"Ari?" pekik Piya.
Teriakan Ari itu membuat semua yang berada di kelas berhamburan keluar kelas. Melihat Ari kini berjalan dengan menggunakan baju bela diri karatenya. Semua berbisik dan melihat dimana Ari langsung menarik tangan Piya ke arah lapangan.
Saat itu hujan seperti mengerti keadaan Ari. Hancur, seperti pesawat yang meledak di udara. Bahkan hatinya sangat sesak ketika mengetahui semuanya dari orang lain. Piya menatap Ari bingung.
"Ari, hujan, ngapain lo narik gue ke lapangan? Lihat, semua orang jadi nyorotin kita," ujar Piya.
Mata Ari memerah, air matanya bahkan menetes begitu saja ketika menatap Piya yang ada di hadapannya saat ini.
"Ayo kita pergi aja, aneh-aneh aja lo, Ri." Piya hanya tertawa kecil saja. Ia menarik tangan Ari. Tapi Ari menepisnya dengan kasar.
"Berhenti, Pi! Berhenti sandiwara di depan gue! Berhenti! Gue muak!" teriak Ari histeris. Ia memegangi kepalanya dan membanting tangannya sendiri karena kesal.
Piya tersentak kaget. Alan yang ada di sana menatap keduanya bingung. Semua orang menjadi lebih dekat dengan lapangan. Jika tidak hujan, mungkin saja mereka sudah mengerumini Ari dan Piya.
Tatapan mata Piya mengarah pada Ari. Ari menangis saat itu. Ia mengepal tangannya. Sakit rasanya jika mengetahui bahwa sahabatnya sendiri yang menusuknya dari belakang.
Bugh!
"Awh!" Piya meringis kesakitan. Karena Ari menghajar wajah Piya dengan kakinya. Ia tidak peduli Piya kesakitan seperti itu. Ari benar-benar merasa hancur saat itu.
Piya memegangi pipinya yang sakit, beralih menatap Ari, "lo gila ya, Ri? Apa itu tadi? Kenapa lo menghajar gue?" tanya Piya. Gadis itu masih saja berpura-pura tidak pernah terjadi apapun.
Ari terkekeh pelan, "Masih membuat drama? Lo pikir drama lo masih berjalan mulus? Apa lo lupa untuk selalu mengecek drama lo?"
"Maksud lo?"
Bugh!!
Pak!!
"Apa yang dia lakukan?"
"Begok banget dia. Bukannya dia sahabatnya ya?"
"Mereka bertengkar? Lihat Ari, dia sok hebat pakai baju karate segala."
"Hei, dia kan katanya memang anak karate sejak SMP. Itu keren, bukan sok hebat!"
Itu beberapa celotehan semua orang yang ada di sana saat melihat Ari menghajar dan menampar Piya dengan sangat keras. Bahkan Alan sendiri terdiam dan tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi antara Ari dan Piya.
"Ada apa sama gadis lemah itu?" Janu datang bersama Rendi.
Rendi menatap Ari dan Piya di lapangan dengan tatapan cengo, "mereka mau sakit hujan-hujanan gitu? Dasar masa kecil kurang bahagia!" celetuk Rendi.
KAMU SEDANG MEMBACA
JanuAri [COMPLETE]✔
RomanceBagaimana jika kamu mendapatkan seorang pacar, yang tidak benar-benar menyayangimu? Sakit bukan? Itulah yang dirasakan Ari Gwent Arsita. Ketika ia mengetahui alasan di balik Janu Bara Ardithama saat ingin Ari menjadi pacarnya. Tapi apakah itu sebuah...