"Kau tau, orang kaya akan berfikir jika semua yang ada di dunia ini dapat mereka beli dengan uang. Tapi ingat kalimat ku, jika kau membutuhkan sesuatu yang mungkin tidak bisa kau beli menggunakan uang. Pergilah kemari dia selalu ada untuk umatnya"
Kalimat itu masih terngiang-ngiang di kepala Lisa, sekarang sepertinya lisa membutuhkan sosok yang di maksud dari kalimat itu. Sudah hampir 2 jam, tapi Lisa masih nampak setia menutup kedua mtanya, seraya menyatuhkan kedua tangannya.
Sekarang ia sangat membutuhkan bantuan dari tuhannya, ia membutuhkan sebuah mukjizat untuk kesembuah Rosé. Ia sangat membutuhkan pertolongan nya, pagi tadi Rosé kembali mengalami kejang, dan detak jantungnya yang begitu lemah.
Mulut mungil itu tak kunjung diam, hampir 2 jam lebih selalu mengucapkan sebuah kalimat. Namun entah apa isi dari do'a Lisa. Setetes air mata mulai mengalir pelan dari sudut mata itu, dan tak lama sebuah pelukan hangat menyelimuti dirinya dari belakang.
Aroma yang tidak asing menurut Lisa, dan tentu ia tau siapa orang yang sedang memeluk dirinya ini. "Kau disini? Semua orang memcari mu" Nafas yang lembut itu mulai menyentuh leher putih milik Lisa.
"Eonnie... apakah Chaeyoung akan segera pergi meninggalkan kita semua?" Jisoo terdiam.
Ia tak tau harus berbicara apa, kondisi Rosé saat ini memang tak memungkinkan untuk sembuh. Bahkan sampai detik ini pun, tidak ada seorang pendonor yang cocok dengan Rosé.
"Apa yang kau bicarakan, sayang. Chaeyoung akan selamanya berada di sisi kita. Dan unnie janji akan membuatnya sembuh, meskipun eonnie hidup dengan satu ginjal"
Tangisan dari Lisa sudah pecah, di antara semuanya Lisa lah yang paling lemah. Dan wajar saja ia sangat takut untuk kehilang Rosé, walupun ia tau jika Rosé bukan saudari kandungnya.
"Kajja! Kita pulang, kau harus istirahat" Jisoo mengenggam lembut pergelangan tangan Lisa, dan membawanya keluar dari bangunan ini.
***
"Kudengar kau ingin mendonorkan salah satu ginjal mu untuk Chaeyoung?" Park Min Young mendongak menatap wanita paruh yang sudah menatap dirinya itu.
Padahal ia sudah menyuruh dokter song yang menangani putrinya itu untuk merahasiakan identitas nya, tapi kenapa wanita di hadapannya ini tau rencananya?
"Min young-ssi??"
Beberapa kali mengedipkan matanya akhirnya ia pun mau untuk memberi tau rencananya yang hendak menjadi pendonor untuk Rosé. "Hm, lagian aku masih bisa hidup walau dengan satu ginjal"
Min hyo ri meletakan cangkir kopi nya, mengehela nafasnya sejenak lalu mulai mentap serius, wanita yang cukup muda dari dirinya. "Kau tau, kau akan memiliki beberapa larangan saat--"
"Tidak apa, asalkan putriku bisa kembali sembuh. Masa depannya masih panjang, jadi aku sungguh tak keberatan untuk semuanya. Tolong rahasiakan ini dari siapapu, kumohon" Min hyo ri menghela nafasnya sejenak.
Meraih kedua tangan yang saling mengaruk gusar itu, mendok sejenak menatap wanita yang sempat menghancurkan rumah tangganya itu. "Hm, gomawwo sudah mau berjuang untuk Chaeyoung. Maaf aku belum bisa menjaganya dengan baik"
Genggaman itu terlepas, Park Min Young kali ini ia yang mengenggam lembut lengan wanita paruh itu. Ia tak menyangka jika wanita di hadapannya ini jauh dari apa yang ia pikirkan. "Ani, kau melakukan yang terbaik. Dan aku ingin jika seandainya aku tidak bisa bertahan lebih lama, aku ingin menitipkan Chaeyoung pada mu eonnie. Tolong jaga dia"
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Affection✔
Fanfiction"Hey, aku disini. Kalian melihat ku??" Park Chaeyoung "Chaeng, kemarilah" Kim Jisoo "Chaeng, mianhae..." Jennie kim "Kumohon chaeng kembali, aku membutuhkan mu. Mianhae" Lalisa manoban. Dahlah gak pandai buat deskripsi yang bagus, tapi intinya kaya...