30. Different Affection

2.1K 275 36
                                    

Ponsel dengan warna hitam itu tidak pernah lepas dari genggam seorang Jennie Kim dan Kim Jisoo. Sendari tadi keduanya nampak menghubungi nomor seseorang namun tidak kunjung mendapatkan balasan, mengingat sekarang sudah hampir jam 11 malam.

Cuaca nampak mulai gelap, angin mulai bertiup deras dapat di rasakan oleh kedua gadis berdarah taeyang itu. Jisoo melihat ke arah halaman depan mansion, tidak ada tanda-tanda lisa maupun Rosé yang memasuki halaman mansion. Padahal nampaknya akan turun hujan.

"Unnie, bagaimana jika kita--"

Sebuah mobil sedan berwarna hitam, mulai terpakir tepat di halaman mansion. Jisoo dan Jennie pun bergegas keluar untuk menyambut kedua adik mereka, tidak lebih tepatnya menginterogasi keduanya.

"Kenapa kalian baru pulang?"

Benar saja, baru beberapa detik lisa dan Rosé menginjakan kaki mereka di teras mansion ini. Jennie dengan segera melontarkan pertanyaan yang membuat Rosé sangat engan untuk menjawab nya.

"Jika begitu aku permisi ingin pulang" Rosé hendak meninggalkan tempat ini.

Tapi lengan Lisa menahan pergerakannya, Rosé hanya memandang wajah Lisa yang seakan memberikan sebuah isyarat. "Menginaplah, sepertinya hujan akan turun" Rosé mendongak melihat beberapa awan hitam yang sudah siap meluncurkan air.

"Aku akan tetap pulang, masuklah"

"Chaeyoung-ah, menginaplah. Jika hujan jalan akan licin, terlebih jalan menuju penthouse mu yang amat rawan akan kecelakaan"

Akhirnya Rosé pasrah, sudah cukup lisa dan Jisoo yang melontarkan kalimat mereka. Jangan sampai Jennie ikut melontarkan kalimatnya jika tidak maka Rosé mungkin akan bertengkar dengannya mengingat keduanya yang sangat keras kepala.

"Tidak adil sekali, kenapa hanya lisa yang kau bawa?" Rosé hanya menghela nafasnya sambil berjalan menuju anak tangga untuk segera beristirahat, saat merasakan lelah yang begitu melanda.

"Besok giliran mu, dan besoknya giliran Jisoo eonnie. Aku ingin istirahat dulu, eoh"

Rosé dengan segera masuk ke dalam kamar miliknya yang sudah 1 tahun lebih tidak ia tempati, semua tampak sama hanya saja terdapat perubahan pada lemari pakaiannya.

Rosé sudah tau, pasti lemari itu sudah rusak akibat jisoo yang menghancurkannya demi sebuah amplom hasil kesehatannya. Tanpa berniat untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu.

Rosé dengan segera menghempaskan tubuhnya ke ranjang empuk itu, dan mulai memejamkan matanya. Sedangkan Jennie dan Jisoo nampak membongkari seluruh barang yang Lisa bawa.

Semua nampak sederhana, namun saat melihat beberapa cetakan foto lisa dan Rosé. Jiwa iri Jennie kembali muncul, jika saja ia memaksa untuk ikut pasti ia akan ikut berpose konyol seperti yang keduanya lakukan.

"Kau tau eonnie, hari ini aku sangat berterimakasih pada tuhan karena bisa membuatku amat senang" Jisoo memandang Lisa bingung, tidak biasanya adik bungsunya itu akan berterimakasih pada tuhan. Mau sesenang apapun dia.

"Kau berterimakasih pada tuhan? Bukankah kau akan berterimakasih pada orang yang sudah membuat mu senang??"

Lisa merebahkan tubuhnya, tersenyum manis sambil memandang langit-langit kamarnya. "Aku sudah melakukannya, tapi Chaeng tak mau menerima ucapan terimakasih ku. Dia bilang berterimakasihlah pada tuhan, lalu aku di seretnya ke gereja untuk berdo'a" Tidak heran jika Rosé menyeret Lisa ke gereja, sebab meraka tau jika Rosé merupakan umat yang taat dan rajin beribadah, tidak seperti mereka, dan mereka mengakuinya.

Different Affection✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang