Perut Keysa sudah membulat dan usia kandungannya juga telah genap 9 bulan. Minggu ini adalah perkiraan waktunya melahirkan, oleh karenanya Keysa dibantu oleh asisten rumah tangganya telah mempersiapkan diri dan juga perlengkapan lainnya yang akan dibawanya ke rumah sakit.
Sementara Arkan, calon ayah satu itu tidak melakukan apa-apa, selain mempersiapkan diri berusaha melawan rasa gugup yang menimpa dirinya sejak usia kandungan Keysa menginjak delapan bulan.
Pria itu senang luar biasa mengetahui dirinya akan menjadi seorang ayah, akan tetapi bertolak belakang dengan hal itu Arkan juga khawatir takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan olehnya pada saat Keysa melahirkan nanti.
Tepat pada waktunya, Keysa pun mengalami gejala seperti akan melahirkan sebagai mana mestinya ibu hamil tua biasanya. Perutnya mulas luar biasa dan terakhir air ketubannya pecah. Beruntungnya saat kejadian itu mereka sudah sampai di rumah sakit sehingga Keysa bisa segera ditangani oleh dokter dan tenaga medis lainnya.
Dari luar ruangan persalinan terlihat Arkan bolak-balik gelisah. Keringat serta dahi yang mengerut menyertainya. Pria itu tampak tak bisa diam barang sejenak saja dan mengakibatkan ibu dan keluarganya yang lain geleng-geleng kepala menyaksikannya.
"Sudahlah, Arkan. Istrimu pasti baik-baik saja dan anakmu bisa lahir dengan selamat," bujuk Ibunya agar Arkan berhenti atau duduk saja ketimbang bolak-balik gelisah.
Arkan tak menjawab dan terus melakukan aksinya ketika gelisah. Bukannya tak mendengarkan saran ibunya, hanya saja menjadi ayah untuk pertama kalinya bukankah akan sangat teramat gugup sekali.
Ibunya menghela nafas, sementara Lisa adik bungsunya mengangkat bahunya acuh dan Adien yang duduk bersama istrinya memamerkan kemesraan.
Ketika merasa terganggu dengan kelakuan Arkan yang terus-menerus bolak-balik seakan tak ada hentinya, membuat Adien bersedih dan angkat bicara.
"Dasar lebay!" Umpat Adien pada Arkan. "Kalau khawatir kenapa sebelum kamu tidak ikut masuk saja, memberikan dukungan secara langsung pada istrimu?!" Lanjut Adien Kesal.
"Gue takut bego, tidak sanggup menyaksikan Keysa menderita!!" Balas Arkan dengan ketusnya.
"Kalau begitu ngapain kamu menghamilinya?!"
"Sialan loh. Kalau tidak ada anak diantara kami maka celah untuk Keysa untuk berpaling akan sangat lebar. Itu saja tidak tahu, padahal perasaan loh ngapain-ngapain Suara sebelum menikah tujuannya juga sama."
Setelah mengatakan hal tersebut pandangan ibu, Lisa bersama suaminya, dan Suara kompak ke arah kembar tidak identik tersebut.
"Astaga, ya Tuhan. Kenapa bisa aku mempunyai putra yang berpikiran bajingan begini," Celetuk ibunya sambil menghela nafas tak habis pikir.
Arkan dan Adien kompak membuang pandangannya. Pura-pura mengabaikan apa yang baru saja terungkap bukanlah apa-apa.
"Hm, Aku baru percaya kalau Mas Adien dan Arkan kembar hari ini. Soalnya baru kali ini Aku mendengar pemikiran mereka ternyata sama. Sama-sama berengsek maksudnya," Cibir Lisa sambil beralih menatap suaminya. "Beruntung saja aku tidak terkena karma akibat perbuatan buruk kalian," sambung Lisa sinis, kemudian beralih pada suaminya. "Huhh, untung saja aku mempunyai suami seperti kamu sayang bukan seperti mereka.... " Lanjut Lisa dengan penuh cinta.
****
Harusnya Keysalah yang mengalami gejala depresi setelah melahirkan, tapi bukan. Arkan malah yang mengalaminya. Pria itu terlihat depresi setelah kelahiran anak pertamanya dan juga sangat anti pada anaknya itu.
Dia enggan menggendong bahkan masih terhitung jumlahnya berapa kali ia menggendong anaknya, selama kurun waktu hampir satu bulan lamanya.
Bahkan hampir tak ada interaksi dan percakapan mengenai anak mereka. Entahlah apa yang Arkan pikiran, tapi jelas itu bukan karena Arkan tidak menyayangi anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted Love [Lengkap]
Fiksi RemajaApa jadinya Keysa seorang anggota tim WO yang bekerja mengurusi persiapan pernikahan, dipertemukan dengan Arkan mantan kekasihnya sewaktu SMA sebagai kliennya. Mantannya akan menikah dan Keysa yang mengurusi pernikahannya? Namun apa jadinya tanpa Ke...