20.

15.4K 613 7
                                    

Keysa benar-benar tak habis pikir dengan isi otak dan juga kelakuan Arkan, pria yang merupakan mantan kekasih dan sekarang menjadi suaminya itu.

Bagaimana bisa, Arkan yang biasanya mengancam Keysa dengan menggunakan Syaniah kini berubah jadi senang sekali mengejek Keysa?

Cuma gara-gara insiden dimobil saat pulang dari acara pernikahan, bagian Keysa yang menciumnya cepat tanpa aba-aba lalu Arkan mempermasalahkannya. Padahal Keysa yang masih malu mengingat kejadian itu pun tahu bahwa Arkan menyukai hal itu.

Demi egonya yang tingginya menjutai langit Arkan menampik kebenarannya dan berbalik menuduh Keysa yang menikmati juga menyukainya.

Sudah lewat seminggu berlalu bahkan telapak kaki Keysa pun benar-benar telah sembuh, akan tetapi pria itu masih senang sekali melakukannya, menuduh serta merta mengejek Keysa tanpa bosan.

"Kenapa melihatku begitu?" tanya Arkan menggoda menyeringai ke arah Keysa.

Jangan salahkan Keysa yang memandangnya aneh, sebab wajar saja ia menatap Arkan aneh. Arkan biasanya suka menghabiskan waktu liburnya diruang kerja. Sekedar beranjak mengambil kopinya yang agak jauh dari jangkauannya, Akan lebih memilih meneriaki Keysa agar mengambilkannya untuknya ketimbang berdiri dari tempat duduk kebesarannya itu. Lalu sekarang berada Arkan di dapur berada disana sebelum Keysa masuk dapur, jadi siapa yang tak heran coba?

"Apa kamu sedang mengagumi ketampananku ataukah sedang memikirkan hal erotis di kepala mungilmu itu?" lanjut Arkan masih dalam raut wajah yang sama sambil mengerling nakal.

Keysa hanya menghela nafas lalu tanpa melirik kebelakang lagi, ia berjalan menyiapkan bahan-bahan serta perlengkapan memasak.

Keysa yakin, pertanyaan Arkan hanyalah pancingan yang mengarah agar mereka kembali membahas masalah Keysa yang menciumnya itu, agar kemudian Arkan bisa mengejeknya kembali. Maka dari hal itu mengabaikan dan tidak akan mau menanggapi Arkan.

Keysa memilih melakukan kesibukan sendiri, seperti membersihkan lalu memotong sayuran dan mencoba menikmati kegiatannya, acuh, seolah tak mendengarkan perkataan Arkan barusan.

Namun, pipi Keysa yang merona merah tak luput dari perhatiannya, membuat Arkan tahu dibalik keacuhannya ada kepedulian yang membuat Keysa tak memungkiri bahwa perkataan Arkan berhasil mempengaruhinya.

"Jangan menaruh brokoli pada masakanmu aku tak suka." Arkan mengubah topik pembicaraannya ketika melihat Keysa yang awalnya memotong wortel lalu hendak beralih memotong brokoli. "Ganti saja dengan kembang kol, itu lebih baik dan aku menyukainya," sambung Arkan mendikte Keysa.

Membuat Keysa mengerut heran dan berbalik menatap Arkan. "Apa bedanya kembang kol dan brokoli, bentuknya mirip dan rasanya tidak jauh beda!" protes Keysa.

Arkan bukannya langsung menjawab malah berdiri menghampiri Keysa lantas meraih kembang kol dan brokolinya.

"Apa kamu bodoh, tidak melihat warnanya jelas-jelas berbeda? Lihatlah kembang kol berwarna putih, sedangkan brokoli berwarna hijau." Arkan memberitahu Keysa seolah sedang memberitahu anak TK.

"Paham?"

Keysa menganggukkan kepala dengan terpaksa, sebab tak ingin berdebat lebih lama lagi.

"Hm, apakah kamu tidak punya pekerjaan sehingga luang sekali memperhatikanku terus?" Cibir Keysa menyebabkan Arkan gelagapan dan mengusap tengkuknya.

Hal itu tak berlangsung lama kerena Arkan dengan segera dan secepatnya memperbaiki raut wajahnya kesemula.

"Tadi kamu juga terus memperhatikanku lalu sekarang kenapa aku tidak boleh meperhatikanmu?!!" sarkas Arkan dengan raut wajah datarnya.

Unwanted Love [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang