Kebenaran (2)

4.2K 312 17
                                    

"Mama, appa, eomma" ucap Jungkook

"I-ini be-benar Jimin?" Tanya Seokjin

Jungkookpun mengangguk membenarkan pernyataan eommanya

"Ta-tapi bagaimana bisa?"

"Jihoon menyelamatkan Jimin sebelum mobil itu meledak" Jungkook melirik Baekhyun

"Jihoon? Siapa dia?" Tanya Namjoon

"Mungkin mamah yang bisa menjelaskan" Baekhyun yang masih shock dengan adanya Jimin begitu tersentak karena bahunya disentuh Seokjin

"Ah i-iya, Jihoon adalah adik dari Jimin sekaligus saudara kembar Jimin. Dulu aku dan Chanyeol hidup sangat pas pasan dan aku melahirkan anak kembar, jadi aku dan Chanyeol harus merelakan salah satu agar mereka berdua bisa hidup dengan cukup. Jihoon di adopsi entah oleh siapa, dan aku tak pernah tau lagi kabarnya, tapi beberapa hulan lalu, Jihoon datang ke rumah" ucap Baekhyun sudah terisak pelan

"Ja-jadi aku punya adik?" Ucap Jimin pelan sekali, tetapi masih bisa didengar oleh semua orang yang ada di situ. Mereka sontak saja menengok ke arah Jimin, Jungkookpun langsung menghampiri Jimin, menenangkan suaminya itu yang masih kaget.

"Iya nak, maafkan mama dan papa mu yang tidak memberitahumu tentang ini ya.." ucap Baekhyun parau, lalu Baekhyun memeluk Jimin, ia merasa bersalah karena tak pernah mengatakan apapun

"La-lalu dimana Jihoon?" Tanya Jimin

"Jihoon tadi pagi kemari, tapi dia bilang kalau dia akan ada urusan pekerjaan selama 3 hari, jadi mungkin tak bisa kemari dulu" ucap Jungkook menjelaskan

Jungkook dapat melihat raut wajah kecewa dari Jimin. "Sudahlah sayang, tak lama lagi Jihoon akan kemari, hanya 3 hari saja" ucap Jungkook menenangkan

"Kami senang kau selamat Jimin" ucap Namjoon

"Iyaa nak, kau tau betapa gilanya Jungkook saat dia kehilanganmu. Heol!! Aku saja belum pernah melihat Jungkook seperti. Itu sangat mengerikan" ucap Seokjin kala membayangkan anaknya yang seperti mayat hidup

"Memangnya apa yang terjadi?" Tanya Jimin

"Jadi saat kamu kecelakaan, aku langsung ke rumah sakit, dari pihak rumah sakit mengatakan kalau dua korban tak selamat dan juga tak dapat teridentifikasi karena luka bakar sekujur tubuh. Aku sangat hancur..." Jungkook kembali mengingat saat-saat itu, ia menjeda ucapannya

"Tak perlu dilanjutkan Hubby, kamu bisa menceritakannya lain kali" ucap Jimin mengelus tangan Jungkook

"Tidak, aku bisa menceritakannya, lalu dokter butuh waktu untuk melakukan tes DNA. Saat tes keluar, dokter mengkonfirmasi bahwa itu adalah kamu. Tapi saat beberapa haru lalu aku menjenguk makam mu, aku mendengar orang menangis dan itu Jihoon. Akhirnya Jihoon memberitahu aku semuanya, bahwa sebelum mobil itu meledak anak buahnya dapat menyelamatkanmu" ucap Jungkook, semua orang di ruangan itu manggunt-manggut tanda mengerti

Tapi Jimin jadi mengingat sesuatu "H-hubby ba-bagaimana dengan uri aegi?"

Jungkook tersentak, ia belum menyiapkan kata-kata untuk menjawab pertanyaan yang satu ini. Dilihat dari ekspresi Jungkook, Namjoon bisa membaca bahwa mereka sudah kehilangan anggota termuda keluarga mereka.

"Kau harus kuat nak, aegi audah bahagia bersama Tuhan" ucap Namjoon, Jungkook menatap bingung kepada appanya, bagaimana appanya bisa tahu padahal belum ada yang tau selain ia dan Jihoon. Tapi Namjoon hanya membalas senyuman pada Jungkook

"Mianhe Sayang, aegi sudah pergi. Relakan ya.." ucap Jungkook menyisir lembut surai Jimin

"A-aegi, maafkan eomma tidak bisa menjagamu" ucap Jimin sudah menangis cukup kencang

"Ssshh... sayang jangan menangis" Jungkook memeluk Jimin untuk menenangkan suaminya itu

"Hubby, maafkan aku tak bisa menjaga uri aegi" sesal Jimin dan menatap Jungkook dengan mata yang penuh air mata

"Bukan salahmu Sayang, ini takdir Tuhan. Tuhan sangat sayang pada uri aegi, jadi Tuhan mau uri aegi bersamanya" ucap Jungkook, ia juga sebenarnya sangat sedih dan ingin menangis, tapi ia juga harus menguatkan suaminya yang rapuh

***

"Jungkook, Jimin, kami pulang ya, kalau ada apa-apa hubungi kami. Cepat pulih ya Jimin" ucap Seokjin dibalas anggukan dan senyuman oleh Jimin

"Ya eomma, hati-hati di jalan ya" ucap Jungkook

"Nak, mama pulang ya, nanti mama akan kemari lagi. Jaga kesehatanmu, kasihan Jungkook sangat tersiksa melihatmu sakit begini" ucap Baekhyun terkekeh melirik Jungkook

"Itu benar Ma, aku sangat sedih melihat Jimin seperti ini" ucap Jungkook ber api-api seperti mendapatkan dukungan

"Iya Ma, aku akan cepat sembuh" Jimin terkekeh melihat suaminya itu

"Cepat sembuh yaa" ucap Namjoon

"Nde Appa"

Mereka sudah pulang dan tinggal Jimin dan Jungkook saja dalam ruang rawat itu

"Sayang~ kamu tau? Aku sangat merindukanmu, dua bulan, sudah dua hulan aku tak mendengar suaramu, tak melihat matamu yang indah, sudah dua bulan aku tak bisa memelukmu serta menciummu" Jungkook berkaca-kaca mengatakan hal ini

Sungguh ia sangat merindukan suami mungilnya itu

"Maafkan aku ya Hubby, aku juga sangat merindukanmu" Jimin merentangkan tangannya ke arah Jungkook dan disambut dengan semangat oleh Jungkook

"Jangan tinggalkan aku lagi" ucap Jungkook dengan suara bergetar

"Aku tidak bisa berjanji, tidak ada yang tau masa depan, tapi kalau aku tak bisa disampingmu lagi, berjanjilah kamu akan hidup dengan baik dan bahagia" ucap Jimin

"Tidak tidakkk!! Aku tak akan pernah bisa hidup dengan baik dan bahagia bila tanpamu. Ayolah Sayang berjanjilah" Jungkook sangat takut kehilangan Jiminnya lagi

"Aku akan selalu berusaha untuk bisa selalu bersamamu Hubby"

"Kamu HARUS SELALU bersamaku" Jungkook mengeratkan pelukannya

"Sesakk Hubby" Jimin memukul pelan punggung Jungkook

Jungkook langsung melonggarkan pelukannya itu "Maaf Sayang, tapi kamu harus berjanji"

"Iyaa aku berjanji akan selalu bersamamu Hubby"

'Selama aku masih bernafas aku akan selalu bersamamu, tapi aku tak tau kapan nafas ini akan berakhir'

TBC

Yang komen dikit banget nihh di chapter sebelumnya ☹️☹️

Komen dong, jujur aja komen kalian bikin aku semangat buat nulis ceritanya.

Buat yang selalu komen, terima kasihh yaa 💜💜

How? (Jikook/Kookmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang