32- Rooftop kosong

50 3 0
                                    

"Sudah cantik," sahut Arumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah cantik," sahut Arumi.

Ari kepergok sedang bercermin di kamarnya. Selalu saja Ari lupa untuk menutup pintu. Arumi masuk dan menghampiri Ari lalu mengelus puncak kepala Ari. Ari merasa hangat dan nyaman. Ia juga sedikit malu karena kepergok tengah melihat dirinya di cermin.

"Kamu pulang sekolah mau kemana sayang? Kan capek, kenapa nggak istirahat?" tanya Arumi.

"Piya ngajakin ke mall, Bunda. Mungkin letih Ari akan terbayar nanti."

"Yakin nggak mau di rumah aja istirahat?" tanya Arumi lagi memastikan.

Ari hanya mengangguk. Sudah lama sejak ia di perhatikan oleh Bunda kandungnya, Laila. Ari sangat merindukan itu, dan ia masih bisa merasakan itu meskipun di orang yang berbeda.

Arumi hanya mengangguk saja. Ia keluar kamar Ari. Memberikan ruang bagi Ari untuk memastikan kembali penampilannya. Ya, itu sudah cukup. Ari memilih pakaian hangout yang tidak terlalu ribet dan simple. Membawa tas selempang kecil berwarna hitam.

Setelah Ari selesai dengan dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah Ari selesai dengan dirinya. Ia pergi keluar kamar dengan senang. Tapi, kesenangan itu tak berlangsung lama ketika Janu turun dari lantai atas dan menatapnya dengan penuh pertanyaan. Semisal, 'kemana dia mau pergi?', 'dengan siapa dia pergi?' dan pertanyaan yang kadang tidak masuk akal.

Ari berusaha tidak menampilkan raut wajah apapun. Ia hanya diam sambil memegangi tali tas selempangnya itu.

"Mau kemana lo?" tanya Janu.

"Eumㅡitu bukan urusan lo. Kan nggak ada juga di perjanjian. Jadi, itu bukan larangan," elak Ari. Ari tidak ingin Janu tahu kalau ia akan pergi dengan Piya ke mall. Ari malas jika nanti saat ia pulang, Janu menginterogasi nya habis darimana saja dan melakukan apa.

"Tentu jadi urusan gue. Karena lo pacar gue."

"Kita tuh layak di panggil pacaran kontrak, Kak. Itu kan pacaran hanya karena perjanjian. Gue nggak serius menyukai lo, begitu juga dengan lo. Jadi, kita nggak ada apa-apa," kekeh Ari. Ari sedikit jengkel jika mengingat hal itu. Saat ia masih suka kepada Janu, Janu bertindak sangat kasar dan kejam kepadanya.

JanuAri [COMPLETE]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang