41.

9.2K 372 4
                                    

Kerena Arkan telah mengatakan mengatasi masalah yang ada, Keysa menjadi sedikit tenang dan tidak terlalu memikirkannya. Hari ini masih akhir pekan tepatnya hari minggu, tapi Keysa dan Arkan tidak memutuskan akan kemanapun karena Keysa masih sedikit trauma dengan kejadian sabtu kemarin.

Keduanya berdiam diri di dalam rumah tidak melakukan aktivitas lain selain yang keduanya lakukan setiap harinya. Arkan bekerja di dalam ruang kerjanya sementara Keysa beberes rumah dan saat bosan ia hanya menonton TV atau memainkan handphone miliknya.

Akan tetapi saat menyadari bahan dapur Keysa menghela nafasnya panjang lalu mendengus kasar.

"Niatnya cuma mau berdiam diri di dalam rumah takut keluar, namun apa daya. Hari ini memang harus keluar. Ch, menyebalkan!" Keysa menggerutu menahan rasa sebalnya.

Pada akhirnya Keysa pun memutuskan untuk keluar rumah sendiri untuk berbelanja kebutuhan dapur.

"Kamu yakin, aku tidak perlu ikut? Katanya semalam masih syok takut kejadian kemarin terulang dan tidak mau keluar rumah?" Arkan memastikan merasa cukup cemas.

"Iya, enggak apa. Lagian cuma ke depan ke supermarket yang tidak jauh dari sini hingga jalan kaki kesanapun juga enggak bikin capek. Lagipula aku sudah tidak terlalu takut kok, dari sini sampai supermarket sana ramai enggak ada jalan hutan yang perlu dilewati dan di supermarket ada cctv-nya, jadi tidak perlu khawatir. Kalaupun ada yang menamparku kembali aku sudah putuskan akan balas menamparnya!" Yakinkan Keysa meyakinkan diakhir kalimatnya.

"Baiklah, tapi berhati-hatilah." Arkan mengangguk pasrah, andai pekerjaannya tidak terlanjur membuatnya sibut ia pasti akan memaksakan diri menemani Keysa.

Setelah Arkan menyetujui keinginannya Keysa pun pergi menuju supermarket terdekat rumahnya tidak menggunakan mobil, sebab lokasinya tidak jauh dan Keysa dikawal dua anak buah Arkan yang setia selalu bersamanya saat Arkan sedang pergi dan tidak bersamanya. Ah, sialan. Arkan benar-benar tidak membiarkannya pergi sendiri, tapi baiklah Keysa bisa memanfaatkan kedua anak buah Arkan nanti untuk membawakan barang belanjaannya.

"Stop!" Tegas Keysa saat kedua anak buah Arkan ingin terus mengikutinya memilih barang yang akan dibelinya.

Sial, Keysa tidak akan membiarkan hal itu terjadi dan ia kurang suka diikuti apalagi diawasi dua mahkluk kepercayaan Arkan tersebut.

"Tunggu aku disini dan jangan berani menyusulku kalau es krim ini belum habis!" Peringat Keysa galak sambil memberikan kedua anak buah Arkan sebuah es krim masing-masing dan tanpa menunggu persetujuan lagi diapun bergegas belanja meninggalkan keduanya.

Keysa berkeliling memilih barang yang akan dibelinya. Memasukkan buah, beberapa sayuran ke dalam troli belanjaannya dan kini ia sedang memilih daging ayam.

"Biasanya Arkan menyukai produk yang ini," celetuk Selena tiba-tiba datang menghampiri dan menyelanya.

Keysa mengerut heran menyaksikan Selena kembali bersikap ramah kepadanya, setelah di pesta pernikahan rekan bisnis Arkan dan terakhir kali mereka bertemu di rumah sakit, Selana begitu judes kepadanya. Keanehan perubahan Selena tersebut mengakibatkan Keysa kepikiran. Keysa akui Selena cukup ramah di masa lalu meskipun ia merasa kurang nyaman saat bersama dengan Selena. Ah, ya kenapa harus repot memikirkan hal itu. Keysa pun menepisnya dan kembali memilih.

Keysa mengangguk menyetujui perkataan Arkan, namun yang masuk kedalam trolinya bukanlah ayam produk bermerek yang Selena tunjukkan melainkan pilihannya sendiri.

"Arkan tidak menyukai itu apa kamu tidak paham maksudku?" Celetuk Selena protes.

Keysa tersenyum mengangkat bahunya acuh. "Aku membelinya bukan untuknya, tetapi untukku. Meskipun kami sepasang suami dan isteri tidak berarti selera kami harus sama atau aku harus menyamakan seleraku dengannya. Aku menyukai merek ayam produk yang ini bukan kesukaaan Arkan, apakah itu salah?" Jelas Keysa acuh dan beralih ke barang lainnya.

Unwanted Love [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang