Keputusan Janu memang tepat untuk meminta maaf pada anak geng motornya. Tapi Ari adalah manusia yang peka akan kondisi Janu sekarang. Wajahnya tidak menunjukan ketenangan apapun itu. Janu kelihatan gelisah, membuat Ari perlu mempastikan bahwa apa yang ia pikirkan tidak benar.
Mereka berdua berjalan menuju basecamp yang tidak jauh dengan tempat dimana mobil Janu terparkir. Ari terus saja menatap Janu dengan cemas, tetapi Janu hanya melihat ke depan dan sesekali menunduk.
"Kak."
Ari menepuk pundak Janu, membuat Pria itu refleks menoleh kaget. Ari heran melihat Janu bisa sekaget itu, padahal Ari hanya menepuk pundak Janu dengan pelan. Ari semakin yakin, kalau Janu sebenarnya tengah gelisah.
Janu menoleh, langkah mereka terhenti ketika Ari menatap Janu dengan dingin. Janu yang selalu berusaha mengelak, pasti akan terus melakukan itu agar Ari tidak bisa membaca kondisinya saat ini. Itu hanya akan membuat Ari cemas.
"Kenapa?" tanya Janu. Ari tak kunjung bicara, padahal tatapan dinginnya itu terus menatap ke arah Janu.
Ari menunduk sebentar, lalu menatap Janu sambil tersenyum. "Kak, jangan khawatir, apa yang lo khawatirkan?" tanya Ari heran. Ia masih tidak mengerti mengapa ingin minta maaf saja Janu harus cemas dan sekhawatir itu.
"Ahㅡnggak, Ri. Nggak ada yang gue khawatirkan ko," elak Janu. Jelas sekali Ari tahu kalau Pria itu sedang berbohong.
Ari bukan hanya pacar Janu, ia juga adalah teman masa kecil Janu. Wajar saja jika Ari sangat mengetahui bagaimana Janu dan siapa itu Janu.
"Berhenti berbohong. Lo nggak pandai, Kak. Jujur lebih melegakan ketimbang berbohong, karena pada akhirnya kebohongan itu tetap saja akan menjadi sesuatu yang pahit," kata Ari.
"Gue tahu, Ri. Karena itu gue nggak bohong. Gue nggak khawatir, gue hanya cemas."
Jawaban Janu membuat Ari menghela napas dan memutar bola matanya malas, sebelum akhirnya tatapan tajam Ari benar-benar jatuh ke arah Janu. Pria itu memang menyebalkan. Ari yang sudah di buat kesal, hanya di balas dengan kekehan pelannya saja.
"Sama aja itu. Kak Janu memang menyebalkan, dan akan terus seperti itu," sebal Ari, dan berjalan lebih dulu di depan Janu.
Janu segera menyusul sambil terus menatap Ari dengan senyuman di bibirnya itu. Ari melihat Pria itu seperti tidak bersalah karena membuatnya kesal. Janu meraih tangan Ari dan menggandengnya sambil terus berjalan. Tujuan mereka hanya tinggal lima langkah.
Degup jantung Janu sangat terasa oleh Ari. Tatapan khawatir itu jelas terlihat di mata Janu. Ari hanya bisa membalas genggaman Janu lebih erat. Itu adalah salah satu cara yang bisa dilakukan Ari agar Janu merasa tenang dan tidak perlu khawatir.
Apapun yang sedang dikhawatirkan, lebih baik dilupakan, karena itu hanya akan menambah beban di bandingkan menambah ketenangan.
"Apa yang Kak Janu khawatirkan? Semua akan berjalan dengan baik. Berpikir positif itu pasti hasilnya juga sama, asal nggak berekspetasi lebih."
KAMU SEDANG MEMBACA
JanuAri [COMPLETE]✔
Roman d'amourBagaimana jika kamu mendapatkan seorang pacar, yang tidak benar-benar menyayangimu? Sakit bukan? Itulah yang dirasakan Ari Gwent Arsita. Ketika ia mengetahui alasan di balik Janu Bara Ardithama saat ingin Ari menjadi pacarnya. Tapi apakah itu sebuah...