Pahit

5K 372 8
                                    

Kamu di mana sih Kook.. lama banget... udah 2 jam aku nunggu kamuu 😩😩 aduh aku udah laper...

Drap

Drap

"Sayanghh... hosh...hoshhh... maaf aku telat" ucap Jungkook yang baru datang dengan berlari dan akibatnya dia ngos-ngosan

"Tak apa Kook, duduklah"

Jimin menyuruh pelayan untuk menyajikan makanannya

"Semacet itu ya Kook? Aku udah agak lama nunggu tadi" ucap Jimin

Astagaa agak lama dari mananya sihh... 2 JAMM TU LAMA BANGET bukan agak lama 😤😤

Jungkook seketika tergagap, ia menyadari lagi-lagi ia mengabaikan Jimin karena Lisa

"I-itu.. a-aku.... ta-tadi j-jemput Lisa di rumah sakit dulu, lalu mengantarnya pulang karena orang tuanya tak bisa menjemput" ucap Jungkook sambil menundukkan kepalanya

"Lagi-lagi Lisa yaa" batin Jimin dengan tersenyum miris

"Maafkan aku, aku pikir tadi aku bakal sampe tepat waktu ke sini, tapi aku lupa kalo tadi itu jam pulang kantor" ucap Jungkook lagi

Jimin hanya bisa diam, rasanya tak terima, lagi-lagi Lisa

"Maafkan aku, lagi-lagi aku menyakitimu" sesal Jungkook lagi

"Terima kasih Kook"

Jungkook bingung dengan perkataan Jimin. Heyyy.. memangnya ada pasangan yang sudah disakiti malah bilang terima kasih???

"Terima kasih sudah jujur padaku Kook, aku senang kamu tak berbohong padaku" ucap Jimin sambil memaksakan senyumnya

Jantung Jungkook serasa diremat, sakit, sesak, bagaimana bisa ia menikahi seorang malaikat, bahkan sudah berkali-kali terabaikan dan tersakiti tapi ia tetap bersikap seperti ini

"Kook aku mau bertanya sesuatu" ucap Jimin yang memecah keheningan diantara mereka

"Ya sayang? Ada apa?" Tanya Jungkook

"Kenapa waktu itu kamu mau menikahiku? Apa karena kamu kasihan sama aku waktu itu? Karena hidupku sangat miris? Batal nikah bahkan di hari H, lalu tak berhenti disitu, papah ku juga meninggal setelahnya, rasanya seperti Tuhan tak menyukaiku" Ucap Jimin

"Jangan berkata seperti itu sayang, aku menikahimu waktu itu, karena aku merasakan sesuatu, aku merasakan bahwa kau adalah orang yang tepat untukku" ucap Jungkook sambil menggenggam tangan Jimin

"Dan setelah beberapa hari ini kita menikah, aku menyadari, bahwa aku mencintaimu" ucap Jungkook tulus

Jimin hanya membalasnya dengan senyuman, Jimin tak tau haruskah ia percaya pada Jungkook? Haruskah ia percaya bahwa Jungkook mencintainya? Sedangkan ia selalu berada urutan prioritas dibawah Lisa. Jika dengan Jimin saja Jungkook merasa cinta, lalu apa perasaannya dengan Lisa yang selalu ia dahulukan?

Pelayan datang untuk menyajikan makanan yang sudah dipesan. Mereka makan dalam diam, tak banyak obrolan, sepertinya hubungan keduanya menjadi sedikit dingin dan canggung

Setelah selesai makan mereka juga langsung pulang, di dalam mobil dalam perjalanan pulang pun tak ada obrolan apa-apa, setelah sampai gedung apartemen mereka, Jimin berjalan menuju unit mereka mendahului Jungkook

Tentu saja Jungkook merasakan perubahan sikap Jimin ini, sungguh hatinya tak sanggup diabaikan Jimin seperti ini, ia ingin Jiminnya yang hangat dan juga perhatian padanya

Jimin bukan marah pada Jungkook, hanya saja ia tak tau harus merespon bagaimana dengan situasi ini, hal itu menyebabkan ia yang hanya diam saja

***

Jungkook sampai di kantor dengan keadaan buruk. Lihatlah dampaknya, baru saja satu malam ia diabaikan Jimin ia sudah seperti orang yang tak terurus. Otak Jungkook yang biasanya encer sekarang menjadi buntu. Sikap ramah yang biasa Jungkook tunjukkan entah sirna ke mana, bahkan sekarang ia mengeluarkan aura hitam tak bersahabat

Hal ini turut dirasakan oleh Jennie sebagai sekretarisnya. Jennie tadi hanya menyapa Jungkook seperti rutinitas biasanya, tapi hanya tatapan tajam yang ia dapat

"Oh Tuhan.. selamatkanlah hambamu hari ini" ucap Jennie pelan

"KIM JENNIEEE" teriak Jungkook dari dalam ruangannya

"Mati kau Kim" batin Jennie yang segera menghampiri bosnya itu

"Nde sajangnim? Ada apa?"

Jungkook menunjuk cangkir kopinya, tentu Jennie bingung, dia ini sekretaris bukan cenayang, mana bisa dia menebak apa yang dimaksud bosnya itu

"Kenapa kopi saya pahit" ucap Jungkook

"Ta-tapi tadi saya sudah menaruh gula seperti biasanya sajangnim" ucap Jennie

"Kalau tidak percaya silahkan kau cicipi" ucap Jungkook menyodorkan cangkir kopinya itu

Jennie dengan canggung mengambil sendok kecil untuk menyendok kopi itu, tak mungkin kan ia menyeruput dari cangkir itu

Setelah ia cicipi... sungguh Jennie bingung, apa bosnya ini sakit? Bahkan ini terlalu manis untuk Jennie

"Maaf sajangnim, tapi kopi ini sudah manis, bahkan terlalu manis untuk saya" ucap Jennie

"Ah benarkah? Mungkin hidup saya yang lagi pahit" ucap Jungkook sambil mendudukkan dirinya di kursinya dengan lesu

"Ndee??" Ucap Jennie yang bingung tapi juga kaget

"Lupakan.. kau bisa keluar"

TBC

How? (Jikook/Kookmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang