18- Truth or dare

69 6 0
                                    

Hari minggu ini Janu sengaja menyempatkan diri ke tempat ia belajar bela diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari minggu ini Janu sengaja menyempatkan diri ke tempat ia belajar bela diri. Hanya seorang diri, tanpa di temani oleh Rendi dan Ryan. Janu masih mengingat bagaimana ketika Alan memeluk Ari begitu erat saat di taman semalam.

"Jan! Fokus!" gertak salah satu kerabat Janu yang memiliki tempat belajar bela diri itu. Dia adalah Reyon. Masih saudara dengan Janu dan Sella.

Janu menghajar Reyon, seolah Reyon adalah musuhnya saat ini. Janu menghajar saudaranya sendiri dengan amarah. Dan Reyon hanya bisa terus melawan Janu, dan berulang kali menyadarkan saudaranya itu.

"Jangan ke sini kalau lo lagi emosi, Jan!" Reyon berhasil membekuk Janu. Sampai akhirnya Janu sadar, dan mendorong Reyon untuk bangun.

Janu berdiri dan mengambil air minumnya. Ia melepaskan baju bela dirinya dengan kasar, dan menyiram dada bidang, serta kepalanya dengan air. Ah, aroma cool boy sangat terlihat ketika Janu melakukan hal itu.

Janu duduk dan mengatur napasnya. Reyon ikut duduk di depan Janu dengan senyuman tak dapat di tebak. Ia menepuk pundak Janu.

"Ada apa sama lo? Lo tadi nggak fokus. Lo bawa emosi lo tadi ke sini, Janu. Ada masalah?" tanya Reyon. Ia sudah dapat menebak hal itu dari perilaku dan wajah Janu.

Janu memutar bola matanya malas. Ia tak menjawab sekalipun pertanyaan Reyon. Yah, Reyon hanya bisa mengangguk-angguk sambil menepuk pundak Janu. Reyon mengerti jika Janu tidak ingin cerita dengannya.

Saat Reyon pergi ke toilet, Janu sendirian di tempat bela diri. Ia menyadarkan dirinya sendiri. Bahkan Janu merasa kesal sendiri karena selalu mengingat apa yang ia lihat semalam. Untuk apa Janu merasa sekesal itu melihat Alan memeluk Ari?

"Keparat!" teriak Janu kesal.

Janu memutar bola matanya malas, tapi saat ia memutar bola matanya malas ke arah lain, Janu melihat Alan. Ya, Alan. Ia sering pergi juga ke tempat bela diri itu. Emosi Janu bukan mereda, malah semakin meningkat.

"Si berengsek itu," umpat Janu.

Dia berdiri, lalu memakai bajunya kembali. Alan baru saja memakai baju bela dirinya, tapi Janu menepuk bahu Alan kasar, hingga Alan menoleh dan mengernyit.

"Kenapa?"

Bugh!

Alan terkejut, karena belum bersiap, Janu sudah menyerangnya lebih dulu. Alan tidak tahu mengapa Janu menonjoknya dengan keras. Alan berusaha berdiri, tapi amarah dan emosi Janu tidak dapat Janu kontrol.

Bagian sudut bibir Alam berhasil terluka karena tinjuan dari Janu. Janu belum berhenti di situ, ia mengangkat kerah baju Alan, dan melempar Alan hingga tubuhnya terbanting cukup keras ke lantai yang sudah di lengkapi matras tipis itu.

"Ada apa sama lo?" gertak Alan. Masih berusaha berdiri. Tapi Janu menghajarnya kembali.

Keringat bercucuran di pelipis kening Janu. Tapi itu tak menghentikan Janu. Justru Janu terlihat sangat ambisius untuk menghajar kembali Alan terus menerus. Hingga Reyon datang, dan memisahkan Janu dari Alan.

JanuAri [COMPLETE]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang