30.

13.5K 514 4
                                    

Arkan berulang kali mengumpati Daren dari seberang telepon yang tersambung menghubungkan keduanya. Lelaki itu dengan rasa cemas bercampur rasa kesal melampiaskannya pada temannya dengan cara mengomelinya habis-habisan.

"Ini semua gara-garamu, akibat dari kegoblokanmu, Daren! Kamu bodoh dan mengakibatkan banyak masalah yang melibatkanku. Bahkan karenamu, aku sampai emosi tak sadar membuat isteriku sendiri menjadi tidak sadarkan diri!!" Arkan dengan geramnya mengeluarkan uneg-unegnya.

"Salahku? Bukannya salahmu, Man?? Coba ingatlah kamulah yang memulai semua ini dari awal. Beberapa waktu lalu kamu mengatakan bahwa dokter Syaniah jatuh hingga cedera juga kehilangan banyak darah dan kebetulannya kamu ingat golongan darah kami sama hingga memintaku mendonorkan darahnya. Jadi aku yang seperti kamu ketahui sangat tergila-gila pada dokter Syaniah tentu dengan senang hati mendonorkan darahku."

"Dan bodohnya kamu juga melakukan rencana gilamu." Arkan berdecak mengingat semua sumber masalahnya berasal dari sana.

"Ya, tapi itu juga merupakan salahmu juga. Tidak mengatakan bahwa Syaniah yang kamu maksudkan bukan dokter Syaniah yang selama ini aku gilai," dengus Daren diseberang telepon sana merutuki Arkan.

"Salahku? Ch, yang benar saja! Kamu yang bodoh kenapa tidak bertanya lebih dahulu," sebal Arkan tidak terima disalahkan begitu saja.

Daren berdecak kesal seraya mengumpal kesal. "Sialan! Yah, baiklah aku yang salah. Ch, tapi sekarang wanita itu muntah-muntah kembali, mana muntahnya harus dibajuku pula." Daren pasrah dan mengalah lanjut mengeluh. " Jadi sekarang tolong bantu aku, katakan bagaimana caranya menghadapi wanita itu, di satu sisi aku tak tega dengan bayiku, tapi di sisi lainnya aku kesal dengan wanita itu yang tiap kali muntah selalu saja dipakaianku agar muntahannya bisa keluar."

Arkan mengerutkan dahinya terpengaruh oleh perkataan Daren, sampai tak sadar sejenak hal itu telah membuatnya melupakan masalahnya. "Tenanglah bajumu hanya terkena muntahan. Aku pikir mungkin bayimu hanya ingin berkenalan dengan ayahnya saja, hm ... jadi terimalah dengan berlapang dada."

"Daren aku mual lagi ..."

"Kau dengar, wanita itu ingin mengotori pakaianku dan artinya aku harus memberikan diriku untuk ia tumpahi dengan muntahannya. Aaarrggh, menjijikan! Aku benar-benar tak habis pikir dengannya bagaimana bisa terus saja memuntahi bajuku, apa dipikir semua pakaianku itu sama dengan kloset?" Ringis Daren mengatakan keluhannya.

Arkan mengangguk meski tidak dilihat oleh Daren, Arkan meringis ngeri tak bisa membayangkan bagaimana jika suatu hari nanti ia berada dalam posisi Daren. "Mung--"

Arkan mengerut kalimatnya belum meluncur, namun sambungan teleponnya tiba-tiba saja terputus padahal baru saja dirinya akan menjawab.

Mungkin Daren tak sadar melakukan hal itu atau mungkin sedang sibuk mengurusi wanita yang keluhkannya tersebut.

Arkan menghela nafas, mengingat kembali masalahnya, sekarang bagiannya bagaimana dirinya akan mengurusi Keysa yang berbaring lemah karena kebodohannya sendiri. Semua itu berawal dari Daren dengan rencana bodohnya yang gagal bahkan melenceng kepada orang yang salah.

Gagal move on dari pacarnya yang meninggalkan Daren dengan cara pergi menikah dengan pria lain, mengakibatkan Daren gila nekat melakukan segala cara untuk mendapatkan wanita itu kembali. Tapi siapa sangka rencana yang dimaksudkan untuk merebut kembali pacarny-eh maksudnya mantan pacarnya, malah berimbas mengakibatkan Daren terjebak bersama wanita lain. Semuanya gagal total karena dua wanita berbeda yang memiliki nama yang sama dan Daren tidak mengetahui hal itu.

Daren hanya mengetahui satu hal, mendonorkan darah sekalian dengan benihnya. Sialan! Daren biadap dan sayangnya sekarang Arkan ikut terkena imbas akibat kebiadapannya.

Unwanted Love [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang