"Hapus foto itu, atau gue banting badan kerempeng lo ini ke lantai!" sarkas Sella.
Waktu istirahat para anak lainnya terpaksa di ganggu oleh Sella. Ketenangan kembali hilang di SMA Cakrawala sekarang ini. Sella tidak bisa duduk diam di kelas dan mendengarkan guru yang lebih suka ceramah di kelas ketimbang mengajar saat masuk kelas.
Amarah Sella sudah berada di leher saat ini. Ya, ia berusaha menahan agar apa yang ia lakukan saat ini tidak melewati batasannya. Rahang Sella sudah seperti laki-laki yang tidak bisa lagi menahan amarahnya.
Sementara Piya tetap saja tersenyum sinis bagaikan orang gila. Padahal semua orang sudah berkerumun di kelas Piya.
"Hapus!" gertak Sella lagi.
"Kalau gue nggak mau. Lo mau apa? Mau banting gue? Emang badan lo tuh gendutt, ya wajar kalau lo bisa banting badan gue," cibir Piya tanpa ada rasa takut.
Melihat dan mendengar perdebatan mereka berdua, membuat Ari merasa terusik saat sedang tenang membaca novel. Di tambah lagi dengan beberapa orang yang duduk di atas mejanya dengan tidak sopan.
"Apa salah gue, hah?"
"Hapus foto itu atau lo akan menderita selamanya, Piya!"
"Gue bilang gue nggak mau! Budeg ya lo? Apa perlu gue ngomong ini pake toa sekolah?"
Ari menghela napas berat dan memutar bola matanya malas. Ia menutup buku novelnya dan berdiri. Bahkan Ari berjalan melewati kerumunan anak yang sudah mengerumuni Sella dan juga Piya.
Bugh!
"Awhh!"
Ari menghela napas. Kakinya berhasil mengenai wajah Piya. Bahkan jantung Sella dan seluruh siswa yang ada di sana hampir berhenti berdetak. Melihat Ari dengan bibir mereka yang terbuka karena terkejut.
Mata Ari menatap Piya datar, sementara Piya menoleh perlahan dengan pipi yang lebam.
"Kayanya lo harus di kasih pelajaran kek gini supaya paham apa yang Sella pinta sejak tadi," ujar Ari datar. Ia sudah muak sejak tadi. Piya menjadikan dirinya kesal sendiri akan tingkah Piya yang sok itu.
"Lo sebenernya paham kan apa yang Sella minta? Jadi, lakuin aja. Kenapa lo bikin ribet sih? Lo bikin kerumunan di kelas kita. Merusak masa istirahat semua orang," lanjut Ari.
Tatapan tajam dari mata Piya terpusatkan pada Ari, "jangan ikut campur urusan gue! Gue udah nggak cari masalah lagi sama lo, karena lo sahabat gue, Ri!"
"Tapi lo malah ikut campur urusan gue sama Sella! Harusnya lo senang, karena gue bikin Sella menderita. Bukannya Sella nggak pernah iba tiap dia jahatin lo? Kenapa sekarang lo harus iba sama dia? Kenapa lo malah bela dia dibandingkan gue, hah?"
Ari terdiam. Yang dikatakan oleh Piya tak salah, namun tidak juga benar. Sella memang selalu jahat pada Ari. Tetapi, Ari tidak bisa demikian kepada Sella. Ntah karena apa, Ari juga masih belum bisa mengetahuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JanuAri [COMPLETE]✔
RomanceBagaimana jika kamu mendapatkan seorang pacar, yang tidak benar-benar menyayangimu? Sakit bukan? Itulah yang dirasakan Ari Gwent Arsita. Ketika ia mengetahui alasan di balik Janu Bara Ardithama saat ingin Ari menjadi pacarnya. Tapi apakah itu sebuah...