CHAPTER 45

783 96 51
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan marah ya, ini hanya opini ku saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan marah ya, ini hanya opini ku saja. Bukankah dari penjelasan orang itu seperti merujuk kalau Ayahmu lah yang menjadi dalang dari semua ini," ujar Boy.

"Menurutmu Ayahku yang ingin membunuh ibuku?" tanya Sooyun yang merasa tidak percaya dengan pemikiran Boy.

"Siapa tahu kan?" Boy mengedikkan bahunya.

"Itu tidak mungkin Boy," kata Sooyun.

Boy tidak bisa mendebat Sooyun lagi karena semuanya akan percuma dan tidak ada gunanya jika tidak ada bukti yang menunjukkan kalau Tuan Jung yang menjadi dalang dari masalah ini.

"Oh iya, aku penasaran apakah laki-laki itu tidak mengatakan pada polisi kalau mobil yang dia kendarai itu mobil Jungkook? Karena menurut Ayahku laki-laki itu tidak menyebutkan nama Jungkook sama sekali dalam persidangan," kata Sooyun.

"Kita bisa menemuinya lagi lain kali untuk menanyakan hal itu, lebih baik sekarang kita pergi dari sini karena aku juga masih banyak pekerjaan di kantor" jelas Boy.

Sooyun mengangguk mengerti. "Baiklah, terima kasih Boy," kata Sooyun dengan menunjukkan senyumannya.

"Sama-sama." Boy mengusap rambut Sooyun.

"Hati-hati ya." Boy melambaikan tangannya ke arah Sooyun dan segera pergi bersama mobilnya.

Pikiran Sooyun sejak tadi terus terpusat pada ucapan Boy yang mengatakan bahwa ayah Sooyun kemungkinan adalah dalang dari masalah ini. Entah sudah berapa banyak orang yang hampir saja Sooyun tabrak sejak dia turun dari mobilnya dan berjalan ke arah apartemennya. Sulit sekali bagi Sooyun untuk tetap fokus saat ini.

Dengan langkah kaki yang diseret Sooyun berjalan memasuki apartemennya tanpa dia sadari kalau Jungkook yang sedang duduk di sofa ruang tengah sedang menatapnya tajam.

"Dari mana saja kau?" tanya Jungkook dengan ketus.

Sooyun sedikit terperanjat karena dia benar-benar tidak menyadari keberadaan Jungkook. "Ada urusan di luar," jawab Sooyun lalu membuka knop pintu kamarnya.

"Kau sengaja meninggalkan ponselmu agar aku tidak bisa melacak mu?" tanya Jungkook penuh nada interogasi.

Tangan Sooyun seketika melepaskan knop pintu yang digenggamannya. "Bisakah kau tidak memulai keributan sekarang? Kepalaku pusing," kata Sooyun dengan nada kesal.

[Book 2] Cute Boy Is My Cruel Husband || JJK [TERSEDIA DALAM BENTUK E-BOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang