34. Different Affection

1.9K 281 48
                                    

Entah sudah berapa lama Jennie duduk di kursi taman ini, bahkan matahari yang tadinya terang menerang kini, sudah berada di ujung sana yang hendak tengelam.

Semenjak kebusukan ayahnya itu terbongkar, Jennie sangat enggan untuk bertemu ayahnya dan juga Rosé. Entah mengapa ia menjadi sedikit membenci Rosé saat menginggat status adiknya itu.

Tapi Jennie juga tak bisa berbohong pada perasaannya jika ia sangat mengkhawatirkan kondisi Rosé.  Terlebih beberapa keluarga dan saudarinya yang mengirimkan pesan singat untuknya.

Lili 🐥💛
Jennie, unnie. Dimana kau? Saat ini Chaeng sedang membutuhkan mu.
-17:10 KST.

Lili 🐥💛
Eonnie apa kau masih marah?, kumohon hentikan lah marah mu. Sekarang Chaeng sedang dalam keadaan yang sangat buruk.
-17:14 KST.

Jisoo eonnie🐰
Jennie-ya, Chaeyoung tadi sempat pergi dari kita. Bahkan ia mengalami ensefalopati uremikum, dan kejangnya akan sering terjadi. Jika terus seperti ini kita harus siap untuk kehilangannya, apakah kau masih tak berniat untuk menemuinya? Sebelum semuanya terlambat.
-17:30 KST.

Itu hanya beberapa pesan singkat yang ia terima. Jennie, sangat ingin bertemu Rosé tapi ia takut tak bisa mengontrol amarahnya. Menghela nafasnya sejenak, ia pun segera segera membalas pesan singat yang Jisoo. Kakak sulungnya itu kirimkan padanya.

Aku akan segera kesana
-17:35 KST.

Jennie bangkit dari duduknya, berjalan menuju sebuah mobil mewah yang terpakir tak jauh dari dirinya. Kali ini Jennie harus bisa berfikir dewasa, jika ini bukan kesalahan Rosé. Melainkan kesalan sang ayah, tapi Jennie masih sedikit tak bisa menerima semuanya.

***

Sendari tadi hanya ada keheningan yang tercipta antara Park Min Young dan dokter yang bermargah song itu. Sendari membicarakan soal donor ginjal tadi, keduanya hanya terdiam hening tak bergema.

"Kau yakin, ingin mendonorkan ginjal mu?" Suara berat milik dokter Song mulai mengema di telinga Park Min Young.

"Hm, apapun itu asalkan putriku bisa sembuh"

Dokter Song menanggukkan kepalanya paham, walaupun ada seorang perawat yang memberi tau dirinya perihal Rosé yang tak ingin menerima seorang pendonor dari keluarganya sendiri.

Tapi nampaknya keputusan Park Min Young jalan satu-satunya, untuk kesembuhan Rosé. "Kau hanya perlu, merahasiakan identitas ku di hadapan Chaeyoung"

"Hm, besok kita mulai pemeriksaan kecocokan ginjal mu dan Chaeyoung. Tapi jika memang benar-benar cocok, kita tidak bisa langsung melakukan operasi nya. Setidaknya menunggu kondisi Chaeyoung stabil" Park Min Young bangkit dari duduk nya, sedikit memberikan salam hormat lalu pergi meninggalkan ruang khusus dokter Song.

Sendari ia berjalan melewati orang yang berlalu lalang di jalan, ia hanya termenung. Entah apa yang sedang ada di pikiran wanita paruh itu. Hingga sampailah ia ke sebuah ruangan yang cukup ramai di kursi tunggu.

Ya, semenjak Rosé mengalami kejang. Semua keluarga dan kerabatnya masih setia berada di gedung berbau obat-obatan ini. Terlebih saat mereka mengetahui detak jantung Rosé yang sempat berhenti.

Ia hanya melirik sejenak beberapa orang yang duduk di depan ruang ICU ini, mulai meraih knop pintu sebelum sebuah tangan memberhentikan gerakannya. "Jennie, sedang menjenguk Chaeng. Bisakah kau memberinya privasi?" Park Min Young, menoleh kearah sebuah suara yang menyapa gendang telinganya.

Different Affection✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang