47- Janji Axelion

49 3 0
                                    

"Sella, tunggu!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sella, tunggu!"

Ari berusaha menghentikan langkah Sella. Gadis yang kini malang nasibnya itu berlari dari kantin saat ia memeluk Ari lalu tersadar bahwa benar dirinya tengah memeluk Ari. Musuhnya sendiri. Meskipun sebenarnya Ari tidak pernah menganggap Sella sebagai musuh.

Sella berlari sambil menangis dan selalu berusaha untuk menghapus air matanya. Sella menoleh ke belakang sambil terus berlari. Ia melihat Ari terus mengejarnya tak henti. Bahkan semua orang menjadi berpusat kepada mereka berdua.

Suara sesegukan mulai keluar akibat tangisan Sella yang sangat menusuk hatinya. Napas Sella jadi berat, dan ia terpaksa berhenti di area yang hampir dekat dengan gerbang kedua sekolah mereka.

"Ah, akhirnya lo berhenti juga," ucap Ari lega. Ia menghembuskan napasnya yang sudah tidak beraturan itu.

Sella menoleh muak, "buat apa sih lo ngejar gue, Ri? Berhenti ngejar gue! Gue nggak butuh lo! Gue nggak butuh siapapun!" tegas Sella, tentu saja ia berbohong. Bukan itu kondisi yang Sella inginkan.

Ari menatap Sella. Menatap matanya lebih dalam. Penuh dengan kesedihan yang mendalam. Ari tidak pernah melihat kantung mata Sella yang membengkak dan juga matanya yang begitu lesu.

Darisana Ari sudah dapat menilai kalau hal yang membuat Sella seperti sekarang, karena ia sudah kehilangan dua orang sahabat yang memang menurutnya, mereka adalah sahabat yang terbaik.

"Sel, jangan siksa diri lo," kata Ari sambil meraih kedua tangan Sella dan menggenggamnya dengan erat. Berusaha memberikan dukungan, karena Ari tahu, itulah yang Sella butuhkan untuk kuat kembali.

Sella menghapus air matanya, dan terkekeh, "lo pikir, ini mudah buat gue? Lo mudah bicara semua bakal baik-baik aja. Tapi karena masalah ini semua, semua orang jadi seenaknya sama gue, Ri," ungkap Sella lirih.

"Lo sebenernya senang kan lihat gue jadi seburuk ini? Gue tahu Ri! Gue tahu kalau lo sebenernya bahagia!"

"Lo ngomong apa sih, Sel? Gue nggak pernah merasa seperti itu ketika orang lain menderita. Gue nggak kaya lo!" tegas Ari muak. Hampir saja Ari merasa kalau rasa iba nya itu tidak di hargai sama sekali. Tapi Ari berusaha mengerti akan itu.

"Gue nggak kaya lo yang senang melihat gue menderita."

Sella memalingkan wajahnya muak. Air matanya terus menetes dan Ari dapat melihat itu. Sella berusaha menghapus air matanya tanpa ketahuan oleh Ari kalau dirinya menangis.

Perlahan Sella menatap Ari, Ari heran dengan tatapan Sella yang sama sekali tidak bisa ia tebak. Sedih, marah, kesal, kecewa, dan itu semua seperti menjadi satu kesatuan yang utuh.

"Ada yang mau lo omongin?" tanya Ari. Melihat bagaimana ekspresi Sella saat ini.

Hembusan napas gusar terdengar oleh Ari dari Sella. Gadis itu menghapus kembali air mata yang seolah tidak bisa berhenti menetes. Sella menatap Ari, "jangan pernah baik sama orang yang jahat kaya gueㅡ"

JanuAri [COMPLETE]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang