Arkan menghempaskan Keysa dengan kasar ketika sampai di rumah. Arkan mendorong Keysa sampai terjatuh dan menyebabkan tubuh Keysa terbanting keras pada lantai yang keras. Hal itu juga mengakibatkan barang belanjaan yang dibawanya ikut serta terterjatuh berhamburan di lantai.
"Kemana saja kamu pagi ini, aku bangun dan kamu tidak ada di rumah! Apa kamu tahu karena hal itu aku kesetanan hampir gila mencarimu? Keseluruh penjuru rumah, ke taman dan bahkan akupun sempat meneleponmu dan kamu pun tidak menjawabnya." Arkan berdecak geram sambil menatap nyalang Keysa dengan marah.
"Dan saat instingku membawaku ke supermarket, ternyata kamu ada disana, asik berduaan dengan selingkuhanmu!" Arkan dengan dinginnya menatap penuh kemurkaan terhadap Keysa.
Keysa hanya mampu meringis kesakitan kala bagian tubuhnya yang terbentur lantai terasa ngilu dan juga bagian hatinya ikut merasa nyeri mendengar tuduhan yang Arkan layangkan barusan kepadanya.
"Aku tidak selingkuh ..." cicit Keysa dengan tatapan berkaca-kaca membela diri.
Arkan menyeringai mendekati Keysa seraya membungkuk dan meraih dagunya lalu mencengkeramnya dengan keras.
"Apa kamu bilang?!!" Arkan geramnya menggertakkan giginya memperingati Keysa. "Tidak selingkuh, tapi kamu berbicara akrab bahkan membiarkan tangan bajingan itu menyentuh pergelangan tanganmu!!" bentak Arkan dengan murkanya dalam kuasa amarah marah.
Menyebabkan Keysa membuang tatapannya tak berani menatap Arkan. Suaminya itu menatapnya tajam sampai terasa menusuk dalam dan begitu ngilunya di uluhati.
Arkan berdiri tegak lalu tanpa peringatan menyentaknya dengan paksa serta kerasnya agar Keysa berdiri. Lantas menyeret Keysa agar mengikutinya menuju kamar mandi.
Sampai disana, Arkan hendak mencuci tangan Keysa yang tadinya sempat Hadi genggam saat di supermarket, namun Arkan tak jadi dan mengurungkan niatnya.
Ternyata sebuah memar yang Arkan temukan di pergelangan tangan Keysa berhasil menghentikan aksinya.
Arkan terdiam sejenak dan pikirannya bersiteru, kemudian melepaskan tangan Keysa begitu saja.
Detik berikutnya Arkab tanpa sepatah katapun berlalu dari sana, meninggalkan Keysa sendirian yang kebingungan terhadapnya dan kini larut dalam pikirannya sendiri.
Tidak lama selepas perginya Arkan, tidak dapat ditahan lagi setetes air mata Keysa tumpah disusul tetesan lainnya. Katakanlah Keysa cengeng, tapi Keysa tak peduli lagi, sebab yang Keysa pedulikan saat ini hanyalah ingin menumpahkan rasa sesak dalam hatinya lewat air matanya.
Sampai selang beberapa saat kemudian baruah Keysa berhenti menangis setelah merasa puas.
Keysa menghapus air matanya lantas mencuci wajah agar terasa lebih baik dan tidak terasa sembab. Selesai dengan hal itu Keysa menghela nafas lalu keluar kamar mandi lantas menuju ruang tengah. Dengan segera memunguti barang belanjaannya yang terlihat berantakan.
Satu-persatu barang Keysa pungut lalu dibereskannya dan menaruhnya pada wadah baru yang lebih baik ketimbang plastik tempat belanjaannya tadi yang kini telah rusak.
Sampai pada satu barang terakhir, hampir saja Keysa berhasil meraihnya kalau saja Arkan tidak lebih dulu mengambilnya. Melihat hal itu Keysa hanya mengerut heran tanpa berani bertanya. Bahkan ketika Arkan mengambil ahli barang belanjaan yang telah Keysa pungut serta bereskan.
"Kenapa belum mengobati luka memar dipergelanganmu, apakah kamu menunggu aku yang yang melakukannya, hahh!!" Arkan dengan dinginnya, tapi anehnya malah membantu Keysa membawakan barang belanjaan tersebut dan menaruhnya di dapur.
Keysa yang mengikuti Arkan dari belakang hanya berani menggeleng tanpa sepatah kata pun.
"Ayo, aku akan mengobati lukamu." Arkan mengiring Keysa kembali ke ruang tengah setelah meletakkan barang belanjaan pada tempat yang seharusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted Love [Lengkap]
Teen FictionApa jadinya Keysa seorang anggota tim WO yang bekerja mengurusi persiapan pernikahan, dipertemukan dengan Arkan mantan kekasihnya sewaktu SMA sebagai kliennya. Mantannya akan menikah dan Keysa yang mengurusi pernikahannya? Namun apa jadinya tanpa Ke...