29- Hampir saja terbongkar

62 4 0
                                    

Pagi ini, Ari memutuskan untuk tidak pergi ke sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini, Ari memutuskan untuk tidak pergi ke sekolah. Gadis malang itu masih belum siap mendengar caci makian yang akan di lontarkan kepadanya. Meskipun postingan itu sudah di hapus, tetap aja, Ari masih merasa takut jika ada seseorang yang menangkap layarnya dan menyebarkan itu lewat akun lain.

Hari ini Ari hanya duduk di kasur, sambil membaca buku novel. Tak menyangka kalau perutnya sudah selapar ini, padahal masih sangat pagi. Cahaya matahari pun belum memancarkan sinar mereka.

Ari turun dari kasur, ia mengambil beberapa makanan ringan yang ada di kulkas. Melihat Sella baru saja turun, membuat Ari langsung masuk kembali ke dalam kamarnya. Ia merebahkan tubuhnya. Menaruh makanan ringan itu di kasurnya.

"Siapa the most wanted boy SMA Cakrawala? janu!" teriak Janu.

Mata Ari menoleh, ia melihat Janu hanya memakai kolor dan handuk di badannya. Pupil mata Ari membulat, ia sampai tersedak saat ingin menelan makanan ringan yang sekarang tersangkut di kepalanya.

"Kak Janu!" teriak Ari menggema.

Janu menoleh, "Hm?" Pria itu hanya menjawabnya dengan dehaman, tidak ada rasa bersalah karena sudah masuk ke dalam kamar mandi yang ada di kamar Ari. Ari bingung, sejak kapan Janu masuk ke dalam kamarnya?

Ari refleks menutup matanya denga kedua tangan. "Kak Janu! Pakai celana lo! Kenapa cuma pake kolor?" tanya Ari sedikit berteriak, ia jengkel saat ini. Bisa-bisanya pagi-pagi begini, Janu sudah membuat dirinya darah tinggi.

"Kenapa? Lo terpesona sama badan gue yang kaya roti sobek ini?"

"Lo serius? Gue mau muntah dengernya. Sekarang lo keluar dari kamar gue, Kak! Apa lo nggak malu cuma pake kolor di depan cewek suci kaya gue?" sewot Ari.

Janu terkekeh sinis, "Suci? Apa setelah lo di cium lo masih pede bilang lo itu suci?" balas Janu menohok.

Mendengar apa yang keluar dari mulut Janu, membuat Ari terdiam. Ia perlahan tidak menutup matanya lagi ia tidak terfokus dengan gambar keroppi di kolor yang Janu pakai.

Ari tertunduk, ia mengambil makanan ringan dan mulai mengunyahnya. Perasaannya mendadak turun karena perkataan Janu yang membuatnya teringat dengan kejadian itu. Bukan Ari yang ingin, tapi Pria brengsek itu yang memaksa.

"He-em. Gue tahu Kak. Jadi jangan bicara itu lagi. Lo hanya akan membuat gue ingat dengan kejadian menyedihkan itu," lirih Ari.

Janu menoleh, "Hm. Maaf."

"Ah, sudahlah. Sana lo ganti baju. Lo harus berangkat sekolah, bukan?"

"Hm. Lo sendiri? Kenapa masih diam di sana? Apa lo nggak pergi ke sekolah?"

Ari menatap Janu, ia hanya menggeleng tidak kuat.

"Lalu, apa yang akan lo kasih tahu ke Papa sama Mama jika tahu lo nggak sekolah? Lo mau membuay mereka khawatir? Lo sama aja nyakitin mereka yang udah biayain lo sekolah."

JanuAri [COMPLETE]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang