7. Different Affection

2.6K 330 5
                                    

Duduk di pagar pembatas atap sekolah, dengan matahari yang bersinar terang siang ini. Dengan wajah yang sudah amat memerah, dan juga beberapa butir keringat yang sudah membanjiri dahinya.

Rosè duduk sendiri di atap sekolah tanpa seorang pun yang menemaninya, bangkit dari duduknya menatap halaman sekolah dari atas atap. Hingga pandangannya tertuju pada seorang gadis yang sedang berdebat dengan ke dua orang tuanya.

"Eomma, appa. Aku baik-baik saja sekarang pulanglah" Gadis itu nampak memohon pada kedua orang tuanya.

"Kau sedang sakit, mari kita pulang. Appa akan mengurus surat izin mu"

Setelah rosè berjalan, menuju sisi kanan atap sekolah. Yang langsung tertuju pada pemandangan kota seoul, panas matahari semakin membakar kulitnya. Namun rosé sama sekali tidak peduli akan kulitnya yang bisa-bisa terbakar oleh teriknya matahari.

Menundukkan kepalanya sambil menatap taman sekolah, hingga seseorang memayungi nya menggunakan sebuah jas. Rosé membalikkan tubuhnya menatap seorang tersebut, ternyata itu merupakan jaehyun sang sahabat yang memayungi nya menggunakan jas seragam nya sambil tersenyum menatap rosé.

"Heis! Selalu saja mengacau!" Jaehyun terkekeh, meletakan jas seragam nya di atas kepala rosé, lalu duduk tepat di samping rosè berdiri.

"Sedang memikirkan nasib hidup mu?" Rosé melirik jaehyun, melempar jas miliknya tepat di wajah jaehyun.

"Kenapa kau kemari?" Jaehyun pun ikut menatap apa yang rosé tatap. Dengan sebuah senyuman manis di bibir nya.

"Tentu saja ingin menemani mu" Rosé hanya memutarkan bola matanya malas, kembali menatap taman sekolah.

Keduanya sibuk dengan kegiatan masing-masing, rosé yang nampak mulai bosan berdiam diri di atap sekolah kurang lebih 1 jam. Ia pun segera berjalan meninggalkan jaehyun sendirian di atas atap sekolah.

"Yak! Mau kemana kau mrs.kulkas? Aku baru saja sampai" Rosé mengacuhkan sahabatnya itu, dan hingga akhirnya membuat jaehyun pun turun dari pagar pembatas atap sekolah, Berlari mengejar rosé.

***

Hari ini jisoo seharian penuh tidak berjumpa dengan irene, entah kemana perginya gadis itu hingga tumbennya ia tak menghampiri jisoo di ruangannya. Jisoo pun merasa sedikit rindu dengan berbagai tingkah dari sang irene.

Segera bangkit dari duduknya, berjalan meninggalkan ruangannya. Dan segera menuju ruangan irene yang terletak di lantai 3. Berjalan melewati para orang yang berlalu lalang, akhirnya ia pun sampai di ruangan irene.

Hendak segera masuk tapi sangat di sayangkan pintu ruangan tersebut nampak terkunci, jisoo pun terpaksa untuk bertanya kepada salah satu perawat yang cukup ia kenal jika ia merupakan pendamping irene saat tengah bekerja.

"Eoh mina-ssi" Perawat yang bernama mina itu pun segera berjalan mendekat ke arah jisoo. Sedikit membungkuk kan tubuhnya, sambil memberi salam hormat.

"Nde? Dokter kim?" Tanya mina

"Apakah dokter irene tidak ada di ruangannya?" Mina sedikit tersenyum lalu segera ia membalas ucapan sang dokter kim yang berada di hadapannya.

"Nde, dokter irene sedang keluar ada janji makan siang bersama dengan keluarganya" Jisoo menganggukkan kepalanya paham, menepuk lembut pundak mina lalu permisi untuk kembali ke ruang kerjanya.

"Aish! Jika sedang di butuhkan dia tidak ada, tapi saat aku sedang tidak membutuhkannya selalu datang di hadapan ku" Oceh jisoo sambil berjalan dan tersenyum saat melewati pasien maupun perawat dan dokter di mari.

Different Affection✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang