Tak terasa kini hari sudah sore, langit yang biru sekarang berubah menjadi orange. Sendari pagi tadi rosé terus di latih di sebuah ruangan yang cukup besar, hanya ada 5 orang di dalam ruanga itu termasuk dirinya. Akhirnya kini rosé di perbolehkan untuk pulang ke apartemennya.
Namun karena sang manager sedang ada urusan, jadi ia harus menunggu sendirian di ruangan itu. Saat tengah sibuk bermain ponselnya tiba-tiba seorang namja datang menghampiri nya sambil memberi 1 botol air mineral dan juga sepotong sandwich.
Rosè mendongak menatap namja tersebut, lalu ia menerima pemberian namja itu. "Gomawwo" Ujar rosé yang di balas anggukan kepala dari namja itu.
Namja itu pun ikut duduk di samping rosé, rosé nampak mulai jengah hingga akhirnya ia mencari nomor seseorang di sana lalu menelponnya. Namun sialnya nomor yang ia tuju nampak tidak aktif membuat rosé semakin merasa kesal.
"Kau tidak sesak menggunakan masker?" Rosé menatap namja yang berada di sampingnya, mata mereka nampak tertuju hingga cukup lama mereka bertatapan membuat rosé akhirnya mengahlikan pandangannya.
"Tidak" Namja itu cukup terkejut mendengar nada bicara rosé yang sangat singkat dan padat itu. Lagian jika pipi dan sudut bibir rosé tidak robek, mana mau ia mengenakan masker seperti ini.
"Suara mu bagus, aku salut dengan mu yang bisa bernyanyi dengan masker yang menutupi wajah mu" Rosé menghela nafasnya.
"Hm, berarti aku tidak butuh waktu yang lama untuk debut" Namja itu menganggukkan kepalanya, sambil mengaruk tukuknya yang tak terasa gatal itu.
"Mari berteman" Namja itu mengulurkan tangannya hendak berjabat tangan dengan rosé, namun rosé nampak tak membalas jabatan tangan namja itu.
"Kita sudah berkenalan tempo hari, eunwoo" Namja yang bernama eunwo itu, nampak tersenyum kikuk. Lalu menarik lengannya sambil mengelus-elus lembut.
"Hm, apakah kita boleh bertukar nomor telfon?" Sendari tadi eunwo berbicara menghadap rosé dan menatapnya, tapi tidak dengan rosé yang memilih untuk memandang ke arah cermin besar yang berada di hadapannya.
"Untuk apa? Ponsel ku hanya menampung nomor orang yang menurutku penting" Ujar rosé lalu bangkit dari duduk nya, saat mendapati sang manager yang baru saja masuk ke dalam ruangan itu dengan sebuah kantong belanja di tangannya.
"Kenapa ponsel mu tidak aktif?" Tanya rosé the point, sedangkan manager itu hanya memberikan kantong belanja itu ke hadapan rosé. "Apa ini?" Lanjut rosé sambil menatap kantong belanja itu.
"Tadi saya keluar untuk mencari makanan untuk nona rosé, saya tidak tau apa makanan kesukaan nona rosé jadi saya membelikan ramen dan soju" Rosé menghela nafasnya kasar, tanpa berniat untuk mengambil kantong belanja itu.
"Kau ingin membunuhku? Aku tidak bisa meminum alkohol, aku akan mengambil ramennya. Dan soju nya kau berikan saja pada pria di belakang ku" Rosé pun segera berjalan meninggalkan ruang ini.
Sang manager pun dengan segera memberikan sebotol soju pada eunwo, eunwo hanya menatap bingung. Saat manager rosé hendak menyusul kepergian rosé, dengan gerak cepat eunwo menahan erat pergelangan tangan manager rosé.
"Apa dia memang seperti itu?" Sang manager hanya menganggukkan kepala nya pelan. "Kenapa ia tak mau membuka maskernya?" Manager itu hanya mengangkat kedua bahunya tanda tak tau.
"Tadi saat saya menjemputnya, terdapat luka di sudut bibirnya dan juga keadaan pipi yang sedikit bengkak. Mungkin saja nona rosé mengunakan masker itu untuk menutupinya" Eunwo menganggukkan kepala nya pelan, menepuk pelan pundak manager itu lalu berjalan meninggalkan ruangan ini, yang di buntuti oleh manager rosè dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Affection✔
Fanfiction"Hey, aku disini. Kalian melihat ku??" Park Chaeyoung "Chaeng, kemarilah" Kim Jisoo "Chaeng, mianhae..." Jennie kim "Kumohon chaeng kembali, aku membutuhkan mu. Mianhae" Lalisa manoban. Dahlah gak pandai buat deskripsi yang bagus, tapi intinya kaya...