32.

11.1K 434 7
                                    

Cahaya matahari tanpa malunya masuk mengintip dari balik celah gorden jendela kamar. Dengan silaunya mengusik mengganggu ketenangan tidur Arkan yang masih pulas dibalik selimut yang menutupi ujung kaki hingga pinggangnya. Pelan-pelan kelopak mata Arkan terbuka bersamaan dengan tangannya yang meraba keadaan bagian tempat tidur yang lain disebelahnya. Arkan membuka matanya dengan seketika kaget merasakan tidak ada siapapun yang berbaring disampingnya. Lalu kemana Keysa? Kemana perginya isterinya itu.

Padahal Arkan berharap semalam agar Keysa masih berada disampingnya saat terbangun pagi ini dan dirinya mungkin bisa bermanja sebentar sebelum benar-benar bangun serta bangkit dari tempat tidur. Sayangngya Keysa sudah tak ada di sana. Tapi baiklah mungkin Keysa sudah bengun lebih awal, Arkan bisa apa selain pasrah. Mungkin lain waktu Arkan akan mewujudkan keinginananya itu.

Selang beberapa saat hal itu membuat Arkan sedikit cemas, tapi beberapa saat kemudian Arkan menghela nafasnya lega mendengar bunyi ribut di luar kamarnya. Keysa sudah bangun dan mungkin sedang melakukan sesuatu yang entah apalah itu, tapi yang pasti saat Arkan bangun, laki-laki itu hanya menerbitkan seulas senyuman anehnya mengingat kejadian semalaman, namun saat kepalanya terasa pening akibat minuman laknat semalaman barulah ia sedikit mengumpat.

"Sialan!!" Arkan mengumpat sambil meringis lalu bangkit dari tempat tidur bergegas menuju kamar mandi.

***

"Keysa!" Arkan dengan nada sedikit berteriak, keluar kamar setelah rapih dengan setelan pakaian kerjanya langsung mencari Keysa.

"Ch, kamu dimana, Key?" Ulang Arkan saat Keysa tidak menjawab sama sekali.

"Sayang kamu dimana?" Lanjut Arkan tak sabaran ingin menemui Keysa.

Memeluk isterinya pagi ini tampaknya adalah ide yang baik untuk melupakan kekesalannya saat tidak menemukan isterinya saat bangun pagi. Pelukan itu juga berarti untuk menyemangati dirinya kerja hari ini.

"Sayang, jangan main petak umpet, aku mau berangkat kerja nih. Keluarlah jangan bersembunyi lagi ..." bujuk Arkan.

Namun mana kala menemukan keadaan rumah terasa sepi, tidak berisik seperti saat bangun beberapa waktu lalu juga Arkan tidak menemukan Keysa dan kini merasakan keheningan. Arkan mulai merasakan cemas serta khawatir sampai berpikiran yang tidak-tidak.

Arkan menyugar rambutnya kebelakang dengan raut wajah cemas yang tidak bisa ditutupi. Laki-laki itu mengeram tak tahan dengan kecemasan yang mulai menguasai pikirannya.

"Keysa! Kamu di mana?" Arkan menelusuri rumah, mencarinya di dapur, namun yang ditemukannya bukanlah Keysa, melainkan menu sarapan pagi untuknya yang telah tersedia di meja makan.

Arkan tergiur dengan sarapan yang tersedia di atas meja, tapi saat inilah Keysalah yang terpenting untuknya.

Arkan mengabaikan sarapan tersebut dan beralih mencari ke halaman belakang, kemudian area kolam renang, ruang tengah dan hampir sudah menelusuri semua ruangan dan hasilnya Keysa tidak ditemukan di sana atau dibagaian rumah lainnya. Hal itu menyebabkan Arkan kalut seketika dan juga merasakan cemas luar biasa. Jangan-jangan Keysa kabur karena belum terima temannya Syaniah telah dinyatakan meninggal ataukah bagian semalam yang mereka lakukannya telah membuat Keysa kecewa?

Arkan menggeleng menolak dugaan terakhir yang timbul dipikirannya, sebab semalam Keysa tidak menolak juga menerimanya dengan suka relakan. Arkan bahkan ingat tidak ada raut terpaksa dari Keysa sama sekali. Berarti dugaan pertamanya adalah hal paling memungkinkan, Keysa masih belum terima temannya Syaniah meninggal. Hal itu sontak mengakibatkan Arkan menghela nafasnya dengan kasar dan menuju ruang kerjanya secepatnya.

Unwanted Love [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang