E P I L O G

165 8 4
                                    

Annyeonghaseo!!! Banggawoyo!! Epilog sudah di publish! Selamat membaca, dan semoga suka!!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Annyeonghaseo!!! Banggawoyo!!
Epilog sudah di publish!
Selamat membaca, dan semoga suka!!!!

Jangan lupa tinggalkan jejak ya!! Jika kamu membaca offline, sempatkan hidupkan datamu, lalu vote!! Jika perlu, komen dan kritik saran positif terbuka lebar untuk kalian!!

See you next time!!

Play to the music! :
•|Teman cintaku|~Devano Danendra dan Aisyah Aqilah•

Lima bulan kemudian,
Acara kelulusan ...

"Wahayooo!! Lulus, bro!!"

"Gila gue lulus bandel gini juga, haha! Bangga banget gue setan!"

"Hah!"

Semua senang atas kelulusan mereka. Banyak diantara mereka bersorak ria dengan temannya di lapangan sekolah Cakrawala. Majalah dinding yang lebar dan panjang itu di jadikan tempat untuk pengumuman siapa saja yang lulus.

Kehidupannya sekolah berakhir dan perjuangan hidup yang sebenarnya baru saja di mulai. Bukan waktunya untuk berleha-leha dengan  tugas. Tapi waktunya bangkit dan menunjukan kepada dunia jika kita semua bisa.

"Lo lulus?"

Seseorang datang menepuk pundak Pria yang tengah duduk di koridor kelas. Ia duduk sambil menatap kerumunan siswa dan siswi yang bersorak gembira atas kelulusan mereka. Canda tawa membuat Pria itu tersenyum kecil lalu menunduk.

Perlahan matanya menoleh pada seseorang yang menepuk bahunya. Ia adalah Rendi. Sahabat Janu Bara Ardithama. Tengah menunjukan hasil surat kelulusannya pada Janu.

"Lo lulus nggak?" cibir Rendi.

Janu menoleh, "lulus, lah! Gue pikir lo yang nggak ada tampang lulusnya," balas Janu tak mau kalah.

"Halah! Sialan lo! Sombong!"

"Heh!" Janu hanya tertawa kecil. Ia sama sekali tidak tertarik untuk bercanda saat ini.

Rasanya Janu hanya ingin sendiri menikmati rasa senangnya karena ia berhasil melewati lima bulan yang penuh dengan perjuangan untuk kelulusan dan juga untuk mendapatkan beasiswa ke luar negeri.

Janu berhasil melewati masa sulitnya, tanpa ada Ari di sampingnya. Itu yang membuat Janu bangga sekaligus sedih. Ia merasa bangga pada dirinya sendiri karena Ari juga pasti merasakan hal yang sama jika ia sudah sadar dari komanya. Tetapi di satu sisi mungkin Janu merasa sedih karena ia melewatinya tanpa Ari.

JanuAri [COMPLETE]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang