49.

7.8K 280 2
                                    

Sakit yang tidak parah membuat Keysa yang sudah sehari berada di rumah sakit, sudah diperbolehkan pulang dan dirawat di rumah. Kini Keysa berada dikamarnya bersama beberapa orang yang menjenguknya.

"Cepat sembuh ya, Keysa dan Mama harap kejadian seperti kemarin itu yang terakhir kalinya. Kamu tahukan seberapa cemasnya, anak Mama yang nomor dua suamimu Arkan amat mengkhawatirkanmu, Nak. Kamu sudah menyaksikan sendiri tadi bagaimana, Arkan bersih keras mempekerjakan perawat di rumah untuk mengawasi kondisimu, padahal sakitmu tidak parah." Mama Arkan berkata sambil tersenyum.

"Mama mohon kamu memaklumi sifatnya yang suka berlebihan juga suka memaksakan kehendaknya, akan tetapi ketahuilah bahwa Arkan melakukan hal itu pasti sebab dia teramat mencintaimu." Mama Arkan melanjutkan sambil menjelaskan kepada menantunya.

Keysa hanya mengangguk paham dan balas tersenyum ramah. "Iya, Ma. Mama nggak usah mengkhawatirkan hal itu. Keysa sudah paham dan sangat mengenali kelakuan anak Mama itu. Lagian Keysa suka kok Arkan bersikap begitu, kelihatan manis kalau lagi maksain kehendaknya." Keysa menjawab balas tersenyum ramah.

"Tapi kalau dia sampai marahin kamu lapor saja ke Mama. Biar Mama marahin balik dianya." Mama berkata dengan serius.

"Iya Kak, Keysa. Kalau Mas Arkan berani marahin kamu, jangan sungkan. Kakakan sudah menjadi bagian keluarga kita dan aku sudah menganggap Kakak seperti Kakak sendiri. Pokoknya kalo Mas Arkan marahin Kakak, harap lapor. Ok!" Seru Lisa adik kandung Arkan menimpali.

"Siapa yang marahin?" Kata Arkan tiba-tiba masuk membawa nampan makanan untuk Keysa dan nampan tersebut lagsung diletakkannya di atas nakas.

Laki-laki itu menghampiri isterinya duduk disampingnya di atas tempat tidur yang kosong.

"Kenapa diam, kalian lagi habis membicarakanku?" Lanjut Arkan menerka tepat sasaran.

Lisa mencebikkan bibirnya lanjut menilap tangannya. "Idih percaya diri sekali anda. Siapa yang lagi membicarakan Mas? Mama dan Kek Keysa, ngerasa kita lagi membicarakan dia tidak?" Kata Lisa ketus kemudian menatap Mama dan Kakak Iparnya Keysa untuk meminta pembelaan.

Mamanya Arkan mengangguk menyetujui perkataan putrinya.

"Baguslah kalau, begitu. Awas kalo aku tahu kamu berani membicarakan Mas dibelakang, ya Liss!! Mas nggak akan mau memberikan kamu uang lagi!" Ancam Arkan diakhir kalimatnya.

"Ch, Lisa nggak butuh uang Mas lagi!!" Ketus Lisa menioap tangannya.

"Oh, mentang-mentang sudah menikah dan punya mesin penghasil uang kamu mau sombong. Ch, palingan pas suamimu lagi mode pelit, kamu pasti balik minta padaku!" Jawab Arkan dengan yakinnya.

"Ogahh!! Masih ada Mas Adien, blewekkk ...." Lisa memeletkan lidahnya meremehkan Arkan.

"Hm, Adien pelit, mana mungkin kamu diberi uang." Arkan memberitahu mengejek Lisa.

"Yasudah, aku minta ke Mama," jawab Lisa tidak hilang akal.

"Sudah menikah dan punya anak, kamu masih minta uang sama Mama!!" Hina Arkan membuat Lisa mendengus kesal.

"Iihhh, sadar nyebelin!! Mas Arkan nyebelin!" Dumel Lisa geram.

"Bodo amat!" Ketus Arkan tidak memperdulikan perkataan Lisa yang ngatainya.

Kedua orang yang bersaudara tersebut terus adu debat hingga membuat Keysa kerkekeh melihatnya, tetapi sang Mama malah menatap tajam keduanya seraya memperingatkan putri serta putranya.

"Sudah-sudah, kalau mau berantam jangan di sini, di luar saja. Kalian ini, nggak lihat menantu Mama lagi sakit apa?" Omel Mamanya tak enak hati pada Keysa yang menyaksikan kelakuan buruk anak-anaknya.

Unwanted Love [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang