14.

14.2K 642 12
                                    

Arkan kesal terhadap Keysa yang terus saja menolak suapan buburnya, padahal baru dua sendok yang masuk tertelan ke dalam perut Keysa.

"Buka mulutmu dan makanlah, Keysa! Habiskan buburmu ini dan berhentilah membuatku marah." Arkan dengan galaknya mengintimidasi serta memaksakan kehendaknya kepada Keysa.

"Tidak, aku tak mau memakannya lagi. Aku sudah kenyang," elak Keysa menggelengkan kepalanya sambil menutup mulutnya dengan telapak tangannya.

"Kenyang dari mana, kamu ini baru menghabiskan dua sendok dan kamu bilang sudah kenyang? Ch, yang benar saja. Sudahlah berhenti menolak dan cepatlah buka mulutmu!"

"Tidak mau ..."

"Kamu mau terus-terusan sakit? hahh!!"Bentak Arkan dengan geramnya menyebabkan kedua bola mata Keysa menjadi berkaca-kaca.

"Buburnya pahit dan rasanya enek ...." beritahu Keysa dengan nada lemah, tapi masih terdengar oleh Arkan.

Arkan jadi prustasi sontak menyugar rambunya kebelakang dengan kasar menggunakan sebelah tangannya yang menganggur.

"Terus kamu maunya bagaimana? Kamu mau aku menaburkan banyak gula ke dalam mangkuk bubur ini supaya menjadi lebih manis?" tanya Arkan setelah menghela nafas mencoba sabar menghadapi tingkah Keysa.

"Nggak gitu juga."

"Jadi?"

"Aku nggak mau makan, buburnya enek itu saja," jawab Keysa dengan yakinnya membuat Arkan mengeram tak suka.

"Makan, aku bilang makan! Ayo buka mulutmu Keysa ...," bujuk Arkan hampir kehilangan kesabarannya.

"Tidak mau, aku enek dan aku sudah kenyang," jawab Keysa yakin dan beraninya membantah Arkan.

Tak mampu menahan amarah yang mendesak untuk meluapkannya menyebabkan, Arkan akhirnya dikuasai oleh rasa marahnya. Mangkuk bubur yang tadinya dipegangnya, Arkan taruh di atas nakas dengan kasarnya...

"Makan!!" Tegas Arkan tidak mau ditolak, mencengkram rahang Keysa keras agar segera membuka mulutnya kemudian menyuapkan makanannya dengan paksa.

Keysa meronta tak diam saja berusaha menolak suapan Arkan bahkan berusaha memuntahkannya, tapi sayangnya Arkan lebih kuat dan menyebabkan buburnya akhirnya masuk serta tertelan oleh Keysa.

"Nah beginikan bagus, kamu makan buburnya dengan baik." Arkan tersenyum puas menyeringai penuh kemenangan ke arah Keysa.

"Ok. Sekarang buka mulutmu lagi, sayang. Aaa ..." bujuk Arkan dan lagi-lagi Keysa kembali menolaknya.

"Ya, sudah. Baiklah, jika kamu memang tak mau memakannya, aku tidak akan memaksamu lagi, tapi jangan salahkan aku jika sampai pengobatan temanmu yang sudah jadi mayat hidup itu aku hentikan!" Arkan dengan tenangnya kembali menggunakan Syaniah sebagai ancamannya.

"Kenapa sih kamu ngancem aku gini terus?"

"Supaya kamu sadar dan berhenti membangkang kepadaku. Yasudahlah, Keysa. Nggak usah banyak protes lagi, sekarang makan dan habiskan buburmu."

Arkan mengarahkan suapan buburnya ke dalam mulut Keysa. Lalu Keysa dengan enggannya terpaksa menerimanya dan kembali memakannya. Suapan demi suapan masuk kedalam mulutnya sampai mangkuk buburnya kosong.

"Nah sekarang kamu minum obatmu." Beritahu Arkan sambil membereskan mangkuk bubur yang sudah kosong, lantas menaruhnya ke atas nakas dan beralih mengambil obat yang kemudian Arkan serahkan agar Keysa segera menelannya.

Melihat hal itu bukannya Keysa segera menerimanya, Keysa malah terlihat menatap horor dengan wajah pucat pasi dan terdiam tanpa reaksi.

Menyadari hal itu membuat Arkan teringat masa lalunya dulu bersama Keysa. "Ck, aku lupa. Kamu tidak bisa minum obat berbentuk Pil. jadi sekarang bagaimana?"

Unwanted Love [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang