Seorang pria meloncat dari keluar dari helikopter yang berada pada ketinggian lebih dari dua meter. Pria itu meloncat sambil menembakkan lepas peluru yang keluar dari senjata kesayangannya, dengan cepat serta tepat melaju kilat menuju sasaran dan peluru tersebutpun mendarat dengan sempurna. Mengenai dua targetnya sehingga terjatuh dan siapapun yang menyaksikan aksinya selain bergidik ngeri juga akan terkagum melihatnya"Hy, Sayang! Apa kau merindukanku?" Tanya pria tersebut langsung menghampiri Riana.
Pria itu berjalan dengan langkah anggun layaknya model yang berada di atas catwalk. Sambil memegang senjatanya, Pria itu tersenyum begitu manisnya sehingga kaum hawa manapun yang menyaksikannya akan terpesona melihatnya.
Namun sayang sekali seyuman memukau serta cobaan berat bagi kaum hawa itu tak berlangsung lama dan lenyap begitu saja, tak kala pria itu melepas kaca mata hitam yang bertengger manis diatas pangkal hidungnya.
"Berengsekk!! Siapa yang membuatmu menjadi lebam begini, Riana?!!" Amuk pria itu tiba-tiba marah mendapati wajah Riana memerah penuh luka lebam.
Mendengar hal itu membuat Selena yang berdiri dekat dengat Riana, meneguk ludahnya kasar dan mendadak nylalinya menciut dan segera bersembunyi dibelakang orang suruhannya, yang keadaannya masih baik-baik saja selain dari dua orang yang baru saja tertembak oleh pria tampan didepannya.
Sementara itu Keysa tampak syok dari jarak beberapa langkah dan masih dalam tahanan orang-orang suruhan Selena. Keysa terdiam berhenti berontak masih dalam kekagetannya menyaksikan adegan penembakan secara langsung di depan matanya. Keysa berharap hal itu hanyalah mimpi terburuknya, tapi pipinya yang bengkak dan kini terasa ngilu, sudah lebih awal membuktikan bahwa kejadian beberapa saat lalu benar-benar nyata dan bukan mimpinya.
"AKU BILANG SIAPA YANG MEMBUAT PIPIMU, RIANA!!" kesan tampan pria itu seketika lenyap berganti menyeramkan persis seperti perkataan Riana sebelumnya, pria itu sungguh seperti penjaga neraka yang bisa menyeret siapapun untuk disiksanya ke alam baka.
Keysa meneguk ludahnya dengan berat disertai pernafasannya yang memberat. Belum selesai dengan hal itu, kebodohan orang suruhan Selena yang tiba-tiba melepaskan Keysa dan berusaha melarikan diri, mengakibatkan monter penjaga neraka itu murka.
Dorr!!
Dorr!
Dorr!!!
Pria itu kembali melepaskan peluru dari senjatanya, dengan mudahnya memasang raut wajah datar menembaki satu-satu orang-orang suruhan Selena yang berlari. Seketika tubuh Keysa membeku dan takut bergerak, bahkan untuk sekedar bernafas iapun menghirup udara dengan begitu pelan, sangking takutnya ia ditembak jika bergerak.
Riana yang menyadari hal itu menatap senduh Keysa lalu tanpa diduga Riana mendekat pada pria monster penjaga neraka tersebut dan memeluknya.
"Mas Revano jangan membuat adekku takut," lirih Riana pelan, tapi masih terdengar oleh Keysa dan Selena yang melotot ketakutan sama seperti keadaan Keysa.
Pria itu berdecih sepertinya masih menahan marah, tapi tak menolak pelukan Riana dan membalas memeluknya erat.
"Aku hanya tidak suka mendapati luka lebam dipipimu ini, jadi katakan siapa yang telah melakukannya agar aku bisa segera membunuhnya." Pria itu berkata dengan mudahnya.
"Ka-kamu ... tak perlu membunuhnya." Riana menjawab dengan gugup dan membuat Selena yang mendengar jawabannya sedikit lega mengetahui ia tidak akan jadi dibunuh.
"KENAPA AKU TIDAK BOLEH MEMBUNUHNYA?" Tanya Revano meninggikan suaranya sambil menyeringai tajam bersiap menyeret pelakunya ke dalam alam neraka.
Riana menatap sembari menyelami mata Revano dengan tangannya yang terulur untuk mengelus kepala Revano untuk menenangkannya.
"Aku tidak mau pelakunya mati dengan mudah melalui tembakan pelurumu dan aku ingin menyiksanya terlebih dahulu, menyiksanya perlahan sampai ia begitu teramat kesakitan hingga meminta kematian untuk dirinya sendiri. Apakah boleh, Mas Revano?" Tanya Riana lembut penuh rayuan diakhir kalimatnya dengan tenangnya, tapi bertolak belakang hatinya yang merasa begitu ketakutan.
Hal itu terbukti dengan getaran tubuh yang tidak bisa dielakkannya. Akan tetapi Revano tidak mempermasalahkannya.
"Tentu saja, apapun untukmu Riana. Aku akan mengabulkan semua permintaanmu asal kamu menurut dan tidak membantah apalagi kabur dariku!" Jawab Revano tegas.
"Jadi apakah pelakunya aku saja yang membalaskan perbuatannya?" Ulang Riana lembut masih mengelus kepala Revano dan mengalihkan pandangannya menatap Selena dengan penuh peringatan.
Revano mengangguk pelan lantas melepas pelukannya dan memberi jarak antara dirinya dan Riana.
"Baiklah, tapi pertama biarkan aku lebih dahulu menghabiskan peluruku, pada dua orang yang telah berani menyetuh dan menahan tanganmu sebelum aku datang." Revano memberitahu lalu tanpa menunggu lagi, Pria itu secara membabi buta menembaki dua orang yang sudah ditembaknya diawal kedatangannya.
Suara tembakan peluru terus terdengar membuat telinga Keysa berdengung dan terasa sakit. Bersamaan dengan hal itu darah tumpah ruah mengalir kemana-mana dihadapan Keysa. Mengakibatkan tubuh Keysa lemas dan iapun limbung hampir saja terjatuh kebawah kalau saja kedua buah tangan seseorang menangkap tubuhnya.
"Oh, tidak! Kenapa ada pria psikopat ini disini?" Celetuk Daren masih terdengar Keysa sebelum jatuh tak sadarkan diri.
"Tutup mulutmu, Bung. Atau kamu ingin merasakan timah panasku!" Ancam Revano, tapi tak membuat Daren ketakutan dan pria itu malah menghampiri dan dan mendekat memberi sapaan seperti seorang teman lama yang tidak lama bertemu.
"Aku lebih suka merasakan kenikmatan diatas ranjang dari pada peluru kecil dan mematikan milikmu. Jadi jangan bercanda, psikopat!" Lanjut Daren tersenyum sinis menyeringai.
Menyaksikan hal itu Arkan mendengus kesal dan menggendong tubuh Keysa menjauh dari sana.
"Sialan, sibajingan malah ketemu sekutunya ditempat ini. Menyebalkan!" Celetuk Arkan mendengus kasar.
Sementara Ando yang juga berada disana hanya terkekeh melihatnya sambil mengikuti Arkan dibelakang dan meninggalkan Daren yang sepertinya asik reunian melepas rindu dengan Revano. Ya, keduanya memang merupakan teman lama yang sama gilanya seperti perkataan Arkan. Keduanya itu sekutu, hanya saja Devano sediki lebih gila melebihi Daren karena pria itu pernah divonis mengidap salah satu penyakit mental.
***
To be continued
09-01-2021

KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted Love [Lengkap]
Teen FictionApa jadinya Keysa seorang anggota tim WO yang bekerja mengurusi persiapan pernikahan, dipertemukan dengan Arkan mantan kekasihnya sewaktu SMA sebagai kliennya. Mantannya akan menikah dan Keysa yang mengurusi pernikahannya? Namun apa jadinya tanpa Ke...