EPILOG

368 15 4
                                    

Sooyun terbangun karena merasa geli saat Jungkook menciumi wajahnya. Refleks Sooyun menjauhkan wajahnya dari wajah Jungkook lalu dia menyembunyikan wajahnya di dalam selimut agar Jungkook tidak mengganggunya.

"Kau tidak mau bangun, hmm?" Jungkook menggoda Sooyun dengan menggelitik perut wanita itu. Bukannya bangun Sooyun malah menggerutu dan berbalik badan membelakangi Jungkook.

Tidak mau menyerah begitu saja Jungkook memeluk Sooyun dari belakang sembari berusaha melepas selimut yang menutupi wajah Sooyun. "Hari ini sidang  Appa, kita jadi datang kan?" kata Jungkook untuk memancing Sooyun agar segera bangun.

Cara itu berhasil, Sooyun membuka selimutnya dan segera duduk bersandar di kepala tempat tidur dengan wajah bantalnya.

Melihat wajah aneh Sooyun saat bangun membuat Jungkook terkekeh. Sepertinya hal ini sudah menjadi kebiasan Jungkook sejak dia kembali ke apartemen. Setiap bangun tidur laki-laki itu selalu menempelkan telinganya di perut Sooyun yang masih datar berharap mendapat sapaan dari calon anaknya. Setelah melakukan itu Jungkook menciumi perut Sooyun sampai membuat Sooyun geram dan segera menyingkirkan kepala Jungkook dari perutnya.

"Aku mandi dulu ya?" kata Sooyun dengan suara serak khas bangun tidur. Wanita itu mengambil handuk di lemarinya lalu masuk ke kamar mandi dengan langkah kaki diseret.

Tak lama wanita itu keluar dengan wajah segarnya. "Cepat mandi!" kata Sooyun saat melewati Jungkook yang bermain game di atas tempat tidur. Laki-laki itu langsung meletakkan ponsel nya dan berjalan mendekati Sooyun yang tengah merias wajahnya di meja rias. Jungkook mencium pipi Sooyun kilat lalu berlari ke kamar mandi sebelum mendapat teriakan dari Sooyun karena ulahnya.

Hari ini adalah hari ke 14 setelah upacara pemakaman Boy. Artinya sudah 2 minggu laki-laki itu pergi. Perlahan Sooyun mulai mengikhlaskan kepergian Boy dan dia sudah jarang menangis saat mengingat laki-laki itu. Jaehyun dan Victoria juga langsung melayat setelah mendapat kabar kematian Boy. Sama seperti Sooyun, Victoria tak kalah kaget dan terpukul saat mendapat kabar tentang kematian Boy.

Wanita itu bahkan ikut menangis meski baru mengenal Boy. Victoria tau kalau Boy adalah laki-laki yang sangat baik dan dia juga merasakan kehilangan saat mendengar kabar kepergiannya.

Sebelum pergi ke pengadilan, mereka menyempatkan untuk pergi ke tempat peristirahatan terakhir Boy dengan membawa beberapa ikat bunga mawar untuk Boy.

"Hai Boy!" Sooyun melambaikan tangannya menghadap batu nisan bertuliskan nama Boy Smith.

"Apa kau sudah menemukan bidadari yang cantik disana?" Sooyun terkekeh meski air matanya tidak bisa dibendung lagi.

Jungkook langsung merangkul saat mendengar istrinya itu mulai terisak.
"Kau akan segera mendapatkan keadilan, Boy. Aku tidak akan membiarkan orang yang membunuhmu hidup dengan bebas." Sooyun mengatakan itu seolah lupa kalau orang yang membunuh Boy adalah ayahnya sendiri. Meski laki-laki itu tidak mau mengakui Sooyun sebagai anaknya tapi Sooyun akan tetap menganggap laki-laki itu sebagai ayahnya.

Sooyun dan Jungkook duduk di kursi penggugat dengan perasaan campur aduk. Bagaimana tidak yang mereka gugat adalah ayah dan ayah mertua mereka sendiri. Sooyun membulatkan matanya saat melihat ayahnya tidak hanya sendiri.

Ada dua orang yang juga diborgol dan Sooyun mengenali salah satu di antara mereka. Laki-laki itu adalah pelaku palsu yang Sooyun temui di New York sedangkan laki-laki yang satu lagi tidak Sooyun kenali.
"Laki-laki itu klienku," gumam Jungkook. Sooyun seketika menatap Jungkook. Berarti polisi sudah menangkap orang-orang yang terlibat dalam kasus pembunuhan ibu Sooyun.

Flash back on

Jung Jae Hwan tersenyum licik setelah memberikan perintah kepada kedua anak buahnya. Sekarang waktunya untuk Jae Hwan membalaskan dendam yang selama ini dia pendam. Dendam atas pengkhianatan yang pernah dilakukan istrinya, Jung Mi Rae dan dendamnya kepada Jungkook karena laki-laki itu menjadi pesaingnya dalam dunia bisnis.

[Book 2] Cute Boy Is My Cruel Husband || JJK [TERSEDIA DALAM BENTUK E-BOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang