25 menit berlalu dan ruangan ini hanya ada sebuah keheningan di antara Jennie, Lisa dan Rosé. Jennie dan Lisa hanya mampu memandang Rosé dari sofa ruang rawat mewah ini, tidak ingin menganggu Rosé yang tengah bercanda ria dengan seorang wanita di sisi ranjangnya.
Jennie sudah amat tak tahan dengan pemandangan di depannya, berdiri dari sofa itu lalu berjalan menuju Rosé yang sudah memandang dirinya. "Ahjumma!" Suara serak itu menyapa gendang telinga dari wanita yang bernama lee jiah itu.
"N-nde??"
Menghela nafasnya kasar, Jennie mulai menyilangkan kedua tangannya di dadanya. Menatap tajam kedua bola mata yang di mana pemiliknya jauh lebih tua dari dirinya.
"Chaeng, harus istirahat. Dan bisakah kau meninggalkannya?"
Rosé membulatkan bola matanya terkejut memandang Jennie, sungguh kakak satunya ini amat tidak sopan ia secara tidak langsung mengusir direktur utama agensi yang menaungi dirinya itu.
"Yak! Jennie-ssi, kau--"
"Arra, aku juga ingin kembali ke perusahaan ku. Mianhae jika menganggu kalian" Jennie hanya menganggukkan kepalanya.
Lee Jiah mulai bangkit dari duduk nya, berjalan menuju pintu ruang rawat ini. Dan saat lengannya hendak memegang knop pintu itu, dengan seketika pintu itu terbuka. Menampilkan sepasang suami istri paruh baya di hadapannya.
Cukup lama berdiam menatap dua pasang mata di hadapannya, Lee Jiah pun tersenyum sambil membungkukkan tubuhnya lalu pergi meninggalkan ruangan ini.
"Kenapa kau begitu tidak sopan mengusirnya dengan begitu saja?!" Teriak itu mampu mengembalikan alam sadar dari kedua pasang suami istri itu, yang dimana saat mereka hendak masuk ke dalam ruang rawat ini terpaksa terhenti saat berpapasan dengan Lee Jiah.
"Kau perlu istirahat, Park Chaeyoung!"
"Jinja?? Bukankah kau cemburu??"
Jennie memandang Rosé, tatapan itu Rosé sangat mengerti maksudnya. Itu sebabnya Rosé melontarkan kalimat seperti itu, karena sendari tadi ia sangat memperhatikan gerak gerik kakaknya satu ini.
"A-ani--"
"Syukurlah, jika begitu selepas aku keluar dari tempat ini. Aku akan--"
"Nee!! Aku cemburu melihat kedekatan mu dengan ahjumma itu! Puas??!" Rosé hanya tersenyum lalu kembali merebahkan tubuhnya.
Tapi tak lama senyuman itu luntur saat mendapati dua orang sosok sepasang suami istri paruh baya yang sudah berdiri tepat di sisi ranjangnya, hanya memandang sekilas keduanya lalu ia kembali menatap jendela kaca lebar yang kebetulan tak jauh dari ranjangnya.
"Gwaenchana?"
Suara berat itu menyapa Rosé, ia hanya menganggukkan kepalanya pelan tanpa berniat untuk menjawab ucapan itu atau pun menatap lelaki paruh baya yang sudah memberinya elusan lembut di puncak kepalanya.
"Chaenyoung-ahh, kenapa kau tak pernah memberi tau eomma tentang penyakit ini eoh?. Kau tau, ini bukan penyakit biasa"
Rosé memutarkan bola matanya jengah, kali ini ia benar-benar amat malas untuk berdebat. "Aku lelah, lagian semuanya sudah terjadi dan aku hanya tinggal menunggu ajalku. Aku ingin tidur do'a kan saja esok pagi aku masih bisa memandang wajah kalian"
Semua yang berada di ruangan ini hanya memandang Rosé yang sudah tidur membelakangi kedua orang tuanya itu. Mereka hanya saling bertukar pandangan hingga, akhirnya kedua bola mata coklat itu mulai tertutup rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Affection✔
Fanfiction"Hey, aku disini. Kalian melihat ku??" Park Chaeyoung "Chaeng, kemarilah" Kim Jisoo "Chaeng, mianhae..." Jennie kim "Kumohon chaeng kembali, aku membutuhkan mu. Mianhae" Lalisa manoban. Dahlah gak pandai buat deskripsi yang bagus, tapi intinya kaya...