. Ketika ia mengetahui alasan di balik Janu Bara Ardithama saat ingin Ari menjadi pacarnya. Tapi apakah itu sebuah...