"Kenapa aku ikut kamu kerja? Bukankah kamu bilang mau mempertemukan aku dengan kak Riana ...." Keysa protes menatap Arkan sambil mengerukkan dahinya heran.
"Ya kita memanglah mau menemui Rania, kakak tirimu. Diperusahaanku tepatnya di dalam ruang kerjaku. Jadi, ayo, kita kesana temui mereka." Arkan berkata seraya menarik tangan Keysa agar mengikutinya.
"Serius?"
"Tentu saja."
Keysa menghela nafasnya panjang dan memikirkan sesuatu dalam rangkulan Arkan.
"Ketemuan di kantor seolah mau membicarakan bosnis saja. Aku dan Riana kakak tiriku mau mengobrol ringan sambil melepaskan kerinduan, bukan mau membicarakan sesuatu yang serius. Kenapa ketemuannya mesti di kantor, kenapa tidak di rumah, restoran atau kafe saja?" Keysa menggerutu.
"Kenapa apanya, Sayang? Memangnya salah mengobrolnya di kantor??" Jawab Arkan.
Keysa mengangguk. "Salah sekali, sebab jelas-jelas kantor adalah tempat mengerjakan hal-hal serius juga formal bukannya sesuatu yang sebaliknya."
"Urusanmu dengan Riana juga termasuk serius, sedang aku juga sedang sibuknya mengurusi perkerjaanku dan aku tidak bisa tenang jika kamu berdua bersamanya tanpaku. Jadi pertemuan kalian di perusahaanku adalah hal yang tepat," tegas Arkan.
"Hm, tapi tidak asik suamiku ...." Keysa mulai merengek memainkan nada manja yang dikeluarkannya lewat suaranya.
"Kamu tidak punya pilihan Sayangkuh." Arkan tak ingin dibantah membuat Keysa cemberut. "Bertemu diperusahaanku di dalam ruanganku atau tidak usah bertemu sama sekali," lanjut Arkan mengancam Keysa.
"Yaudah," pasrah Keysa mengangguk menyetujui.
***
Kini Keysa berdua bersama Riana setelah Arkan memberikan ruang untuk keduanya untuk mengobrol, ah ya, lebih tepatnya karena Arkan sebenarnya punya pertemuan yang harus dihadirinya sehingga laki-laki itu mau tidak mau meninggalkan isterinya dan pergi ke ruang rapat.
"Jadi Kak Riana, kamu kemana setelah hari itu? Mengapa tidak menjengukku??" Tanya Keysa tak sabaran menuntut penjelasan pada Riana.
"Mama sudah meninggal," lirih Riana memberitahu dan bukan menjawab perkataan Keysa.
Kedua bola matanya langsung berlinang air mata yang ditahannya juga bibirnya mulai bergetar merasakan perih yang luar biasa. Mendengar perkataannya Keysa kaget tidak menyangka, namun ia tidak menyela dan membiarkan Riana melanjutkan penjelasannya.
"Sebulan lalu Mama sudah enggak ada Keysa ...." Air mata Riana tidak tertahankan dan jatuh seketika tanpa bisa dicegah. "Perusahaan diambang kehancuran dan aa--akku tii-tidak tahu harus berbuat apa hari itu, rumah beserta semua aset peninggalan Papa hampir saja berpindah tangan. Tetapi tenang saja semuanya sudah berlalu dan aku sudah bisa mengatasinya."
Keysa yang tak tahan segera memeluk Riana menyalurkan kekuatan untuk mendukungnya. Riana lanjut bercerita dalam pelukan adik tirinya yang terasa hangat dan Keysa menjadi pendengar yang baik ikut merasakan kepedihan yang diungkapkan yang diceritakan Riana.
Hari ini Keysa merasa bahwa saat dia kehilangan segala-galanya di waktu meninggalnya orang tuanya dan keluarga tirinya yang merebut segalanya darinya bukanlah hanya dia saja yang merasakan. Kini kakak tirinya pun merasakan hal yang sama bahkan lebih buruk darinya dan itulah salah satu penyebab kakak tirinya Riana berubah.
Penderitaan yang dialaminya membuatnya lebih dewasa. Sampai kita belum merasakan sakitnya orang lain, sampai saat itu kita takkan pernah merasa lebih baik.
Setelah mendengar cerita Riana, Keysa merasa sangat merasa bersyukur. Bukan karena orang jahat telah mendapatkan karmanya, karena Keysa masih ikut prihatin juga ikut merasakan kesedihan Riana dan ia masih perduli. Akan tetapi Keysa teramat bersyukur, karena setelah kehilahan semuanya, Keysa masih memiliki Arkan yang selalu ada untuknya.
***
"Bagaimana hm, pertemuanmu lancar?" Tanya Arkan mengampiri Keysa yang duduk di sofa di dalam ruang kerjanya.
Sebelumnya Riana telah pergi beberapa saat lalu setelah puas bercerita, setelah Revano menjemputnya dan hal itu membuat Keysa merinding sampai sekarang.
"Loh kamu kenapa diam, Sayang? Ini suamimu lagi nanyain loh ...." Arkan duduk dan menepuk bahu Keysa pelan guna menyadarkannya, sebab kelihatannya Keysa tampak melamun memikirkan sesuatu.
