Waktu terus berjalan, sudah hampir 1 minggu ini para saudarinya maupun kedua orang tuanya terus berkunjung ke penthouse nya. Sebenarnya sejak para keluarganya tau jika Rosé mengidap penyakit gagal ginjal kronis ini, ia di paksa untuk kembali ke mansion.
Namun Rosé tidak mau, mengingat jika ia susah senang ia di penthouse nya ini. Mana mungkin ia akan meninggalkannya begitu saja. Pagi ini ia kembali mendapati bengkak di kaki kanannya, namun untungnya ia masih bisa berjalan.
Namun sialnya pinggang nya kembali menimbulkan rasa nyeri hingga ke punggungnya, ia semakin tak mengerti dengan kondisi tubuhnya yang hari demi hari terus memburuk. Padahal ia selalu rutin melakukan cuci darah, bahkan porsinya kini di tambah menjadi 3 kali dalam seminggu, namun nampaknya tidak ada pengaruh apapun pada tubuhnya.
Pintu penthouse nya nampak terbuka, bel pun berbunyi otomatis saat pintu itu terbuka. Rosé pun mulai bangkit dari duduknya berjalan menuju ruang tengah, nampaklah kedua kakaknya dan juga kedua orang tuanya yang tengah berdiri tak jauh darinya dengan dua buah kue ulang tahun di tangan mereka.
Rosé bahkan tak ingat jika hari ini merupakan hari ulang tahunnya, senyuman terharu itu terukir di bibirnya. Jika tahun-tahun lalu ia hanya di rayakan oleh sahabatnya, dan hanya sebuah kado yang ia terima dari ketiga saudarinya dan ke dua orang tuanya. Kali ini nampak berbeda semuanya kini sudah berada di hadapannya dengan kue dan lilin yang menyala.
"Dimana Lisa? Dia juga harus meniup lilinnya"
Rosé sadar jika sang kembaran tidak ada di barisan itu, tapi mereka semua hanya tersenyum tanpa berbicara sedikit pun. Dan mulai lah mereka sedikit mengeserkan tubuh mereka, muncullah Lisa di balik tubuh kedua orang tuanya, dengan sebuah kotak kecil di tangannya.
"Selamat ulang tahun, Chipmunk Chaengie"
Rosé hanya tersenyum sambil meraih kotak kecil yang Lisa berikan, ia tau jika itu merupakan parfum favorit nya yang tidak ia terima saat fansign beberapa bulan silam.
"Gomawwo" Rosé memeluk erat tubuh Lisa, namun beberapa detik kemudian nampaknya Lisa mulai meminta sebuah kado dari Rosé dan mampu membuat semua orang tertawa.
"Waeyo? Aku hanya meminta kado dari Chaeng. Kenapa kalian tertawa?"
Rosé meraih lengan lisa, dan membawanya ke hadapan dua kue dengan lilin yang sudah menyala. "Berdoalah" Rosé mulai menyatuhkan kedua tangannya dan mulai menutup matanya, di ikuti dengan Lisa.
Lilin itu mati, semua nampak bersorak ria mendapatkan beberapa kecupan hangat di seluruh wajahnya membuat Rosé hanya tersipu. "Kalian bisa pulang, aku akan mengantar Lisa nanti" Jennie dan Jisoo dengan kompak menahan lengan Lisa yang terbawa oleh Rosé.
"Aku ikut!" Teriak mereka berdua bersamaan.
"Ini hari special ku dan Lisa, jadi biarkan kita menghabisi waktu berdua" Rosé kembali membawa Lisa menuju pintu penthouse.
Jennie hendak menyusul, namu di halang cepat oleh Taeyang. "Biarkan mereka bersenang-sengang" Jennie hanya menghela nafas nya kasar.
"Chaeyoung-ah! Kau tidak lupa--"
"Nee, kau tenang saja!" Teriak nyaring dari Rosé.
***
Air mata sudah membasahi sebuah bingkai foto, menampilkan seorang anak kecil yang tengah tertawa lepas di sana. Berkali-kali wanita yang tengah memandang sendu foto itu melontarkan kalimat maafnya.
"Selamat ulang tahun, untuk putri eomma. Cepat atau lambat Eomma akan mencarikan pendonor untukmu, agar kita bisa hidup bersama selamanya. Tolonglah bertahan lebih lama, eomma menyayangimu lebih dari apa pun. Tolong percayalah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Affection✔
Fanfiction"Hey, aku disini. Kalian melihat ku??" Park Chaeyoung "Chaeng, kemarilah" Kim Jisoo "Chaeng, mianhae..." Jennie kim "Kumohon chaeng kembali, aku membutuhkan mu. Mianhae" Lalisa manoban. Dahlah gak pandai buat deskripsi yang bagus, tapi intinya kaya...