Awan berwarna orange itu kini sudah terlihat, tepat saat Ari dan Janu keluar dari rumah hantu. Mereka juga sempat mengelilingi sebuah museum sejarah rumah hantu itu. Rumah hantu yang sudah ada sejak mereka kecil, bahkan saat orang tua mereka masih belum saling mengenal.
Mereka kembali ke mobil. Janu tidak bicara apapun di dalam mobil. Ari juga begitu, ia hanya melirik Janu sesekali. Saat melirik Janu pun, sudut bibir Ari menarik sebuah senyuman tulus.
"Gomao, Kak Janu," ucap Ari. Sambil menatap Janu.
Janu menoleh, ia mencoba membagi fokus menyetirnya, ia juga malah menatap Ari tajam dan sinis. Membuat Ari mengalihkan pandangannya. Karena Ari pikir, ia sudah bicara hal yang salah.
"Gue kan udah bilang. Jangan sok korea. Gue tahu lo lahir di Indonesia di ujung kulon," celetuk Janu.
Ari berdecak, ia pikir Janu marah, ternyata ingin meledeknya. Padahal, tidak ada salahnya jika mengucapkan kata terimakasih dalam bahasa korea. Itu tidak membuatnya terlalu canggung.
Tak lama kemudian, di dalam mobil menjadi hening kembali. Meskipun begitu, Ari merasa cukup tenang hari ini. Meskipun ia bingung dengan hari esok. Jika ia masuk sekolah, pasti akan banyak orang yang meledeknya dan mencaci makinya.
Sekejap, Ari memejamkan matanya dan menyandarkan kepalanya ke samping kaca mobil. Menyadari keheningan itu, Janu menoleh ke arah Ari. Melihat gadis malang itu sedang tidur, ya itu yang ada di pikiran Janu saat melihat Ari memejamkan matanya.
🌙🌙
Hanya dalam beberapa menit, Ari dan Janu sampai di rumah. Baru saja Sella akan pergi keluar. Namun, Ari membuka pintu lebih dulu. Ari hanya diam, karena Sella sudah tahu berita itu, bahkan dia juga yang memberitahu Ari.
Respon Sella saat melihat Ari hanya diam sambil menatap sinis Ari. Tak berlangsung lama, Sella pergi keluar. Sementara Ari hanya menatap kepergiannya. Ia dan Janu memilih masuk ke dalam rumah.
Hari ini Ardithama pulang lebih awal. Ia sedang duduk di sofa sambil mengerjakan pekerjaannya. Ya, meskipun pulang lebih awal, tapi fokus nya masih pada pekerjaan. Setidaknya kalau jika pulang lebih awal, ia harusnya punya waktu untuk beristirahat.
Ari hanya tersenyum melihat Ardithama begitu sibuk. Ia ke dapur, dan membuatkan kopi untuk Ardithama. Janu hanya menatap Ari sekejap, dan memilih untuk masuk ke dalam kamarnya.
"Assalamualaikum, Om," ucap Ari. Ari menaruh kopi itu di meja Ardithama, dan menyalimi tangannya.
"Wa'alaikumsalam, Ari. Dimana Janu? Apa dia sudah pulang? Dia tidak nongkrong bersama geng motor itu lagi kan?" tanya Ardithama.
Ari terdiam. Ia ingat dengan kejadian dimana Janu di hajar oleh beberapa anak geng motor. Ari pikir, itu bisa jadi anak geng motor yang Ardithama maksud. Tapi mengapa mereka menghajar Janu? Sudahlah, itu bukan urusannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JanuAri [COMPLETE]✔
RomanceBagaimana jika kamu mendapatkan seorang pacar, yang tidak benar-benar menyayangimu? Sakit bukan? Itulah yang dirasakan Ari Gwent Arsita. Ketika ia mengetahui alasan di balik Janu Bara Ardithama saat ingin Ari menjadi pacarnya. Tapi apakah itu sebuah...