53.

8.6K 290 7
                                    

Setelah mengetahui pelaku sebenarnya yang mengakibatkan perut sahabatnya Syaniah membucit, Keysa tidak diam saja. Wanita itu mengeraskan rahangnya menatap sang pelaku dengan garang bagaikan predator yang siap mencabik-cabik mangsanya. Keysa murka bersiap untuk mengahabisi lelaki yang baru mengakui ayah dari si bayi yang berada dalam kandungan ibunya.

"Daren, brengsekkk!! Mati kamu, dasar laki-laki murahann, produk gagal punya otak tapi tidak berfungsi dengan baik dan hati yang busuk. Sialan kamu, bisa-bisanya menghamili Syaniah!!" Keysa mengomel seraya berlari menghampiri Daren dan melayangkan pukulan demi pukulan sekuat tenaganya.

"Kamu bajingann, biadap, laki-laki murah kalo beli barang gratis satu kamulah gratisannya tidak berharga! Apa maksudmu membuat sahabatku hamil, hah!!"

Daren yang dalam keadaan tidak siap hanya menghalau pukulan demi pukulan Keysa menggunakan tasnya dengan sekuat tenaga tersebut, dengan kedua tangannya yang terarah sebagai perisai pelindung dirinya. Selain melakukan hal itu, Daren pasrah membiarkan Keysa memukuli dirinya sampai puas.

Walaupun pukulan Keysa cukup menyebabkan nyeri pada tubuhnya, Daren tidak berniat membalaskannya. Bukan karena tidak kesal akan hal itu, namun Daren bukanlah laki-laki yang ringan tangan dan menurutnya wanita itu bukanlah lawan untuk baku hantam. Daren diam sebab tak mau reputasi kejantanannya dipertanyakan jika sampai melawan Keysa.

"Aaarrggh! Kenapa kamu melakukannya produk gagal? Kenapa ... apa kamu ingin membuktikan padaku bahwa bibit unggul begitu, hahhh!! Ah, dasar bajingan kenapa harus Syaniah yang harus menjadi bahan pembuktianmu!!" Keysa terus-terusan mengomel maraj tanpa henti sambil terus memukul Daren tanpa ampun seperti takkan ada hentinya.

"Aku membencimu!! Aku sangat membencimu, sialan ..."

Menyaksikan hal itu Arkan hanya menghela nafasnya panjang. Sebenarnya ia cukup kasihan melihat Daren yang dipukuli isteri tanpa melawan sama sekali, namun mau bagaimana lagi Arkan bisa apa? Dari pada Keysa menuntut kesalahannya lebih baik istrinya menuntut Daren saja dan biarlah ia menjadi penonton yang baik. Sampai isterinya terlihat kelelahan barulah Arkan akan menengahinya nanti. Sekarang biarkan saja begitu dahulu.

"Kenapa kamu diam saja, bajingan!! Kenapa hiks-hikss, kamu sejahat ini menjadi penjahat wanita dan menyakiti sahabatku Syaniah dan membuatnya sampai hamil, hah!!"

Syaniah yang ditinggal Keysa di kantin perusahan datang dan memasuki ruang kerja Arkan. Wanita itu meneguk ludahnya kasar, dia tak bodoh dan bisa mengambil kesimpulan mengapa sahabatnya itu menjadi buas memukuli calon ayah bayinya tanpa ampunan. Bersamaan dengan hal itu Syaniah juga tak sanggup melihatnya demikian, melihat Daren disiksa membuat dadanya terasa nyeri sampai tiba-tiba saja ia menarik Daren dan melindunginya dibalik tubuhnya.

"Jangan memukulnya lagi, Keysa. Kumohon jangan memukulnya lagi demi persahabatan kita selama ini tolong maafkan Daren dan berhentilah memukulnya." Syaniah membela Daren entah motifnya apa.

Sontak Keysa pun terheran dan menjadi bingung dibuatnya.

"Tapi kenapa, Syaniah? Dia sudah melakukan kesalahan dan memperkosamu sampai hamil ...." protes Keysa membuat Daren kali ini tidak terima dan membalas perkataan Keysa dengan sinisnya.

"Jaga ucapanmu, walaupun aku suka main dengan wanita aku tidak pernah memaksa mereka dan bayi kami ada bukan karena aku memperkosa Nia, tapi karena program kehamilan dengan bantuan teknologi kedokteran. Aku menanam benihku dalam rahim Nia tanpa menyentuhnya sama sekali, jadi jangan bialang aku memperkosanya. Ch, dasar wanita bar-bar! Kalau bukan wanita sudah habis kamu!!" Gertak Daren.

"Apa benar itu Syaniah?" Tanya Keysa memastikan dan Syaniah menganggukinya. "Tapi tetap saja aku yakin kamu memaksanya!!" Keysa melanjutkan ucapannya menuduh Daren kembali.

"Aku tidak se--"

"Bukan Daren yang salah Keysa, tetapi aku. Sebenarnya sejak lama tanpa sepengatahuanmu aku sudah menyukainya makanya aku menjebaknya dengan cara mengandung anaknya agar aku bisa bersamanya. Kumohon tolong jangan pukul dia lagi, aku sangat mencintainya." Syaniah jelas berbohong dan Daren juga Arkan mengetahui hal itu, jelas-jelas semuanya terjadi adalah kesalahan Daren, tapi entah apa sebabnya Syaniah malah membohongi Keysa.

