Brakk~
Suara bantingan pintu itu terdengar amat kuat, air mata sudah mengalir deras di pipi yang sudah memerah itu. Memandang pantulan dirinya di kaca besar di meja rias itu, lalu dengan segera ia menghapus kasar air matanya itu dengan kasar.
"Aku tidak membutuhkan mereka, heish! Bodoh sekali aku meneteskan air mata ku!" Bibir nya mungkin berkata seperti itu.
Tapi hatinya?, bahkan ucapan hatinya sangat jauh berbeda dengan kalimat yang baru saja terlontar dari bibirnya. Jika hatinya memiliki mulut mungkin ia akan melontarkan kalimat, jika ia sangat membutuhkan mereka, sangat rindu dengan mereka.
Rosé mengelus lembut pipi bulat nya sambil tersenyum miring, "Eoh? Kalimat sapaan seperti apa tadi?" Gumamnya.
Setelahnya ia meraih kursi yang terletak tak jauh dari tempat ia berdiri, sebelum ia duduk di kursi itu Rosé nampak menelan 2 butir obat penenang. Lalu menatap wajahnya di cermin yang berada di hadapannya.
Seketika Rosé tersenyum, dan tak lama rasa kantuk mulai menyelimutinya. Ia pun mulai terlelap di sana, dengan kepala yang yang sudah tergeletak di meja yang nampak penuh dengan berbagai macam alat make up.
25 menit berlalu, Rosé masih setia dengan kondisi tidurnya. Dan sama sekali tidak berniat untuk berpindah dari posisinya. Saat tengah tengan tertidur tiba-tiba suara nada panggilan menyapa gendang telinganya.
Dan mulai membuatnya sedikit terganggu, "Kenapa di saat aku ingin bersantai selalu saja di ganggu!" Sedikit mengoceh dengan segera Rosé menjawab panggilan itu.
"Yeoboesyo"
"Rosé-ya, heish! Kau baru saja naik daun dan kini kau sudah membuat sebuah masalah yang cukup rumit!"
Rosé sama sekali tak peduli, lagian ia masih amat ngantuk. Ia pun mulai beranjak dari duduknya dan segera menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang empuk miliknya. Dengan ponsel yang masih ia tempelkan di telinganya.
"Aku tak mengerti maksud mu sangjanim, bicaralah dengan jelas"
"Aigooo, lihatlah berita. Kini semua media bahkan orang sedang membicarakan mu tentang vedio yang tersebar saat acara fagnsing mu selesai tadi"
Rosé membuka satu matanya, meraih remote tv yang terletak di meja nakasnya. Lalu seketika televisi yang tadinya tidak menyala seketika menyala, dan langusng di sambut oleh sebuah berita.
Awalnya Rosé nampak biasa saja bahkan tak tertarik mendengarkan seorang yang berbicara di dalam televisi nya itu. Hingga sebuah nama tersebut di dalam sana, hingga mampu membuat Rosé langsung membuka kedua matanya.
Duduk menatap televisi yang sudah menampilkan sebuah video pertengkaran dirinya tadi, cukup lama Rosé termenung melihat berita itu hingga suara dari seberang sana mampu memecahkan pikiran yang melayang itu.
"Segeralah datang ke agensi, putri kedua dong young-be sudah menunggu mu untuk menyelesaikan masalahnya secara kepala dingin"
"Tidak! Aku tidak mau. Bilang padanya jika aku sedang sibuk"
Rosé pun mematikan panggilan itu, melempar ponselnya ke arah meja rias nya. Dan membuat beberapa barang yang terletak di sana jatuh berantakan. Rosé pun menarik selimutnya lalu segera masuk ke dalamnya.
Saat hendak memejamkan kembali matanya, ponsel nya kembali berbunyi. Dan kali ini Rosé nampak amat kesal, terlebih tidurnya yang sempat terganggu beberapa menit yang lalu.
Rosé segera beranjak, berjalan dengan amat kesal lalu meraih ponselnya yang sudah sedikit retak di layar nya akibat ia lempar tadi. "Sudah kubilang aku tidak mau! Bilang--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Affection✔
Fanfiction"Hey, aku disini. Kalian melihat ku??" Park Chaeyoung "Chaeng, kemarilah" Kim Jisoo "Chaeng, mianhae..." Jennie kim "Kumohon chaeng kembali, aku membutuhkan mu. Mianhae" Lalisa manoban. Dahlah gak pandai buat deskripsi yang bagus, tapi intinya kaya...