"Ak-aku takut," ucap Keysa mengakibatkan Arkan heran dan berpikiran buruk.
"Riana menyakiti kamu lagi tadi. Mana luka yang sudah dibuatnya tunjukkan kepadaku. Ssttt ... jangan taku Keysa, aku akan membalaskan perbuatannya." Arkan langsung heboh memeriksa mencari luka apa ada pada bagian tubuh Keysa.
"Iissh ... tidak ada luka apapun. Aku cuma taku pada laki-laki pembunuh yang menjemput Riana datang kemari tadi," beritahu Keysa membuat Arkan menghentikan kegiatannya.
"Oh, maksudmu takut kepada Revano?" Tanya Arkan memastikan dan Keysa mengangguk menyetujui. "Tidak perlu takut dia laki-laki yang baik meskipun penyakitan." Arkan melanjutkan sambil menjelaskannya pada Keysa.
"Baik dari mana coba? Baik karena kehebatannya menembaki orang tanpa ampun?!! Iiihhh, sampe sekarang aku yang melihat aksinya saja membuatku bergidik ngeri. Dan aku pikir jangan-jangan, kak Riana ahli membuka kunci dan mengendap hari itu adalah hasil pelatihan dari laki-laki pembunuh itu atau jangan-jangan kak Riana juga sudah sepertinya juga." Keysa berkata sambil mengingat perbuatan Revano tak ayal ia terlihat takut dan mengakibatkan Arkan merasa gemas melihatnya.
"Sudah, jangan takut. Peluru milik Revano tidak beracun jadi tidak akan mudah membuat orang mati jika tertembak olehnya. Lagipula Revano sudah sembuh dari penyakitnya yang satu itu, meskipun sesekali masih bisa kambuh juga," kata Arkan terkekeh melihat eksperesi yang Keysa tunjukkan.
"Kamu tahu dari mana dan kamu kenal dia dari mana dan dari kapan?" Tanya Keysa berrentetan membuat Arkan makin terkekeh. "Iihhh ... ngapain ketawa coba? Tidak ada yang lucu tuh, harusnya kamu jawab pertanyaanku."
"Ok, baiklah, Sayang. Jadi begini, sebenarnya aku tidak terlalu mengenal Revano dan aku tidak terlalu dekat dengannya. Namun aku tahu beberapa tentangnya semisalnya dia itu laki-laki beberapa gangguan kepribadian, tapi bukan gila melainkan sejenis psikopatlah. Wangi yang paling Revano adalah aroma amis yang dihasilkan darah, selain itu siapapun yang bekerja diperusahaannya jika berani berhianat, Revano takkan sungkan membunuhnya. Paling parah laki-laki itu sangat pintar menyembunyikan kejahatannya dan tidak meninggalkan jejak apapun.
Aku pikir Selena yang sekarang berada ditangannya pasti sedang mengalami penyiksaannya di dalam salah neraka yang ada di bumi ini. Hahh, kasihan sekali nasib Selana, tapi biarlah itu pantas untuknya." Arkan dengan santai mengatakannya.
Tak tahu saja bahwa Keysa yang mendengarkannya sudah merinding disco, membulatkan matanya tak bisa membayangkan cerita menyeramkannya.
Arkan menghempaskan tubuhnya bersandar ke sandaran sofa, lantas ia menoleh dan mendapati Keysa istrinya yang diam mematung hampir tidak bergerak sama sekali.
"Sayang, kamu kenapa?" Tanya Arkan sambil mengulurkan tangan meraih wajah Keysa agar menghadap kepadanya.
Tiba-tiba Keysa bernafas dengan tersenggal-senggal dan membuat Arkan cemas sekali melihatnya.
"Keysa Sayang, ada apa? Apa yang terjadi kepadamu??"
Keysa menoleh dengan perlahan dan menatap balik Arkan sambil meneguk ludahnya kasar.
"Kamu bilang aku kenapa? Kamu udah menceritakan sesuatu yang membuatku takut sekali, terlebih lagi aku masih mengingat bagaimana kejadian laki-laki pembunuh itu menghabisi korbannya dihadapan mataku."
Seketika tawa Arkan meledak setelah mendengarkan ucapan Keysa. Entah apa yang lucu, namun tawa Arkan begitu lepas sekali seolah ia sangat berbahagia sekali.
"Yaampun, aku pikir kamu kenapa, Sayang. Hahaha. Astaga kamu ini berlebihan sekali ...," ucap Arkan membuat Keysa mendengus Keysa dan heran saja dibuatnya.
Laki-laki suaminya ini aneh sekali, bisa-bisa ketawa padahal tidak ada yang lucu sama sekali dan mengabaikan ketakutan istrinya tanpa berniat menenangkannya.
Menyaksikan hal itu Keysa hanya mendengus terus-terusan kesal dengan Arkan dan tidak bisa berbuat banyak.
****
To be continued
12-01-2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted Love [Lengkap]
Подростковая литератураApa jadinya Keysa seorang anggota tim WO yang bekerja mengurusi persiapan pernikahan, dipertemukan dengan Arkan mantan kekasihnya sewaktu SMA sebagai kliennya. Mantannya akan menikah dan Keysa yang mengurusi pernikahannya? Namun apa jadinya tanpa Ke...