Keysa melemah perlahan mundur sambil menggelengkan kepala, ia cukup kecewa mendengarkan perkataan sahabatnya, akan tetapi jika sudah demikian mau bagaimana lagi.

Melihat Keysa demikian dengan sigap Arkan menghampirinya dan membawa Keysa duduk ke sofa, sembari mengisyaratkan pada Daren dan Syaniah agar keluar dari ruangannya untuk memberikan ruang untuknya menenangkan isterinya.

"Ssttt ... tenanglah, Keysa. Semuanya akan baik-baik saja, Sayang. Masalah ini pasti bisa kita lalui dan tidak seburuk yang kamu katakan." Arkan menjelaskan sambil mengarahkan tangannya membenarkan tatanan rambut isterinya yang tampak berantakan.

Arkan mengelus kepala Keysa. "Maafkan aku juga, sebab mungkin ini juga hasil dari kelalaianku sendiri."

Keysa melirik Arkan dan menatapnya agar segera melanjutkan perkataannya.

"Daren juga sangat mencintai sahabatmu dan perlu kamu tahu dia sudah tidak pernah mabuk dan bermain dengan wanita semejak Syaniah hamil anaknya." Arkan tanpa ragu melanjutkan yang dimulai Syaniah.

Itu tidak sepenuhnya bohong juga, sebab Daren memanglah seperti yang Arkan katakan tidak pernah mabuk serta bermain dengan wanitanya lagi semejak Syaniah hamil anaknya, terkecuali sekali itupun karena keprustasian Daren oleh Syaniah yang terus saja memuntahi pakaiannya. Setelahnya Daren tidak pernah lagi.

"Daren mencintai sahabatmu setelah menghabiskan waktu bersama yang cukup selama ini dan dia selalu memperlakukan Syaniah dengan baik. Kamu ingat saat aku pernah memintamu menyiapkan soto untuk kubawa sebagai makan siangku, sebenarnya hari itu Syaniah mengidam masakan buatanmu dan Daren dengan perhatiannya memaksaku untuk memintanya padamu. Lagian aku pikir mereka sangat cocok jadi kamu jangan marah, ya ...." Arkan melebih-lebihkan ceritanya berusaha membuat Keysa percaya.

"Asal kamu tahu sangkin sayangnya Daren pada Syaniah, dia bahkan membiarkan wajahnya dimuntahi Syaniah supaya Syaniah sedikit lega dan tak mual lagi." Arkan melanjutkan makin menjadi melebih-lebihkan ceritanya.

Keysa menarik nafasnya panjang dan menatap Arkan dengan tatapan mulai terhasut dan mulai percaya. Apa boleh buat, Daren si produk gagallah yang sahabatnya cintai. Sebagai sahabat Keysa hanya bisa pasrah meski setegah mati teramat membenci Daren, dia hanya bisa memberi dukungan penuh pada hubungan keduanya.

"Terus kenapa kamu tidak jujur padaku?" Tanya Keysa membuat Arkan mengelus tengkuknya sendiri.

Arkan kebingungan akan menjawab apa dan diapun diam sejenak memikirkan jawaban sebelum kemudian mengatakannya.

"Aku sangat menyayangimu dan aku pikir selama ini kamu trauma pada kejadian di masa lalu kita, tentang kehamilan di luar nikah. Aku pikir kamu akan histeris mendengarkan hal itu jika sampai terjadi dan aku pikir kamu akan nekat berlari sejauh mungkin dariku jika sampai kamu mengetauinya." Arkan berkata dengan seadanya.

"Ya, aku memang akan melakukan hal itu sekarang!" Keysa menjawab dengan ketusnya.

"Tuhkan, ini yang aku takutkan. Inilah kenapa aku menyimpan rahasia ini selama ini."

Keysa mendengus kesal. "Apa, kamu taku hal itu? Bagaimana bisa?? Bukankah kamu memiliki kekuasaan dan kamu bisa dengan mudahnya menemukanku!!" Kata Keysa dengan tak percaya.

"Dan kamupun memiliki otak yang cukup cerdik dalam melarikan diri dan bersembunyi, itulah yang aku takutkan Keysa. Aku takut saat kamu pergi kekuasaanku itu tak berguna untuk bisa menemukanmu kembali dan aku sangat takut tidak bisa melihatmu lagi." Arkan meyakinkan Keysa.

"Ch, alasan. Padahal jika aku pergi emangnya kakiku ini bisa membawaku kemana? Rumahku pulang hanyalah kamu dan bahkan sumber uangku pun hanya berasal darimu. Jadi aku mau kemana, bisa melarikan diri sampai dilangkah keberapa? Disaat yang aku miliki hanya kamu saja, bahkan barusan Syaniahpun lebih memilih Daren ketimbang aku, apa kamu pikir aku akan pergi??" Keysa melirih memelankan ucapannya.

Selanjutnya Arkan tidak menjawab lagi. Hanya pelukan hangat yang dilakukannya dan untuk selanjutnya hal itu membuat keduanya merenggut kenyamanan masing-masing untuk mendapatkan ketenangan setelah masalah yang baru saja mereka lalui.

***

Selesai
12-01-2021

Unwanted Love [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang