25.

13.8K 533 6
                                    

"Kamu mau makanan yang mana?"

"Segini cukupkah?"

"Aku sengaja masak ayam kecap kesukaanmu, loh! Cara masaknya pun sesuai intuksi yang kamu berikan padaku dulu, menggunakan resep yang sama. Cobalah, aku harap kamu menyukai dan menghabiskannya."

Keysa anehnya begitu perhatian melayani Arkan makan sambil memperlihatkan senyuman manisnya. Biasanya Keysa ogah malakukan hal ini apalagi jika Arkan baru saja habis memarahinya, tapi tidak untuk kali ini.

Melihat hal itu Arkan cukup senang juga kebingungan disaat bersamaan. Apa alasan Keysa berubah semanis ini dan dimana tatapan muak bercampur takut saat melihatnya, kemana hiangnya?

Meski cukup penasaran Arkan terdiam malas untuk berkomentar. Membuat Keysa memanyunkan bibirnya sebelum mendesah kecewa.

"Kenapa diam dan makanannya belum dimakan? Apakah kamu sedang tidak berselera makan makanan yang aku siapkan ini? Padahal aku buatnya sudah sepenuh hati, lohh ..." beritahu Keysa diakhir kalimatnya berharap dengan itu Arkan mau menyentuh makanannya. "Tapi ya, sudalah ... jika kamu sedang tak mau memakannya, aku tidak akan memaksamu. Hm aku masakin yang baru aja bagaimana? Kamu ngomong saja sekarang kamu maunya makanan apa biar aku buatkan ..." tawar Keysa tidak putus asa diakhir kalimatnya masih tersenyum walaupun terlihat sedikit kecewa.

Namun, bukannya menjawab Arkan malah mulai makan setelah menatap Keysa dengan tatapan anehnya. Menyebabkan Keysa menjadi senang sampai terperangah terus menatapnya dengan intens sambil memperhatikan cara Arkan memakan makanannya. Hal itu Keysa lakukan dalam diam hingga Arkan tak menyadarinya, lalu saat kemudian menoleh, Arkan cukup terkejut menemukan Keysa yang sedang menatapnya dengan penuh tatapan memuja.

"Kenapa kamu tidak makan?" tanya Arkan mengabaikan keterkejutannya ditatap demikian oleh Keysa. "Kamu mau sakit dan berniat merepotkan serta membuatku kesusahan lagi, hah!!" tegur Arkan dengan nada sedikit membentak dan keanehan mulai terlihat kembali.

Mana kala Keysa bukannya menunduk atau membuang mukanya demi menahan kesal ataupun terlihat terluka akibat mendengar bentakan Arkan, malahan Keysa kini sedang melebarkan senyumannya seolah menyukai Arkan memarahinya.

'Arkan marah sebab takut aku sakit, apakah ini artinya dia sedang mencemaskanku ...' Keysa membatin seraya mengerjapkan kedua kelopak matanya.

"Iya aku kangen sakit, kangen kamu mengurus dan melakukan banyak hal untukku," jawab Keysa tanpa takut membuat Arkan menjadi geram.

"Mulai berani sekarang!" remeh Arkan sambil menggertakkan giginya menatap nyalang Keysa. "Dasar wanita licik jangan harap keinginanmu itu akan terwujud! Sebab aku tak akan membiarkannya" Arkan melanjutkan ucapannya memperingatkan Keysa.

Dan lagi-lagi bukannya takut, Keysa malah memancing amarah Arkan dengan berani. "Yasudah, lakukan saja apapun maumu." Keysa menilap tangannya lalu dengan tanpa takut beraninya mengangkat bahunya acuh. "Tapi satu hal yang kamu perlu ketahui bahwa aku pun akan melakukan apapun mauku. Seperti apa yang telah kamu tuduhkan sebelumnya padaku, aku tidak akan mau makan karena aku memang sengaja agar sakit dan bisa merepotkanmu. Jika kamu mencoba memaksaku makan maka aku pun tidak akan segan memuntahkan makanannya."

Tampaknya Keysa benar-benar sudah gila kali ini, beraninya memancing dan membuat Arkan makin marah kepadanya.

"Baiklah, jika begitu jangan salahkan aku berbuat kasar kepadamu." Arkan meraih piring Keysa dan dengan kasar mencengkram rahang Keysa agar membuka mulutnya.

Barulah setelah hal itu menyuapkan makan masuk ke dalam mulut Keysa dengan paksa. Hal itu tanpa Arkan ketahui membuat Keysa kesenangan bukan main. Tidak mau makan hanyalah akal-akalannya yang tercetus saat Arkan menuduhnya. Dengan sengaja Keysa membenarkan tuduhan Arkan kepadanya, demi agar bisa merasakan makan disuapi oleh pria yang membuatnya jatuh cinta hampir gila disampingnya ini.

Unwanted Love [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang