"Arg sialan kamu Ardithama!"
Brak!!
Ketika Reno selesai membaca sebuah dokumen dimana berisikan pernyataan bahwa perusahaan yang Reno kuasai tidak benar-benar ia kendalikan. Semuanya sudah di manipulasi oleh Ardithama. Ya, Ardithama tidak sebodoh seperti apa yang di pikirkan Reno.
Menjadikan Arumi sebagai senjata untuk Ardithama, bukan lah hal yang sulit untuk bisa di lewati bagi Ardithama.
Sepulanganya ke rumah, Reno masuk ke dalam ruangan nya sambil duduk dan menggertakan meja saat menaruh berkas yang kini sudah tersobek menjadi dua bagian. Tetap saja, meskipun berkas yang ada di tangan Reno sobek ataupun lainnya, Ardithama memiliki duplikat dari berkas-berkas yang ada.
"Arumi! Kamu nggak ada gunannya sama sekali!" jengkel Reno.
"Dan kamu Ardithama! Kamu brengsek bajingan!" tambahnya lagi.
Reno mengusap rambutnya dengan prustasi. Ia bahkan berteriak-teriak di ruangannya sendiri. Al hasil, Alan yang mendengar itu langsung menghampiri sang Ayah dan menatap Reno dengan jengkel dan sinis.
"Apa anda waras? Cari tempat teriak-teriak yang jauh dari kuping orang normal, itu lebih baik," kata Alan dingin.
Reno menoleh, ia bangkit lalu berdiri di depan Alan saat ini. Kedua anak dan Ayah yang saling bertatapan dengan tatapan penuh kebencian antara satu sama lainnya. Reno berusaha meredam emosinya dan menatap Alan dengan tatapan sabar. Bagaimana pun juga, Alan adalah anak semata wayangnya.
Kepergian ibunya yang sudah membuat Alan menjadi pribadi yang dingin seperti sekarang, di tambah lagi dengan kurangnya perhatian dari Reno, membuat Alan melakukan apapun serba sendiri. Meskipun begitu, sejak kecil Alan selalu ingin mendapatkan perhatian dari Ayahnya.
"Pergi. Jangan ganggu Papa, Lan. Kamu nggak tahu apa yang Papa alami demi kamu. Setidaknya belajar lah menghargai Papa," ucap Reno.
Alan terkekeh sinis, "nggak salah? Seseorang ingin di hargai, tetapi enggan menghargai? Sepatutnya anda bercermin sebelum mengatakan itu."
"Apa mau kamu? Papa letih apa kamu tahu, Lan?! Papa pusㅡ"
"Dan apa Papa tahu Alan juga capek, Pah! Alan capek! Papa nggak pernah bisa memberikan hal kecil yang Alan inginkan! Papa selalu memberikan hal yang sebenarnya nggak Alan butuhkan!" potong Alan dengan cepat.
Mata Alan berkaca-kaca saat itu juga. Tapi Alan segera memejamkan matanya dan air matanya menetes meskipun sedikit. Reno melihatnya, merasa iba, mencoba meraih tubuh anaknya itu, tetapi Alan segera pergi setelah itu. Helaan napas Alan saja yang terdengar oleh Reno.
"Alan ..."
"Hah ... Maafin Papa, Lan."
🌙🌙
KAMU SEDANG MEMBACA
JanuAri [COMPLETE]✔
RomanceBagaimana jika kamu mendapatkan seorang pacar, yang tidak benar-benar menyayangimu? Sakit bukan? Itulah yang dirasakan Ari Gwent Arsita. Ketika ia mengetahui alasan di balik Janu Bara Ardithama saat ingin Ari menjadi pacarnya. Tapi apakah itu sebuah...