Sooyun melangkahkan kakinya masuk ke kamar setelah beberapa saat menenangkan diri di ruang tengah. Aroma parfum bayi milik Jungkook seketika menyapa indra penciuman Sooyun. Laki-laki itu tengah merapikan rambutnya di depan cermin seolah tidak menghiraukan kedatangan Sooyun.
"Jungkook-ah!"
Jungkook tidak menjawab panggilan Sooyun yang masih berdiri di depan pintu kamarnya.
"Jungkookie!" ulang Sooyun.
Jungkook hanya melirik Sooyun dari cermin di hadapannya. Menatap wanita itu tajam, sepertinya emosi Jungkook belum mereda.
Sooyun menarik dan mengeluarkan napasnya perlahan. Berjalan dengan tenang ke arah Jungkook dengan senyuman tipis di wajahnya.
"Makan malam dulu ya?" tanya Sooyun dengan suara se pelan mungkin.
"Tidak" jawab Jungkook ketus.
"Berhentilah cemburu pada Jaehyun! Dia adalah sahabatku dan kau adalah suamiku. Apa kau lupa tentang percakapan kita semalam?"
Jungkook memutar tubuhnya menghadap Sooyun. Menatap Sooyun dengan wajah datarnya.
"Kau meragukan perasaanku padamu?"
Jungkook masih diam dengan raut wajah yang sulit dibaca.
"Aku lelah meributkan hal-hal sepele dengan mu Jungkookie" ujar Sooyun.
Jungkook membuang pandangannya ke arah lain dan tanpa diduga tangan kanannya menarik Sooyun ke dalam pelukannya.
"Maaf" ujar Jungkook.
Sooyun membalas memeluk Jungkook. Merasakan kehangatan dekapan laki-laki itu disetiap detiknya. Membuat Sooyun seketika lupa akan trauma yang dia alami. Rasa takut Sooyun akan sentuhan dari seorang lelaki tiba-tiba menghilang begitu saja.
Jungkook merenggangkan pelukannya tanpa melepaskannya. Dia dapat menatap Sooyun yang tengah menatapnya. Perlahan Jungkook mendaratkan ciumannya di kening istrinya itu. Sangat lama Jungkook melakukannya dan Sooyun pun hanya diam tidak ada niatan ingin melepaskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Book 2] Cute Boy Is My Cruel Husband || JJK [TERSEDIA DALAM BENTUK E-BOOK]
Fanfic[Complete] Sequel "Cold Daddy Is My Sweet Husband " Cerita ini bukan hanya berisi kisah cinta yang berawal dari benci. Namun, dari sini kita bisa tahu seperti apa kekuatan cinta yang bisa merubah amarah, kebencian dan dendam menjadi suatu harmoni y...