15. Different Affection

2.6K 342 72
                                    

Terbangun dari tidurnya, jisoo sedikit merasa sangat senang karena ia akhirnya dapat tidur bersama dengan rosé. Padahal ia selalu tidur dengan cukup tapi entah mengapa hari ini ia merasa sangat nyenyak dan nyaman.

Saat melirik ke sebelahnya hendak membangunkan rosé, alangkah terkejutnya jisoo mendapatkan sosok lisa yang masih setia memejamkan matanya. "MWO?! kalian tidur di mari juga??" Teriak jisoo saat mendapatkan bukan hanya lisa saja yang berbaring di ranjang ini, melainkan juga terdapat jennie.

Karena suara yang melengking jennie dan lisa pun terkejut dan segera duduk walaupun mata mereka masih sangat engan terbuka. "Sejak kapan kalian berada di mari?" Jennie hanya menguap lebar, sedangkan lisa masih sibuk mengusap kedua matanya.

"Sejak hujan turun" Jisoo hanya mampu menghela nafasnya kasar.

"Dimana chaeng?" Jennie dan jisoo melirik tempat dimana tadi malam rosè berbaring. Namun di sana tidak ada apapun selain sebuah sticky note berwarna pink yang tertempel pada bantal.

Jisoo pun meraih sticky note itu lalu membacanya. 'Selesai bangun segera bereskan tempat tidur ku, jangan sampai masih berantakan saat aku pulang. Setelahnya segera keluar dari kamar ku, dan jangan menyentuh barang-barang ku terutama kucing nakal itu J'. Jisoo hanya mampu terkekeh saat mendapati kalimat kucing nakal disana.

"Siapa yang ia maksud kucing nakal?!" Ucap jennie dengan nada yang sedikit tinggi.

"Tentu saja kau, jika orang memanggil ku dengan panggilan Ji, sedangkan kau J. Tidak mungkin bukan itu lisa?" Jennie merebut sticky note tersebut dari tangan jisoo.

Meremasnya kuat hingga sudah terbentuk menjadi sebuah bola kertas, jennie pun segera melemparkan nya ke sembarang arah. "Yak!! Dasar bocah nakal! Beraninya ia mengejekku kucing nakal!, lihat saja jika ia sudah pulang" Ujar jennie sambil mengepal kedua tangannya geram.

"Sudahlah, setidaknya ia memiliki nama panggilan sayang untuk mu. Ayo segera kita bereskan kamar ini" Semua beranjak dari ranjang kamar rosé.

Jennie nampak mengambil satu persatu bantal yang berserakan di lantai, sedangkan jisoo ia mulai merapihkan ranjang. Lisa? Ia nampak berjalan mengendap-endap untuk keluar dari kamar rosè, namun gerakannya hanya sia-sia jennie memiliki penglihatan yang amat tajam, dan wajar saja rosé menyebut dirinya sebagai seekor kucing.

"Mau kemana kau, lalice-ssii" Lisa menghentikan langkah kakinya, menatap jennie sembari tersenyum.

"Hari ini hasil ujian sudah keluar, dan aku baru ingat. Mianhae karena tak bisa membantu" Setelah selesai mengucapkan kalimat itu lisa pun segera berlari meninggalkan kamar rosé.

"Yak! Lisa-ya!"

Tak berapa lama jisoo dan jennie pun sudah selesai merapihkan tempat tidur ini. Jisoo hendak berjalan keluar namun lengannya di tahan oleh jennie. "Wae??" Tanya jisoo bingung.

"Aku masih curiga jika chaeng masih menyimpan lebih banyak obat penenang di mari" Jisoo hanya berdiam. "Mari kita periksa" Lanjut jennie.

"Tapi--"

"Ia tidak akan tau" Jisoo menganggukkan kepala nya setuju. Jennie segera berjalan menuju lemari pakaian milik rosé dan juga beberapa laci meja belajar, meja rias. Sedangkan jisoo berjalan menuju meja nakas, dan kamar mandi.

Jelang beberapa menit, keduanya dengan serempak menggelengkan kepala mereka. "Ia cukup cerdik untuk mengunci lemari pakaiannya" Jisoo mengangguk.

"Bahkan dengan laci meja nakas nya, tapi sepertinya ia tidak menyimpan lebih. Karena tadi malam ia nampak tak meminum obat itu" Lirih jisoo.

Different Affection✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang